Jakarta, 22 Mei 2010. Semua pembina menyadari kalau pembinaan usia dini sangat penting sekali, tetapi sangat minim sekali dipraktekkan secara benar. Pemikiran Martina Widjaja selaku Ketua Umum PP Pelti untuk mulai membina atlet usia 8-12 tahun juga seharusnya mendapatkan perhatian semua pihak.
Kebetulan saya dimintakan sebagai pelaksana Youth National Training Camp melihat secara langsung kesalahan kesalahan atlet disebabkan pembinaan dilakukan oleh pelatihnya sudah melenceng dari cara kepelatihan masa kini. Maklum saja penyebaran pengetahuan tenis kepelatih di Indonesia masih belum merata, masih terfokus di pulau Jawa. Diberikannya contoh beberapa kesalahan selama ini. Mayoritas anak anak Indonesia usia 8-10 tahu ini postur tubuhnya kecil berbeda dengan Eropa. Dengan menggunakan bola normal, atlet tersebut dengan susah payah memukul asal bisa kembali tetapi dengan cara atau metode yang salah. Jika ini dibiarkan maka sampai dewasapun atlet tersebut tetap lekukan kesalahan walaupun bola itu masuk. Kemudian dengan menggunakan bola lembut (75%) ternyata pengembalian bolanya sesuai dengan teori kepelatihan.Disinilah dibutuhkan kejelian pelatih terhadap atletnya.
Belum lagi atlet usia 12 tahun menggunakan raket mid-size, juga merupakan kesalahan besar, apalagi bagi anak usia 10 tahun kebawah.
Nah menyadari hal ini alangkah baiknya, setiap daerah sudah harus bisa melakukan perubahan bentuk kepelatihan, dikhususkan kepada usia muda.
Jika kita melihat adanya PAL kemudian berubah menjadi PRIMA dengan berbagai fasilitas diberikan Pemerintah, tentunya dengan harapan akan mendapatkan hasil cukup besar. Memang selama ini untuk cabang cabang olahraga dengan targetnya mendapatkan medali emas dimulti event. Berbeda dengan tenis, atlet tenis tanpa fasilitas tersebut seharusnya sudah tetap berlatih karena mempunyai target meningkatkan peringkatnya berarti meningkatkan prestasinya. Tidak ada alasan bagi petenis mengeluh belum turun dana latihannya sehingga menurun program latihannya. Ingat tenis itu olahraga individual, dan targetnya bukan dimulti event tetap ada yang lebih besar lagi. Yang paling penting adalah menaikkan peringkat dunianya. Makin tinggi peringkat dunianya otomatis makin besar koceknya didapat dari turnamen turnamen internasional. Belum lagi dengan income bisa didapatkan dari sponsor sponsornya. Saat ini belum ada sponsor yang mau melirik atlet tenis, karena nilai jualnya sangat rendah. Kenapa? Karena prestasinya sangat rendah, sehingga sponsorpun segan meliriknya.
Apakah sebaiknya juga Pemerintah mulai melirik kepada atlet usia muda dengan target suatu multi event 4-8 tahun mendatang. Bisa dibayangkan untuk atlet 10 tahun diproyeksikan 8 tahun mendatang maka usianyapun masih muda yaitu 18 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar