Jakarta, 3Mei 2010. Kejadian yang mengejutkan sewaktu tim tenis Junior Davis Cup (KU 16 tahun ) berlaga di Kuching Malaysia yaitu salah satu petenis Indonesia terlambat datang kelapangan sehingga dikalahkan oleh Referee sehingga tim Indonesia kalah 0-2 dari China.
Oleh pelatih Suharyadi dalam laporannya ternyata bukan kesalahan atlet tersebut karena ada miskomunikasi antara pelatih Suharyadi dengan penyelenggara.
Disaat petenis Indonesia turun dipertandingan kedua kedudukan angka menunjukkan 4-1 kemudian turun hujan sehingga pertandingan ditunda, dan Referee langsung umumkan untuk kembali istrahat di Hotel, dengan catatan kalau akan dipanggil jikalau hujan sudah berhenti dan lapangan sudah kering untuk dipertandingkan.
Ternyata panitia sudah mencoba hubungi kamar pemain yang menurut laporan Suharyadi mereka tidak menerima telpon dari penyelenggara. Tim Indoensia semu menunggu dikamar hotel istrahat sambil menunggu telpon panpel.
Akhirnya Suharyadi selaku penangung jawab langsung protes karena diberitahu kalau sudah dinyatakan kalah (w.o) Tetapi protes tidak digubris.
Ini hanya masalah komunikasi antara pelatih dengan penyelenggara. Tidak tahu siapa yang salah tetapi pelatih Suharyadi sudah menyampaikan maafnya ke PP Pelti karena kejadian tersebut. Yang jadi pertanyaan , apakah masalah komunikasi seperti ini menjadi kendala sedangkan di era TI saat ini sebenarnya tidak boleh terjadi. Tetapi sudah terjadi peristiwa ini yang sulit diulang lagi.
Justru itu menjadi pelajaran menarik bagi penanggung jawab tim jika keluar negeri sudah harus bisa mengatasi permasalahan seperti ini yang diluar dugaan.
Setelah Junior Davis Cup, langsung ditempat yang sama diselenggarakan Junior Fed Cup. Ada kejadian menarik yang saya dengar kalau salah satu orangtua petenis tim Jr Fed Cup Indonesia sempat kena jambret sewaktu berjalan di Kuching. Sayapun tidak bertanya apa yang hilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar