Jakarta, 15 Maret 2012. Sirkuit Tenis Nasional sedang berlangsung di Bandung, tepatnya di lapangan tenis Taman Maluku. Baru kali ini terjadi babak kualifikasi 3 hari yaitu mulai Minggu sampai Selasa. Alasannya adalah minimnya lapangan yang ada. Di Taman Maluku ada 4 lapangan sedangkan pertandingan ada 4 events yaitu tunggal putra, putri dan ganda putra dan putri. Pesertanya lebih banyak putri di Bandung dibandingkan Jakarta. Nah, disini dibutuhkan kejelian mengatur jadwalnya.
Karena prinsip saya mengoptimalkan sarana yang ada dan menefisienkan dana yang tersedia. Karena sudah kebiasaan saya buat turnamen dengan dana yang minim. Ini tidak semua rekan saya mau mengerti karena sudah menjadi kebiasaan mereka untuk tidak pusing kepada mengatur jadwalnya. Harus diakui dalam menjalankan turnamen , saya berprinsip ada yang disebutkan kebutuhan mainimal dan kebutuhan maksimal. Saya selalu berprinsip kebutuhan minimal saja sudah cukup apalagi kalau ini turnamen skala nasional bukan internasional. Jadi lebih mudah diatur.
Tetapi ternyata rekan Referee terlalu kuatir terhadap cuaca, sehingga dimainkan di 6 lapangan untuk babak kualifikasi. Akhirnya beayapun bisa membengkak, tetapi kalau tidak keluar dari budget bagi saya masih bisa ditolerir.
Karena sudah ditentukan 3 hari maka babak utama dimainkan Rabu dan undianpun dilakukan Selasa. Karena saya dibutuhkan di Jakarta maka saya Senin siang kembali ke Jakarta.
Besoknya saya terima SMS dari rekan saya yang bertugas di Bandung. Keluhan kalau undian sudah dilakukan senin sore tanpa sepengetahuan dia. Setelah saya cek ternyata rekan saya ini (minim pengalaman soal Turnamen) berpikir undian yang diberitahukan kepadanya adalah undian kualifikasi, padahal kualifikasi sudah berjalan. Refereenya merasa sudah beritahu kepadanya. Sayapun mencek ternyata undian sudah dilakuakn dengan benar karena ada saksi pemain, sedangkan rekan saya pergi keluar lapangan. Ini masalahnya tidak ikuti dengan seksama.
Ada pertanyaan kepada saya, apakah bisa dilakukan perubahan undian dari rencana Selasa dimajukan menjadi Senin. Jawabannya bisa saja, yang penting ada koordinasi Referee dengan Direktur Turnamen (Panpel). Dan paling utama Referee berkewajiban agar seluruh peserta sudah hadir di Bandung dan diberitahukan perubahan jadwalnya. Dan semua itu harus dilaporkan dulu ke PP Pelti. Jika ada peserta yang tidak tahu, itu masalah besar. Jadi tugas Referee dan Direktur Turnamen memberitahukan langsung kepada pesertanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar