Jakarta, 18 Januari 2016. Bulan lalu saya terima telpon dari rekan tenis yang duduk dikepengurusan PP Pelti masa kini. Dia yang bertanggung jawab masalah turnamen. Dalam percakapan telpon tersbut saya ditawarkan untuk sebagai pelaksanan turnamen dimana mereka akan bantu saya dengan berikan dana sebesar Rp 5 juta saja. Karena ini hanya percakapan telpon sayapun tidak mau menerima seperti itu karena sebelumnya tahun 2014 mereka menapatkan sponsor cukup besar minimal Rp 400 juta kemudian saya mau ditawarkan sebesar Rp 5 juta maka dalam hati saya tertawa saja.
Dalam pembicaraan tersebut saya hanya katakan kalau anda itu orang ketiga yang menawarkan saya sebagai pelaksana turnamen sedangkan ada 2 rekan sebelumnya juga lakukan hal yang sama dan saya katakan kalau itu hanyalah janji laki laki saja. Yang pertama yang tawarkan saya adalah Ketua Umum sendiri sewaktu tahun 2013 mereka presentasikan didepan saya konsep turnamen 3 hari yang seperti saya miliki saat ini. Itu konsep mau dicarikan sponsornya ditahun 2014. Kemudian sewaktu mendapatkan sponsor mereka undang saya di PIM untuk menyampaikan bahwa tawaran tersebut tidak jadi Hadir saat itu Ketua Bidang Pembinaan Yunior, Ketua Bidang Pertandingan dan " calon wakil ketua bdang pertandingan" Kemudian setelah dapat 2 sponsor maka diserahkan kepada Pengda Jatim dalam bentuk Liga Fastron karena sponsor dari Pertamina, kemudian Liga Bank Mayapada dikerjakan sendiri. Kemudian Wakil sekjen dua kali tawarkan saya karena kecewa dengan Jawa Timur yang saat itu diberikan Rp 20 juta saja masih minta tambah alias kurang oleh pelaksananya. Dan saya dibilang kalau bersedia menggantikannya. Kemudian setelah itu tidak ada ceritanya. Tetapi kemudian ditahun 2015 sempat saya ditawarkan lagi kalau mau kerjakan Liga ini dengan mendapatkan Rp 10 juta perturnamen. Semua ini tidak saya iyakan karena kurang yakin akan kejujuran mereka ini. Apakah hanya mau menyakiti hai dengan janji " laki laki" alias bohongnya lebih banyak.
Dalam pembicaraan tersebut saya hanya katakan kalau anda itu orang ketiga yang menawarkan saya sebagai pelaksana turnamen sedangkan ada 2 rekan sebelumnya juga lakukan hal yang sama dan saya katakan kalau itu hanyalah janji laki laki saja. Yang pertama yang tawarkan saya adalah Ketua Umum sendiri sewaktu tahun 2013 mereka presentasikan didepan saya konsep turnamen 3 hari yang seperti saya miliki saat ini. Itu konsep mau dicarikan sponsornya ditahun 2014. Kemudian sewaktu mendapatkan sponsor mereka undang saya di PIM untuk menyampaikan bahwa tawaran tersebut tidak jadi Hadir saat itu Ketua Bidang Pembinaan Yunior, Ketua Bidang Pertandingan dan " calon wakil ketua bdang pertandingan" Kemudian setelah dapat 2 sponsor maka diserahkan kepada Pengda Jatim dalam bentuk Liga Fastron karena sponsor dari Pertamina, kemudian Liga Bank Mayapada dikerjakan sendiri. Kemudian Wakil sekjen dua kali tawarkan saya karena kecewa dengan Jawa Timur yang saat itu diberikan Rp 20 juta saja masih minta tambah alias kurang oleh pelaksananya. Dan saya dibilang kalau bersedia menggantikannya. Kemudian setelah itu tidak ada ceritanya. Tetapi kemudian ditahun 2015 sempat saya ditawarkan lagi kalau mau kerjakan Liga ini dengan mendapatkan Rp 10 juta perturnamen. Semua ini tidak saya iyakan karena kurang yakin akan kejujuran mereka ini. Apakah hanya mau menyakiti hai dengan janji " laki laki" alias bohongnya lebih banyak.
Sewaktu sampaikan masalah tersebut saya ikut tertawa saja
Setelah Tahun Baru saya ditilpon menyampaikan hal yang sama seperti penawaran sebelum Tahun Baru. Dan saya katakan sebaiknya jangan pertilpon sebaiknya dikantor Pelti saja karena itu lebih resmi.
Tanggal 13 Januari 2016 saya selesai latihan tenis ke kantor PP Pelti di Senayan. Pembicaraan hanya 4 mata dengan ketua bidang pertandingan saja diruang tamu karena ruang rapat dipakai wakil sekjen. Padahal masih ada ruang rapat didalam yang lebih kecil, tetapi lebih suka diruang tamu saja. Kemudian Wakil Sekjen keluar melihat saya dan ikut ngobrol. Maka semua tudingan miring terhadap dirinya diselesaikan saat itu juga. Saya katakan masalah selama ini dimana dari penawarannya hanya satu yang ada pemberitahuan tidak jadi sedangkan lainnya hilang tanpa bekas. Akhirnya masing masing saling memaafkan kesalahan tersebut. Persoalanpun selesai.
Hanya masih ada persoalan yang belum selesai yaitu penawaran pelaksana Liga dengan dana kecil. Sedangakn bagi saya kalau mau dapat judul turnamn maka minimal Rp 40 juta diberikan kepada RemajaTenis. Kali ini minta judulnya ditangan mereka. Yaitu Liga Tenis Junior Nasional atau LTJN.
Karena pembicaraan seperti tidak resmi maka semua itu saya juga anggap tidak resmi karena belum tentu mau sepenuhnya diserahkan atau dipercayakan kepada saya.
Timbul pertanyaan kenapa mereka mau minta saya buat Liga dijalur yang saya sudah masuk. Kenapa mereka tidak buka lahan baru saja. Muncul bisikan jangan jangan ini hanya suatu jebakan saja mau tahu rahasia saya sampai bisa masuk kedaerah daerah terpencil.
Hari ini pagi pagi Senin 18 Januari 2016 terima telpon dari wakil ketua bidang pertandingan untuk bicarakan masalah kelanjutan penawaran tersbut. Ada yang sedikit saya tersinggung karena sebelumnya dengan Ketua Bidang saya katakan ada 3 kota di Indonesia Timur untuk tempat pelaksanaannya. Tapi kok hari ni Wakil Kabid Pertfgn bilang kita mulai 1 kota dulu. Langsung saya ngomel sedikit lah. "Emangnya saya baru belajar buat turnamen. Kok mau dicoba disatu kota dulu." Saya pun anjurkan Rabu ketemu lagi secara resmi dikantor Pelti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar