Selasa, 21 Agustus 2012
Keluhan pelatih
Jakarta, 21 Agustus 2012. Ada satu cerita disampaikan oleh adik saya sendiri masalah anak asuhnya di tennis campnya. Penyampaian ini bisa juga sebagai keluhan untuk diketahui abangnya selama ini sebagai tempat curhatnya. Memang saya tahu dalam setahun ini dia menampung keinginan atlet tenis yunior dari luar Jakarta untuk meningkatkan prestasinya dengan ikuti training camp yang dimilikinya. Saya tahu pelatih training campnya itu memiliki asisten selain putra putranya juga ada asisten pelatih yang memiliki sertifikat ITF Level-1. Saya sendiri sudah pernah sampaikan kepadanya kalau dia itu sudah harus menciptakan atlet nasional. Masa lalunya berhasil munculkan atlet tenis yunior baru dari nol sudah berhasil karena sejak tahun 1980 dia sudah melatih petenis pemula sampai kepuncak prestasi diraih salah satu putranya yaitu Andrian Raturandang mantan petenis nomor satu Indonesia Sekarang Andrian sudah menjadi pelatih dan sudah memiliki sertifikat ITF Level-1 seperti adiknya juga Rivelino Raturandang Kedua kakak beradik ini bersama dengan Bapaknya (Alfred Raturandang) yang membina training camp yang dimilikinya yaitu ARTC.
Diceritakan kalau salah satu anak asuhnya itu sudah menjelek jelekan ARTC melalui facebook. Dan itu diketahui oleh anak asuh lainnya yang sempat menyalin status dari salah satu anak asuhnya tersebut. Memang saya pernah tahu kalau salah satu anak asuhnya berasal dari Surabaya itu masuk kedalam training campnya karena permintaan dari orangtua anak tersebut Dan dalam beberapa bulan atlet tersebut sempat melejit, bahkan sempat terpilih masuk dalam program Prima Pratama karena bantuan adik saya ini. Diceritakan sewaktu seleksi Prima Pratama karena kedekatan dengan pelatih ITF yang diminta bantuan menyeleksi atlet Prima Pratama di Jakarta. Saat itu posisi atletnya sudah masuk calon tereliminer karena kalah, tetapi berkat permintaan dia sehingga masih diberi kesempatan tanding lagi, ternyata berhasil menang sehingga membuat pelatih ITF tertarik atas permainannya Kenapa masalah muncul setelah berhasil lolos masuk dalam program Prima Pratama tersebut. Muncul suatu kecemburuan saja.
Ini akibat masuk lagi salah satu atlet baru yang atas permintaan Andrian Raturandang kepada adik saya ini untuk ditampung dalam kepelatihan ARTC tersbut. Dikatakan oleh Andrian kalau atlet baru ini ( asal Semarang ) menurut pengamatannya cukup berbakat.
Masuknya atlet Semarang dalam campnya ini membuat muncul kecemburuan baru bagi atlet Surabaya tersebut Karena dalam beberapa turnamen nasional dimana keduanya bertemu maka atlet Surabaya tersebut kalah. Diceritakan pula ditambah dengan berhasilnya atlet Semarang tersebut terpilih masuk dalam tim World Junior Tennis (KU 14 tahun) sebagai wakil Indonesia setelah melalui seleksi nasional. Sedangkan atlet Surabaya tersbut gagal dalam seleksi nasional
Berbagai upaya dilakukan atlet Surabaya ini dengan menghasut atlet lainnya dalam ARTC agar keluar. Dan semua diceritakan oleh anak asuhnya yang asal dari luar Jakarta.
Ternyata seperti yang diceritakan dalam facebook distatusnya disebutkan kalau dia keluar dan menyatakan campnya itu hanya mengejar uang saja. Ini yang membuat pelatih dan timnya tersinggung berat. Ketika dikonfrontir langsung, atlet tersebut hanya katakan kalau bukan dia yang buat. Ini berbeda sekali dengan kelakuan selama ini didalam camp yang sudah tidak layak.
Sehingga terjadilah dialog antara orangtuanya dengan Andrian Raturandang yang cukup keras.
Ya, begitulah pertenisan kita ini saya sering melihat keluar masuknya atlet dalam training camp merupakan hal yang biasa. Yang saya sayangkan kalau sampai terjadi perang komunikasi keduanya. Saya sendiri sering katakan kalau ikuti suatu training oleh salah satu pelatih harus punya target keberhasilan sebagai evaluasi pembinaannya. Janganlah sampai untuk seumur hidup didalam training camp tersebut. Apalagi kalau dalam satu periode tidak ada tanda tanda keberhasilan Sebagai tolak ukur bisa digunakan peringkat nasional atau keberhasilan dalam suatu turnamen sebagai juara. Saya hanya anjurkan dia agar konsentrasi saja dalam training campnya dan munculkan petenis nasional sehingga bisa memberikan karya terbaiknya dipertenisan nasional. Ini lebih penting daripada ribut ribut dengan keluar masuknya atlet atlet tersebut. Tetapi kalau sudah melihat ada tanda tanda tidak disiplin atlet maka jangan segan segan keluarkan saja dari training camp tersebut. Demi nama baik campnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar