
Tanpa seleksi merupakan kendala dialami setiap petenis yunior yang ingin menjadi anggota tim nasional dalam ajang kegiatan kejuaraan dunia yang selala dikirim Pelti untuk mewakili Indonesia.
Ada kejuaraan dunia Junior Fed Cup ( 16 th putri ), Junior Davis Cup ( 16 th putra), World Junoor Tennis ( 14 tahun) .dan juga ada untuk KU 12 tahun.\
Semua dilakukan berdasarkan selera Pelti dan juga ada kecendrungan untuk memilik atlet uang punya dana karena kemungikinan Pelti mengharuskan peserta menangungnya.
Dengan perlakuan semau gue tersebut sebenarnya tanpa disadari bahwa justru bukan memotivasi atlet agar berlatih lebih giat , melainkan membinaskan
Ada satu peristiwa menunjukkan tidak ada koordinasi antar pengurus Pelti atau kurangnya komunikasi .Contohnya, saat Pra PON 2019 di Palembang. Dikatakan Ketua Bidang Hubungan Daerah, sesuai informasi yang diterima, untuk membuka acara tersebut. Tetapi saat Ketua Bidang tersebut hadir di Palenbang ternyata ada perubahan acara. Yang membuka acara adalah Ketua Umum PP Pelti yang waktunya Minggu malam. Tanpa pemberitahuan sebelumnya, Kabid tersebut tiba di Stadion Tenis Bukit Asam Jakabaring bingung tidak ada acara pembukaan. Betapa sakit hatinya Kabid tersebut masalah ini. Apakah Ini salah satu cara agar Kabid tersebut mengundurkan diri seperti kehendak rekan nya. Mereka masih berpikir karena jasa dari Kabid tersebut dalam acara Munas 2017 sebagai tokoh yang banyak dikenal oleh Pengprov Pelti peserta Munas Pelti 2017
.
.
Sampai kapankah situasi yang tidak menyenagkan selesai, inilah tada tanya besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar