Jakarta 5 Februari 2014. Saya terima keluhan dari orangtua petenis muda soal akan dituntut oleh bekas klubnya untuk ganti rugi yang nilainya cukup besar. Ini akibat dari ketidak ada kesepakatan antar para pihak. Oleh orangtua petenis yunior ini disampaikan kalau diminta ganti rugi yang cukup besar sedangkan kemampuannya tidak ada. Setelah itu saya coba kontak minta konfirmasi dari pelatih klub asalnya. Dan memang diceritakan kalau klub belum puas dengan performance atlet tersebut yang sering off and in saja, sehingga belum dikirimkan untuk try out sepeti jadwalnya karena akan dievaluasi hasil selama tahun 2013 itu.
Ya sebelum itu saya juga harus balance dalam mencari berita untuk website dan setelah mendapatkan kedua belah pihak beritanya maka saya naikkan dalam berita website.
Ini bisa juga digunakan sebagai pembelajaran bagi atlet tenis dan juga pelatih atau klubnya. Memang tidak mudah bisa secepatnya penguasaan masalah kerjasama kedua belah pihak.
Kelemahan petenis kita adalah penguasan masalah kewajiban dan haknya didalam suatu bentuk kerjasama. Seringkali terjadi saya dapatkan petenis menerima haknya tetapi tidak menjalankan kewajibannya seperti janji sebelumnya. Suka lupa akan kewajiban yang sudah diwujudkan dalam bentuk perjanjian hitam putih. Itu masalahnya sekarang. Perlu mengerti pemahaman masalah kerjasama tersebut.
Petenis kita selalu berlindung dari tameng agar atlet jangan dikorbankan. Inilah akibat tidak profesionalnya petenis kita ini.
Kelemahan petenis kita adalah penguasan masalah kewajiban dan haknya didalam suatu bentuk kerjasama. Seringkali terjadi saya dapatkan petenis menerima haknya tetapi tidak menjalankan kewajibannya seperti janji sebelumnya. Suka lupa akan kewajiban yang sudah diwujudkan dalam bentuk perjanjian hitam putih. Itu masalahnya sekarang. Perlu mengerti pemahaman masalah kerjasama tersebut.
Petenis kita selalu berlindung dari tameng agar atlet jangan dikorbankan. Inilah akibat tidak profesionalnya petenis kita ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar