Rabu, 18 Januari 2017

AFR Mau Dituntut Ke Polisi Pencemaran Nama Baik

Jakarta, 18 Januari 2017. Ada satu kasus yang perlu saya catat disini ditahun 2016 yang belum saya catat. Ketika itu sedang kalau tidak salah bulan Agustus 2016 . Dalam grup WA yang saya bentuk dengan tujuan untuk saling berikan informasi tentang tenis rencana awalnya tetapi kadang kala dimanfaatkan untuk berbicara agama. Mengingatkan akan Tuhan dari masing masing Agama. Ada yang protes dan ada juga yang setuju. Tetapi yang ingin saya angkat adalah satu peristiwa dimana saya buat statement di Forum Komunitas Tenis

" Ada yang aneh hari ini babak final ganda campuran....kong x  kong." kira kira begitu. Kemudian dapat sambutan dari rekan rekan lainnya, maksud dan tujuan statement tersebut. Tetapi saya becandain saja karena bahasa Manado Kong x Kong itu artinya berbeda dengan Kong Kali Kong secara Bahasa Indonesia.

Diluar dugaan  ada tanggapan lain dari grup WA lain yang saya buat juga. Yang menyatakan minta klarifikasi statemen saya tersebut. Dia mengakunya kalau dia itu tim manajer Tenis Papua di PON XIX 2017 Ketika baca permintaan klarifikasi tersebut saya sedang nyetir mobil dijalan sehingga belum ada waktu untuk segera menjawabnya.

Tidak lama kemudian karena saya tdak menjawab muncul pernyataannya kira kira sebagai berikut. Nanti Senin (karena hari itu kalau tidak salah hari Jumat) akan dilaporkan kepada Ketua (mungkin maksudnya Ketua Pengda) dan Kapolda yang akan bertemu, sebagai tuntutan mencemarkan nama baik. 
Wow, keren. Baru kali ini saya mau dituntut gara gara pencemaran nama baik. Ini lagi hangat hangatnya UU IT sedang disosialisasikan dan banyak kejadian tuntutan tuntutan pelanggaran UU IT.

Sayapun iseng balik bertanya emangnya event apa. Bisa saja event antar RT kira kira begitu tulisan saya. Kemudian dia sendiri katakan kalau saat ini event nasional adalah PON Bandung. Saya pikir saya tidak sebut sebut PON kok nongol tudingan PON. Rupanya saat itu ganda campuran tim Papua menang atas tuan rumah Jawa Barat sehingga Papua satu satunya dalam sejarah dapat medali emas. Ada rekan saya digrup juga menganjurkan agar saya tidak usah layani rekannya tersebut karena sama sama anggota Pengda Pelti Papua.

Saya kemudian teringat dengan ucapan Wakapolda Papua saat itu didepan Dirut Bank Papua disaat pembukaan Kejurnas Remaja Bank Papua 2016 di Jayapura. Beliau katakan  kalau dia tidak bangga kalau tenis Papua dapat medali emas karena menggunakan atlet dari Jawa , maksudnya bukan hasil binaan sendiri.

Karena masalah ini sepertinya serius dan belum pernah terjadi saya berurusan dengan Polisi masalah pencemaran nama baik, maka saya SMS saja kepada Wakapolda Papua yang mantan petenis Nusa Tenggara Timur, yang ayahnya dulu pelatih tenis di Kupang. Jadi keluarga Tenis lah. Jadi saya tahu jiwa sebagai atlet tenis sejati masih ada dalam diri Wakapolda. Bukan jiwa atlet semu seperti  pelaku tenis yang meributkan masalah ini.

Tidak ada komentar: