Sabtu, 29 November 2014

Forum Diskusi Pertenisan Daerah di Jakarta

Jakarta, 29 Nopember 2014. Hari ini dihotel Borobudur ada 2 kegiatan penting yaitu turnamen Garuda Indonesia Tennis Open dan Forum Diskusi Tenis. Sebelumnya saya dapat tilpon dari rekan didaerah yaitu dari Maluku Frengky Mewar beberapa hari lau memberitahukan adanya undangan dari Pelti untuk acara diskusi tersbut. Dia pikir saya ikut hadir, tapi saya katakan kalau itu rapat Pelti saya tidak bisa hadir, tapi kalau forum diskusi itu apakah terbuka atau tidak. Jadi saya tidak perlu ikut hadir tergantung kaau diundang dan saya tahu tidak bakalan diundang.

Sayapun terima SMS dari masyarakat tenis yang sampaikan adanya forum ini seperti dalam running text situs Pelti sehingga kesannya terbuka. Tapi saya katakan juga kecil kemungkinan saya hadir karena tidak diundang. Saya menyempatkan diri SMS kepada rekan Umbu yang Sekjen PP Pelti dan dia bilang kalau ini forum diskusi dan minta saya hadir saja karena dia tidak ada di Jakarta.
Ya, sayapun lebih baik tidak usah hadir cukup menikmati saja sebagai fotographer Garuda Indonesia Tennis Open untuk bahan berita di website remaja-tenis.com 

Inspeksi lapangan tenis di Lahat(Sumsel) dan Bandar Jaya Lampung

Jakarta, 29 Nopember 2014. Dalam perjalanan ke Tanjung Enim dan kembali ke Jakarta, ada satu kesempatan yang saya tunggu tunggu yaitu melihat kemauan daerah yang saya kunjungi untuk selenggarakan kegiatan turnamen tenis. Bisa saja saya melihat langsung lapangan yang sudah tersedia sehingga bisa memotivasi rekan rekan didaerah untuk bisa lakukan sesuatu untuk kepentingan tenis didaerah tersebut. Setelah selesai pelaksanaan turnamen RemajaTenis Sumsel-3 di lapangan tenis indoor Bukit Asam Tanjung Enim, saya berinisiatip melihat fasilitas lapangan tenis dikota Lahat yang letaknya sekitar 45 km dari Muara Enim. Jarak antara Tanjung Enim ke Muara Enim sekitar 12 km saja. Sayapun berinisiatip melihat kota Lahat yang ditempah dalam waktu 1,5 jam saja. Kenapa saya ada keinginan melihat langsung karena saya dengar setiap tahun dikota Lahat sering diadakan turnamen senior maupun yunior. Tetapi hanya bersifat lokal saja sedangkan pesertanya ada yang datang dari Jakarta, seperti seminggu sebelum pelaksanaan RemajaTenis Sumsel-3 (21-23 Nop) telah diadakan Piala Bupati di Lahat dan khusus kelompok umum keluar sebagai juara Ega Unepputy dari Jakarta.

Kamis, 27 November 2014

Protes mewarnai PORDA Jabar 2014

Jakarta, 25 Nopember 2014, Minggu lalu sewaktu saya sedang nyetir mobil keluar kota terima telpon dari salah satu rekan tenis di Jabar yang tepatnya di kota Cirebon. Sudah lama saya tidak berkomunikasi dengannya. Dalam percakapan tilpon, dia mau sharing saja karena ada permasalahan di cabor tenis PORDA Jabar yang berlangsung di Bandung.
Sepnegetahuan saya, setiap ajang PORDA selalu bermasalah. Ada yang sampai terangkat ke media massa sehingga saya juga sering membaca cerita masalah tersebut.
Dia bercerita ada salah satu atlet tenis yunior Safira Nadhia yang saya cukup kenal begitu juga kedua orangtuanya. setahu saya kedua orangtuanya sudah pindah ke Bontang Kalimantan Timur.
Ternyata atlet ini diprotes oleh kontingen lainnya karena terbukti ikut PORDA Jabar dan juga PORDA Kaltim yang jangka waktunya sangat dekat yaitu seminggu lalu. Ketika saya ditanya pendapat saya, maka saya hanya katakan apakah Anda sudah baca ketentuan pertandingan dari PORDA Jabar tersebut.? Itu lebih penting, karena bisa saja terjadi aturan atau ketentuan di masing masing PORDA bisa berbeda beda.

Jumat, 14 November 2014

Masalah Kategori TDP

Jakarta, 14 Nopember 2014. Masalah kategori turnamen diakui Pelti atau TDP sampai sekarang masih dalam tanda tanya. Apakah ada perubahan atau tidak ? Kalau saya bertanya sama salah satu rekan di Pelti maka jawabannya tidak ada perubahan , apalagi kalau dikatakan ketentuan TDP masih yang lama. Tetapi dalam kenyataan ada perubahan. Jadi saya sendiri bingung. Dasar apa yang digunakan oleh PP Pelti dalam menentukan kategori TDP khususnya kelompok Yunior.

Saya sendiri menyadari dengan sering menulis dalam blogger ini saya akan mendapatkan musuh dari rekan rekan PP Pelti. I don't mind atau istilah Jakartanya EGEPE saja..
Tetapi kalau bicara sama mereka dikatakan kalau selalu mendukung program yang saya buat. Tapi kenyataannya saya melihat ada pilih kasih (ini istilah yang paling dibenci mereka kalau saya kemukakan. Penyakit ini sejak kepengurusan terbentuk.

Kamis, 06 November 2014

Turnamen Yunior gabung dengan Veteran ditahun 2015 di Pekanbaru

Jakarta, 6 November 2014. Sudah lama keinginan saya dikombinasikan turnamen yunior bersama sama veteran. Tetapi karena turnamen yunior RemajaTenis yang selama ini saya galakkan bisa berlangsung tanpa sponsor tetapi kalau turnamen veteran saya kira harus menggunakan sponsor, karena beaya lebih besar akibat adanya prize money.
Saya sudah berbicara dengan petinggi Baveti dengan gagasan tesebut, kelihatannya hanya lipsservice aja mereka setuju, karena sampai sekarang belum muncul respons positipnya.

Sekembali dari Pekanbaru, saya muncul idea lagi yaitu dikombinasikan 3 turnamen nasional sekali gus yaitu kelompok umum dengan prize money, veteran dan yunior. Dalam minggu yang sama. Hanya saja kelompok umum mulai dari awal (kira2 Senin sampai Minggu), kemudian dihari Jumat sampai Sabtu bareng dengan Yunior dan veteran.

Senin, 03 November 2014

Masalah KTA Pelti

Pekanbaru, 3 Nopember 2014. Dalam satu percakapan telpon dengan salah satu rekan tenis di Jakarta, baru saya teringat seperti juga sering saya dapati didalam setiap turnamen RemajaTenis keluhan datang dari petenis sendiri ataupun orangtuanya. Masalah Kartu Tanda Anggota Pelti (KTA Pelti). 
Kenapa sekarang tidak dijalankan program KTA Pelti ini. Berbagai info didapatkan yaitu seperti semua program berbau Martina (Ketua Umum periode 2002 - 2012) dihilangkan. Karena KTA Pelti itu salah satu programnya. Info ini didapat dari orang dalam waktu saya terima info tersebut.
Ya, kalau itu benar maka sangat disayangkan. Tetapi apakah ada penggantinya. Saya juga dengar kalau sekarang diganti dengan IPINDO. Apa itu ya? Ternyata IPINDO itu IPIN Indonesia. IPIN artinya International Players Identification Number. Wow, berarti meniru ITF. Itu sah sah saja Kita mulai dengan meniru jika belum punya konsep sendiri.

Terpenuhi sudah keinginan ada RemajaTenis di Riau

Pekanbaru, 2 Nopember 2014. Sejak berdirinya Stadion Tenis PTPN-5 saya sudah terobsesi untuk bisa selenggarakan suatu turnamen skala nasional. Berbagai upaya sudah saya lakukan baru tahun 2014 ini bisa terealiser. Ini suatu kepuasan bagi saya sehingga bisa merealiser mimpi saya. Kenapa ? Karena saya teringat kalau seaktu penggunaan stadion tenis PTPN-5, saya ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaannya. Saya bangga saat itu sebagai Technical Delegate PON XVIII 2012, ikut membantu pelaksanaan dan juga mengakui pembuatan stadio sesuai standard internasional.

Respons Masyarakat Riau Cukup bagus

Pekanbaru, 2 Nopember 2014. Kesempatan bertemu langsung dengan masyarakat tenis didaerah terpenuhi jikalau saya selenggarakan turnamen RemajaTenis. Saat ini dikota Pekanbaru, saya bertemu rekan rekan baik dari Riau ataupun Jambi yang ikut membawa putra dan putrinya.
Dan dari beberapa rekan tersebut ada yang tertarik dengan konsep RemajaTenis is a low cost tournament. Ada satu pertanyaan yang diberikan kepada saya ketika saya perkenalkan konsep RemajaTenis. " Berapa beaya dibutuhkan.?" Dan diapun kaget juga ketika saya menjawab " Berapa kemampuan Daerah untuk membantu pelaksanaan." Nah, bingungkan. Kalau dulu pertanyaan seperti ini saya jawab dengan katakan gratis karena saat itu saya masih sebagai petinggi induk organisasi sehingga wajib hukumnya saya selenggarakan didaerah daerah.