Sabtu, 28 Juni 2014

Akhirnya PON XIX batas usia 21 tahun

Jakarta, 29 Juni 2014. Ketika menerima copy Surat PP Pelti kepada Pengda Pelti tentang batasan usia 21 tahun untuk peserta PON XIX 2016, hati saya jadi lega juga. Karena suatu blunder jika diubah oleh keinginan segelintir "oknum" di induk organisasi tersebut. Surat tersebut tertanggal 23 Juni 2014., cukup melegakan saya sendiri. tetapi kenapa begitu nafsunya saya atas ulah "oknum" diinduk organisasi tersebut.
Bahkan saya beraninya kontak langsung dengan rekan saya di KONI Pusat menanyakan kebenaran pertemuan oleh Ketua Umum PP Pelti, Wakil Sekjen-1 dan Kabd Pembinaan dengan Wakil Ketua Umum KONI Pusat. Ketika saya bertanya kepada Ketua Umum PP Pelti tentang kebenaran pertemuan tersebut ternyata tidak dibalas. 

Jumat, 27 Juni 2014

Tegur Keras Orangtua

RemajaTenis, Jakarta. Beberapa hari lalu saya sempat mengur salah satu orangtua atlet, karena menyepelekan keberadaan turnamen yang merupakan salah satu kebutuhan atlet. Saya sedikit tergugah menegur rekan rekan yang berasal dari Sulawesi Utara, karena saya merasa ikut bertanggung jawab terhadap tata tertib atlet2 muda tersbut.
Saya sedikit marah jika pelanggaran dilakukan khususnya atlet asal Sulawesi Utara, karena hal mendasar harus diketahui para orangtua. Masalahnya adalah selama ini saya suka perhatikan sikap atau cara mereka ini kalau ikuti suatu turnamen. Kemudahan mendaftar udah dicitakan dengan cara SMS lebig sinkat dan praktis sekali

Makin Marak Jual Beli Atlet Yunior untuk PON

Jakarta, 28 Juni 2014. Hari ini saya terima telpon dari salah satu orangtua petenis yang sudah akrab dengan saya. Yang diceritakan masalah perbuatan pelatih yang juga anggota Pengurus Pelti. Sebenarnya sudah lama saya ketahui tetapi itu haknya. Wajar dimatanya, tetapi tidak etis dilakukan kalau jadi pengurus Pelti baik di Pusat maupun di Daerah 
Kalau beberapa hari lalu saya terima telpon dari salah satu orangtua di Jawa Timur menceritakan masalah yang sama, yaitu dialami di Jawa Timur. Diberitakan kalau daerahnya punya Pelatda tetapi masih juga membeli atlet dari Jakarta dan Jawa Tengah termasuk pelatih dari Jakarta. Ini rada aneh dilakukan oleh daerah di pulau Jawa, dan memang sudah terjadi. Ada 2 daerah di Jawa yang saya indikasikan membeli atlet tenis dari luar daerah. Kalau yang satu membeli atlet dari luar daerah tetapi latihannya di daerahnya, jadi dianggap normal saja tetapi daerah yang satu lagi jelas jelas beli dari luar daerah dengan dana yang besar sekali. Termasuk beli satu paket dengan pelatihnya. wow, keren juga tidak tanggung tanggung ya, demi RUPIAH.

Seharusnya masuk Kick's Andy

Jakarta, 27 Juni 2014. Disaat pertemuan dengan rekan Yulius Y Teja dari Makasssar, saya sempat terkejut juga disampaikan olehnya kalau AFR itu sudah harus masuk acara METRO TV yaitu Kick Andy. Ini ungkapan untuk kedua kalinya saya terima dari teman teman. Yang pertama disaat bertemu disalah satu rumah makan Padang di Jakarta dijalan Salemba.

Kenapa begitu saya coba tanyakan. Katanya karena AFR berjuang sendiri selama ini selenggarakan turnamen nasional yunior di 16 provinsi di Indonesia yaitu Sumut, Sumbar, Sumsel, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Sulut, Papua, Sulteng, Sulsel, NTB, Jatim, Jateng, Jabar, DIY dan DKI Jakarta.

Selasa, 17 Juni 2014

PON Remaja 18 tahun dan PON Jabar bebas Usia ???

Jakarta, 16 Juni 2014. Ketika terima SMS dari salah satu rekan di Pengda Pelti DKI yang menyatakan kalau berita didapat dari wakil sekjen PP Pelti 1 bahwa PON Remaja 2014 batas usia 16 tahun kemudian PON Jawa Barat 2016 bebas usia. Saya sedikit terkejut karena ini bertentangan dengan hasil Rakernassus Pelti beberapa bulan lalu.
Kok bisanya dikatakan PON Jawa Barat bebas usia. Karena saya tahu dari cerita teman2 kalau waktu rakernassus itu bidang pembinaan senior yang lemparkan wacana pembebasan usia sedangkan daerah sebagai peserta menolaknya.

Minggu, 15 Juni 2014

Lebih Baik Duduk Manis saja

Jakarta, 15 Juni 2014. Masih belum selesai juga masalah internal diinduk organisasi ini, karena saya hari ini terima telpon dari salah satu rekan di Jakarta. Hari ini adalah final disalah satu turnamen internasional di Kelapa Gading, saya sendiri berhalangan hadir. Karena kalau melihat cuaca yang melanda Jakarta dan sekitarnya membuat malas keluar rumah. Saya ditanya kenapa tidak hadir sama sekali diacara turnamen tenis internasional yang cukup lama berada di Indonesia.
Malam ini saya ada acara keponakan yang ulang tahun dibuatnya di Resto Doel di Alam Sutera Tangerang. Resto ini milik Rano Karno yang sekarang sebagai Plt Gubernur Banten. Kebetulan keponakan saya ini dulu satu sekolah di Bogor dimana saya bersama keponakan tersebut satu rumah dengan salah satu Paman dan Bibi saya , dengan " Doel nak Sekolahan "

Sabtu, 07 Juni 2014

Aneh juga ada istilah Senior Referee Pelti

Jakarta, 8 Juni 2014. Sewaktu saya membuka facebook ada komentar yang mengelitik yang saya baca atas penjelasan dari salah satu rekan pelaksana turnamen. Agak geli juga karena dalam memmbela diri disebutkan satau istilah baru yaitu Senior Referee Peti. Ini benar benar istilah baru selama saya berkecimpung dipertenisan Indonesia. Bahkan dianjurkan jangan lemparkan isu jika tidak tahu permasalahannya. Ya, betul sekali anjurannya tersbut. Tetapi yang agak aneh yatu memberikan gelar kepada rekan yang diakuinya sebagai Referee TDP adalah Senior Referee Pelti.
Kaget dan tertawa yang bisa saya sampaikan, karena sewaktu masalah ini diungkapkan dimedia socia (FB) oleh salah satu anggota pengurus Pelti didaerah, justru mendapatkan komentar tersebut.
Sepengetahuan saya, sampai saat ini ada yang dilupakan oleh PP Pelti sejak dulu kala yaitu pendidikan Referee. Kalau ITF sudah ada jenjang tersebut, bahkan saya ditawarkan oleh rekan Referee di LN tetapi saya menolaknya.

Kamis, 05 Juni 2014

Yang penting bagaimana menjadikan atlet itu dapat uang

Jakarta, 5 Juni 2014. Setiap menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) selalu terjadi praktek jual bei atlet dan itu sudah terjadi sejak bebarapa PON lalu. Melihat hasinya pembinaan maka oleh KONI Pusat dianjurkan agar dibuat aturan batasan umur. Kelihatannya ini untuk mengatasi probema ama tersbut.
Tetapi ternyata sama saja, karena baik pelatih yang sangat jeia melihat peluang, karena beberapa kali PON yang saya amati pemberlian atlit sebagian besar dilakukan olehpelatih pelatih kondang sendiri, kemudian para orangtua melihat peuang masuknya ratusan juta kekocek putra atau putrinya.
Kenapa induk organisasi tidak mencegahnya. Saya akui kaau induk organisasi tidak bisa melarangnya karena memang hak dari setiap insan tenis.

Selasa, 03 Juni 2014

Kok beraninya disuruh Mundur

Jakarta, 2 Juni 2014. Diudara panas ini penuh dengan kendaraan terutama truk truk angkut batubara didaerah Sumatra Selatan, saya mengemudikan kendaraan dari Muara Enim ke Tanjung Enim. Saking capeknya karena sehari sebelumnya saya mengendarai sendiri dari Jakarta ke Tanjung Enim dengan singgah duu ke Kotabumi Lampung Utara. Pikiranpun melayang kesuatu acara yang menentukan masa depan tenis Indonesia.Waktu itu ada acara Rapat Kerja Nasiona yang khusus bicarakan tentang Pekan Olahraga Nasional 2016 maupun PON Remaja 2014. Ada keinginan dari petinggi cabor khususnya dibidang pembinaan untuk merubah PON 2016 menjadi bebas usia. Maka datanglah undangan untuk rekan2 dari daerah ke Ibukota memenuhi undangan tersebut. Sehari sebelum acara ada pertemuan dari rekan rekan daerah membahas strategi menghadap Rapat Kerja tersebut. 

Senin, 02 Juni 2014

Maesa Paskah Yunior diundur, masuklah RemajaTenis

Jakarta, 2 Juni 2014. Malam ini ada pertemuan Panpel Turnamen Maesa Paskah 2014 di kub Epicentrum Rasuna Jakarta. Keputusan rapat adaah Turnamen Nasional Maesa Paskah Yunior di Makassar tgl 9-15 Juni 2014 diundurkan waktunya. Dan sayapun harus menerimanya karena keputusan tersebut sudah keluar dalam rapat minggu lalu ditempat yang sama sedangkan saya sedang berada diluar kota. Ya, mau marah dan kesal karena sudah edarkan pengumumanbaik melalui SMS maupun Emai dan surat pos keberbagai daerah mulai dari papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulut, Gorontao, Sulteng, Sultra, Siulbar, Sulsel dan Kaltim maupun Kalimantan Utara.
Ya karena tidak ada satupun rekan2 dalam kepanitiaan yang bisa meyakinkan pimpinan . Sayapun harus menerima semua ini karena didalam organisasi kita harus tahu etikanya.

Minggu, 01 Juni 2014

Pelanggaran Ketentuan TDP

Bandar Lampung, 31 Mei 2014. Sewaktu kembali dari Kotabumi ke Bandar Lampung, saya menyempatkan diri singgah ke Villa Citra Indah tempat berlangsungnya turnamen yunior Sportama. Ini turnamen 3 hari yang sistemnya sama dengan RemajaTenis. Ketemu juga dengan rekan2 dari Lampung seperti Leo Nangin, Roniansyah. Dan juga Zulkarnaen dan Rani J selaku penyelenggara turnamen tersebut.
Memang maksud kunjungan tersebut hanya nostalgia, karena di era tahun 1990 an, saya pernah menggelar Turnamen Nasional Lampung Open. Jadi bisa dibayangkan cukup lama baru kembali lagi ke lapangan tenis di perumahan tersebut.
Memang kunjungan tidak lama sekitar 15 menit saja karena perjalanan mau kembali ke Jakarta. Sayapun sebelum meninggalkan lapangan bertanya kepada rekan Leo Nangin yang juga termasuk dalam panitia penyelenggara dari Lampung.