Jumat, 31 Januari 2014

Tim Davis Cup Indonesia tanpa Christopher Rungkat

Jakarta, 31 Januari 2014. Kalau melihat susunan pemain tm Davis Cup Indonesia melawan Kuwait dalam pertandingan tandang ke Kuwait, maka kesmpulan saya saat ni adalah kita kalah, tetapi yang lebih penting lagi adalah melihat susunan pemain yang dibawa ke Kuwait, tanpa andalan Christopher Rungkat.
Sebelum ditentukan awal minggu pertama Januari  saya sempat SMS dengan Christo maupun pelatihnya. Tanya masalah ikut atau tidak ke Kuwait. Intinya tidak ikut dengan alasan masih belum sehat dari cedera yang dialami sebelumnya. Tapi yang menarik dari jawabannya adalah belum dihubungi oleh PP Pelti atau belum ada tawaran. Ya, masalah intern PP Pelti saya tidak mau ikut campur. Dan saya berusaha menghubungi Ketua Bidang Pembinaan PP Pelti Donald Wailan Walalangi ingin tanya masalah ini didapat jawaban belum dirapatkan karena baru selesai Tahun Baru 2014. 

Selasa, 28 Januari 2014

Kalau dibuat Aturannya maka beres deh

Jakarta, 28 Januari 2014. Hari ini terima telpon dari salah satu orangtua petenis. Dia sekedar ingin tahu masalah2 tenis kita kepada saya karena saat ini sedang maraknya persiapan daerah2 untuk Pekan Olahraga Daerah (PORDA) atau PORPROV nama barunya. 
Saya juga maklum sekali jika setiap PORDA timbullah kesibukan daerah2 untuk mencari atlet tenis yang bisa digunakan, bahkan akan mengambil atlet yangsudah jadi ke daerh lainnya. Ini akibat dari daerah tersebut tidak aktip membina atletnya sehingga disaat tertentu sibuk mencari atletnya.
Yang sering muncul perdebatan atau kasus muncul disaat PORPROV in. Karena saat ini PORPROV dilaksanakan oleh Provinsi berbeda beda waktunya. Ini membuka peluang untuk masuknya petenis dari luar daerah tersebut.

Minggu, 26 Januari 2014

Pelatih dan petenis harus tahu peraturan pertandingan

Jakarta, 27 Januari 2014. Beberapa minggu lalu saya terima telpon dari salah satu orangtua yang mempertanyakan masalah aturan perhitungan disuatu turnamen tenis.
Ada kasus baru yang saya pikir perlu juga diketahui masyarakat tenis. Masalah pengetahuan tentang aturan turnamen bagi petenis, orangtua dan khususnya dikuasai juga oleh pelatih. Kenapa demikian. Supaya tidak semena mena dilakukan oleh penyelenggara turnamen.

Kamis, 23 Januari 2014

Musyawarah Luarbiasa harus sesuai aturannya

Jakarta, 23 Januari 2014. Ada satu pertanyaan datang dari rekan2 dari daerah akibat ketidak puasannya terhadap kinerja induk organisasi didaerah tersebut. Hal seperti ini juga pernah disampaikan oleh rekan2 didaerah tentang ketidak puasannya terhadap kinerja induk organisasi di Pusat. Ada keinginan lakukan Musyawarah Daerah Luar Biasa ataupun Munaslub ditingkat Pusat.
Menanggapi hal ini saya katakan tidak semudah apa yang mereka pikirkan. Karena semua itu sudah diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Minggu, 19 Januari 2014

Mau buat Training camp di Bali

Jakarta, 20 Januari 2014. Ditengah tengah turunnya hujan melanda kota Jakarta dan sekitarnya, saya pagi ini terima telpon dari salah satu rekan tenis yang tidak pernah tilpon seteah beberapa tahun silam. Awalnya pembicaraan mengenai kemungkinan adakan turnamen internasional. Sayapun menyambut baik keinginan tersbt dengan katakan kalau ada sponsor bukan mustahil adakan turnamen. Akhirnya disebutkan kemungkinan lain dengan motivasi bisnis. Sayapun setujua sekali kalau bisa membisniskan tenis karena begitulah tenis internasional. Maka muncul idea untuk adakan training camp di Indonesia dengan orientasi market internasional. Maka saya lemparkan kalau mau internasional sebagai daya tarik adalah pulau Bali.

Sabtu, 18 Januari 2014

Penjualan atlet tenis yunior mulai terasa

Jakarta, 19 Januar 2014. Ketika diberitahu kalau Daerah A sekarang lagi negosiasi untuk beli atlet dari Daerah B di pulau Jawa ini, saya ingin tertawa sendiri karena saya tahu atlet maupun daerah B tersebut masalah atletnya.
Saya hanya sampaikan bahwa tidak semudah yang dipikirkan. walaupun dana tersedia cukup besar untuk memenuhi ambisi Daerah A tersebut. Kedua daerah tersebut sudah pernah keluar sebagai juara umum PON lalu lalu.
Yang saya tahu langsung dari salah satu pengurus Daerah B tersebut nama nama atlet yang diincar itu tidak mungkin mau dilepas kedaerah lain, karena Daerah B juga banyak uang. Apakah Daerah A ini tergiur dengan ulah daerah pengurus Daerah B yang seolah olah bisa memberikan jasa untuk dijual.

Lucu, beli atlet sendiri

Jakarta, 19 Januari 2013. Saya sewaktu membaca dikoran atau media lainnya masalah atlet yang dipersiapkan oleh suatu daerah untuk persiapan PON XIX 2016, telah membeli atlet yang justru asalnya dari daerah tersebut. Saya sedikit geli juga ya, Daerah tersebut membeli dengan nilai ratusan juta kepada pelatih didaerah lain untuk mendapatkan atletnya sendiri.
Kenapa bisa demikian, karena sekarang menjelang PON XIX beberapa pelatih kondang di Jakarta maupun kota lainnya sibuk memasarkan atlet binaannya. Maksud binaannya bisa juga dibawah asuhannya tanpa dibayar oleh atlet tersebut atau atlet membayar kepada pelatih tersebut.

Mau pindah siapa yang bisa melarang

Jakarta, 19 Januari 2014. Pagi ini saya terima telpon dari salah satu orangtua dan juga pelatih dari salah satu kota diluar Jakarta. Saya belum pernah terima telpon dari yang bersangkutan sehingga waktu ada misscall dari nomer yang saya belum kenal maka saya tanya dari siapa, dan akhirnya dia telpon langsung.
Ingin bertanya saja karena sedikit galau akibat anaknya tidak diperhatikan oleh Pelti didaerahnya.n
"Apakah anak saya boleh pindah kedaerah lain?" ujarnya. Tentunya saya sudah tahu maksud dan tujuannya pertanyaan tersebut. Sayapun bertanya kenapa hubungi saya, dan dapat jawabannya. Dia katakan karena saya udah tidak duduk di Pelti maka berani bertanya dan tentunya akan mendapatkan jawaban yang jujur.

Kamis, 09 Januari 2014

DISIPLIN. That's the Point !

Jakarta, 9 Januari 2014. Saya coba share juga masalah pembinaan yang akan saya coba bedah dimana kelemahan nya selama ini yang menyebabkan pertenisan kita cenderung melorot. Tapi saya harus menerima akibat dari tulisan sebagai pemikiran saya nantinya. Karena ketika saya mencoba menulis artikel mengenai kinerja Pelti didaerah daerah melalui www.remaja-tenis.com dengan tujuan agar mereka sadar akan kekurangan kekurangannya. Ternyata ada yang marah bahkan akan membawa ke jalur hukum. Wow, sebegitu piciknya ya. Dari dulu saya sudah lihat kelemahan kelemahannya tetapi tidak bisa saya kemukakan dalam tulisan dimedia ini. Karena sewaktu duduk dalam organisasi maka saya harus menjalankan kode etik organisasi. Ibaratnya Right or Wrong, saya harus bela belain juga.
Sekarang sudah bisa saya kemukakan juga pengamatan saya selama ini mulai dari ikut serta mengamati petenis nasonal ikut turnamen diluar negeri bersama pelatih nasional sekalipun. Begitu juga latihan latihan yang dibina oleh pelatih pelatih daerah maupun nasional sekalipun. Banyak faktor harus kita akui yang berpengarus terhadap prestasi atlet. Tapi saya akan kemukakan salah satunya dulu.
Kuncinya hanya satu yaitu DISIPLIN. That's the point.

Lepaskan Idealisme ke Bisnis Orientasi

Jakarta, 9 Januari 2014. Ada satu pemikiran yang saya ingin kemukakan karena melihat prestasi teniskita itu cenderung menurun. Sejak tidak ikut SEA Games 2012 kemudian sekarang baca berita kalau tidak ikut lagi Asian Games 2013. Belum lagi prestasi tim Davis Cup Indonesia sudah melorot ke group 2 karena gagal digrup .
Saya mau share sedikit sesuai dengan permintaan rekan2 tenis lainnya yang mengenal saya agar saya tidak keluar dari pertenisan. Sudah hampir 30 tahun saya aktip ikut dalam pertenisan kita day to day. Dan sekarang saya mencoba putar haluan keluar dari pertenisan dan sudah mulai saya jajaki diakhir tahun 2013 ini. Karena saya sendiri dikecam rekan sendiri dalam tim saya di RemajaTenis kalau saya sudah harus tinggalkan idealisme yang saya pegang teguh selama ini. Selama 1 tahun ( 2013) ini saya masih sulit untuk merubah kelakuan saya keluar dari idealisme yang puluhan tahun saya jalani dan dimana banyak kecaman2 yang datang menusuk hati saya sendiri.Ternyata hasilnya nol belaka kata mereka. Dan saya katakan saya butuh waktu untuk merubah semua ini untuk menjadi lebih ke bisnis orientasinya

Rabu, 08 Januari 2014

Mundur dari kepengurusan Pelti

Jakarta, 8 Januari 2013. Hari ini saya terima telpon dari rekan saya yang sudah lama tidak berkomunikasi. Terakhir kali ketemu sewaktu Rakernas Pelti di hotel Atlet Century di Jakarta.
Mau tahu siapa ? Yaitu rekan Johannes Susanto, yang juga Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti. Karena tilpon dari kantornya, saya gak kepikir kalau dia yang telpon, karena kalau nomor HP sudah terekam atau belum dihapus dalam memory HP.
Timbul tanda tanya begitu dengar suaranya. Ada apa ya
.
Ternyata dia bawa berita kalau sudah berhenti jadi Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti. Mulai 1 Januari 2014. Oh ya , begitu komentar saya padanya dan tanpa ditanya langsung dikatakan kalau ada ketidak cocokkan dengan rekan rekan lainnya. Mulailah diobral semua kekurangan dari rekan rekannya yang dianggap melanggar job discription yang sudah dibuat oleh PP Pelti.
Ya, sudah lama saya tahu bahwa didalam kepengurusan PP Pelti ini  ada ketidak beresan karena ego masing masing saja atau karena ketidak tahuan atas berorganisasi tersebut.

Senin, 06 Januari 2014

Lebih senang ganti profesi

Jakarta, 6 Januari 2014. Hari ini tidak menyia-nyiakan waktu untuk bermain tenis bersama sama rekan2 di Maesa di Klub Rasuna. Bercanda sambil bermain tenis merupakan salah satu cara untuk menghilangkan penat maupun stress dapat digunakan oleh rekan2 tenis. Memang ada rasa kangen bercanda dengan teman2 dengan menggunakan logat Manado agar lebih akrab saja.
Tetapi disamping itu pula masih ada juga rekan2 kita nyeletuk menanyakan kepada saya masalah Pelti saat ini yang dianggap kurang gregetan karena tidak ada publikasi padahal memiliki website resmi yang jarang diupdate. Ini memang kelemahan induk organisasi sejak dulu sampai sekarang masih ada. Karena memang tidak mudah menjalankan kegiatan website yang harus di update setiap har, dan musti ada keinginan mencri berita dari internal dulu bau dikembankan ke daerah daerah.. Selama in website Pelti saya yang tangani selama 10 tahun ,tetapi sejak 2013 saya sudah tidak ikut campur bahkan password untuk saya sudah dihapuskan.

Sabtu, 04 Januari 2014

Jadi Dokter atau Pedagang. Bukan jadi Dokter Pedagang

Jakara, 5 Januari 2014. Hari ini saya terima telpon dari salah satu pembina dari luar Jawa yang pernah saya kunjungi beberapa tahun silam (2-3 tahun lalu) karena ingin dapatkan informasi masalah salah satu atlet tenis di Jawa yang ingin ikuti PON membela daerahnya. "Saya diminta oleh Ketua Umum KONIDA untuk kontak AFR karena terima telpon dari salah satu orangtua atlet yang berkeinginan ikuti PON membela daerah tersebut." Wow, kenapa kepada saya ya. Apakah karena saya kenal dengan Ketua Umum KONIDA tersebut ya. Karena instruksi Ketua Umum KONIDA tersebut maka pembina ini yang tidak pernah telpon saya langsung beraksi juga.
Dibulan Desember 2013, saya juga terima telpon dari salah satu orangtua petenis di Jogja, minta agar anaknya dibantu untuk masuk ikuti PON mendatang. Kenapa lari ke AFR ya, katanya sewaktu orangtua tersebut minta ke daerah yang dimaksud, maka disampaikan agar menghubungi AFR saja. Wow, keren juga ya saya dikenal sebagai penasehat atau apa ya.

Rabu, 01 Januari 2014

What Can I do

Jakarta, 1 Januari 2014. Sebelum menutup tahun 2013, saya mencoba mengevaluasi tenis di Indonesia. Semua Pengda Pelti yang saya kenal dari dekat maupun dari jauh karena belum pernah dikunjungi, akan saya coba evaluasi kinerjanya. Semua pendapat saya ini dalam bentuk artikel BEDAH TENIS DAERAH . Harapan saya agar pertenisan didaerah ini bisa berkembang dan sebagai masukan untuk petinggi Pelti saat ini yang minim pengetahuan masalah pertenisan daerah. Mereka baru mengenal sekitar Jawa saja. Ini menurut pendapat saya. Begitu juga evaluasi saya terhadap kinerja PP Pelti sendiri.

Hadiah Akhir Tahun 2013

Jakarta., 31 Desember 2013. Diakhir tahun terima telpon dari salah satu pelatih di Kepri , Ucok  yang melaporkan masalah ketidak puasnya terhadap hasil di turnamen FIKS TELKOM 2013 lalu. Karena putranya masuk final karena lawannya disemifinal mundur sebagai bentuk solidaritasnya atas meninggalnya rekannya satu tim. Kenapa begitu, katanya semua pertandingan semifinal dibatalkan oleh induk organisasi tenis di Indonesia PP Pelti. Wow baru pertama kali kejadian seperti ini. Ketika saya tanyakan apakah menerima surat resmi dari PP Pelti, ternyata tidak juga ,hanya informasi langsung dari wakil sekjen PP Pelti.