Rabu, 30 Januari 2013

Kenapa tidak boleh selenggarakan Turnamen

Jakarta, 30 Januari 2013. Ketika saya ditanya, sebagai pengurus Pelti kenapa boleh selenggarakan turnamen tenis. Ini pertanyaan saya anggap lucu tapi kelihatannya serius akibat ketidak tahuan saja. Saya kemudian balik bertanya, apakah ada aturan yang melarang. Tapi yang bertanyapun tidak bisa menjawab pertanyaan balik saya karena tidak pernah baca aturan yang baku..Kemudian saya minta agar dibaca ketentuan TDP Nasional yang dibuat oleh PP Pelti, dan saya yakin yang bertanya belum pernah membacaya walaupun pernah selenggarakan turnamen. Banyak juga penyelenggara turnamen lainnya tidak membaca ketentuan TDP tersebut.
Langsung saya jelaskan dalam ketentuan TDP jelas jelas disebutkan kalau penyelenggara TDP itu bisa perorangan, klub, badan hukum dan Pelti.
Tetapi sebenarnya mereka lupa kalau saya dulu lama dibidang pertandingan baik di PB Pelti (1986-1991 kmd 1991-1993) dilanjutkan ke Pengda Pelti DKI (  periode). Melihat selama 2002-2012 dikepengurusan Pelti bidang pertandingan saya anggap masih belum maksimal jalankan fungsinya, disamping banyaknya laporan ketidak beresan pelaksana TDP Nasional lainnya yang tidak ditanggapi maka sayapun berinisiatip membuat percontohan suatu TDP Nasional melalui RemajaTenis. Kalau inipin dipermasalahkan, aneh ya ! 
Sudah waktuny kita semua masyarakat saling mendukung memajukan pertenisan nasional, jangan terpengarus dengan unsul unsur bukan olahraga yang akan merusak tenis sendiri. Indikasi sih ada.

Sayang, Tenis tidak dipertadingkan di SEA Games Myanmar 2013

Jakarta, 30 Januari 2013, Sewaktu berada di Solo 27 Januari 2013 dalam rangka pelaksanaan turnamen RemajaTenis, say terima SMS dari rekan wartawan Kompas Helen. Pertanyaannya adalah apakah Pelti sudah terima surat pemberitahuan dari KOI kalau tenis tidak dipertandingkan di SEA Games. Saya jawab akan dicek ke sekretariat kira kira begitu. Langsung saya cek hali ini melalui BBM ke Sekjen KOI Timbul Lubis. Jawabannya mengiyakan bahkan dikatakan kemarin (mungkin Jumat 25 Jan) Pelti tidak hadir dalam rapat. Setelah itu info ini saya teruskan ke Ketua Umum PP Pelti Maman Wirjawan. Dapat jawaban akan di cek Senin , karena saya tidak tahu kalau dia berada di Bali saat ini.
Setelah itu saya ikuti berita di media masalah Tenis dicoret oleh tuan rumah Myanmar yang punya hak terhadap macam olahraga yang dipertandingkan.
Saya tidak ikuti perkembangan selanjutnya , hanya kemarin saya diminta nomor HP Sekjen KOI dan sudah saya berikan agar Pelti menghubunginya.
Saya komunikasikan ke ITF Development Officer Suresh Menon, berita tersebut dibenarkan kalau Myanmar menolak tenis dipertandingkan. Melihat situasi ini seharusnya Pelti bertindak  kilat dengan mengontak seluruh peserta seperti Malaysia, Filipina, Thailand, Singapore, Brunei Darusalam, Laos untuk protes ke Myanmar. Langsung lobi lobi dilakukan jangan terlambat karena beberapa hari lalu itu baru rencana 6 cabang olahraga ditilak termasul Bulutangkis. Tapi hari ini saya baca Senam dan Tenis yang ditolak sedangkan Bulutangkis dll diterima. Nah, berarti masih bisa untuk berekasi cepat.
Ya, mudah mudahan Pelti bisa berkomunikasi dengan negara tetangga. Memang saya akui rasanya pengurus teras belum punya link dengan petinggi di Asean termasuk dengan Asian Tennis Federation.

Harus berpikiran positip , bukan Negatip

Jakarta, 30 Januari 2013. Kita ini harus berpikiran positip dan jangan negatip, begitulah pandangan rekan Wakil Sekjen PP Pelti Djoko sewaktu saya paparan didepan petiggi Pelti yang baru. Bagi rekan Djoko yang muka baru dalam kepengurusan Pelti, begitu tanggap setelah mendengar argumentasi dari rekan lainnya terhadap keberadaan RemajaTenis. Saya sendiri sampaikan maksud pertemuan ini adalah untuk kedepan dalam tugas pengurus baru. Bukan lagi berbicara masalah tahun lalu. Terlihat ketidak puasan individu terhadap kepengurusan lalu sangat terungkap sekali. Ini sih pendapat pribadi menurut saya. Bukan pedapat institusi. Tugas pengurus baru adalah jangan meniru pengurus lama jika dianggap jelek atau tidak berhasil, tetapi tunjukkan prestasi kerjanya bukan hanya OMDONG doang begitu anak anak sekaramg katakan . Diakuinya pula gagasan RemajaTenis itu gagasan bagus (bukan istimewa) dan sewajarnya Pelti mendukung. Begitu juga diucapkan Ketua Umum PP Pelti sendiri Maman Wirjawan didepan rekan rekan lainnya. Memang jika maksud dan tujuan melihat masa lalu, saya tidak mau berkomentar karena kedatangan saya bukan sebagai anggota pengurus Pelti tetapi sudah keluar dari jalur institusi. Saya hanya butuh keadilan saja terhadap RemajaTenis. Jika dulu banyak suara Pelti tidak adil, apakah sekarang yang dulu bersuara demikian sudah duduk dalam kepengurusan juga akan lakukan hal yang sama ?
Kenapa saya minta keadilan, karena baru beberapa hari kepengurusan yang belum dilantik KONI Pusat sudah perlihatkan ketidak adilannya terhadap keberadaan RemajaTenis. Buktinya SK PP Pelti itu baru keluar 23 Januari 2013, dan itu karena saya desak langsung ke Ketua Umumnya. Indikasi adanya ketidak adilan saya ikuti terus, karena turnamen yang sejenis di Jakarta sudah mendapatkan perlakuan khusus. Apa bedanya , sama sama 3 hari pelaksanaannya. Kok istimewa, aneh betul ya.
Bisa dibayangkan RemajaTenis ditahun 2012 sudah berhasil menggelar 26 kali sedangkan turnamen  lainnya tidak lebih dari 12 kali. Sebenarnya saya mau berikan contoh kepada teman2 bagaimana RemajaTenis itu dilakukan dengan konsep untuk mengatasi problema turnamen yunior selama ini dan tidak ada evaluasi sama sekali baik oleh Pelti maupun penyelenggara. Ada selentingan kalau AFR dulu duduk di Pelti selaku Wakil Sekjen kenapa tidak lakukan evaluasi. Maka saya sudah pernah minta kepada Bidang Pertandingan untuk mengevaluasi laporan laporan Referee sebagai acuan evaluasi turnamen tersebut. Tapi tidak ditanggapi sehingga saya pikir saya buat saja suatu percontohan turnamen yunior. Memang dalam perjalanan RemajaTenis belum sepenuhnya seperti keinginan saya tetapi karena saya sudah serahkan sepenuhnya dalam pelaksanaan RemajaTenis kepada tim khusus maka saya hanya bisa mengevaluasi setelah turnamen. Upaya memperbaiki selalu ada. Kelemahan terletak ke SDM nya, apakah bisa merubah kebiasaan lama ke sistem baru. Tidak semudah itu. Memang keluhan datag kepada saya dan saya langsung jelaskan kepada pelaksana supay mengurangi keluhan keluhan tersebut. Saya senang karena orangtua peserta tidak sungkan sungkan lapor jika ada ketidak beresan pelaksana RemajaTenis. Saya tidak mau seperti contoh diberikan turnamen lainnya bisa terjadi di RemajaTenis, karena saya merasa sebagai pelayan terhadap maysarakat tenis yang butuh turnamen untuk putra dan putrinya.

Hasil pertemuan cukup positip

Jakarta, 29 Januari 2013. Pertemuan dengan petinggi PP Pelti hari Selasa 29 Januari 2013 sore hari disekretariat Pelti Senayan cukup mendapat kesepakatan bersama jika turamen RemajaTenis itu harus didukung oleh Pelti. Memang rada aneh kalau sampai Pelti tidak mendukung karena PP Pelti periode 2007-2012 telah mengakui keberadaan RemajaTenis yang bisa diselenggarakan oleh AFR sejumlah 26 kali diberbagai kota, justru mau tidak didukung oleh PP Pelti periode 2012-2017. Sebenarnya Ketua Umum PP Pelti Maman Wirjawan sendiri sudah menyatakan langsung kepada saya kalau RemajaTenis harus jalan terus karena tujuannya sangat positip. Tetapi rongrongan datang dari anggota pengurus baru begitu gencar sehingga dianggap perlu untuk bertemu. Maman sendiri mau mengakomodir seluruh pendapat masyarakat tenis. Sebenarnya Maman sendiri menjanjikan kepada saya sewaktu pertemuan 4 mata dengannya dibulan Desember lalu kalau turnamen 3 hari ini akan dipanggil untuk memberikan presentasi ke Pengurus Pelti yang baru. Artinya RemajaTenis dan Sportama , tetapi baru RemajaTenis yang dipanggil. Setelah paparan oleh saya sendiri didepan mereka ini disimpulkan RemajaTenis akan jalan terus, bahkan komitmen saya dengan Maman akan membantu 38 RemajaTenis di tahun 2013 Pertemuan tersebut cukup seru karena pertanyaan muncul dari Kabinpres Wailan Walalangi dan Johannes Susanto (pertamdingan) . Kalau Wailan tidak setuju RemajaTenis dijadikan TDP karena tidak ada turnamen 3 hari dikalender ITF. Memang saya tahu dia itu selalu berbicara soal turnamen internasional. Bahkan keinginannya cukup besar untuk diadakan sebanyak mungkin turnamen internasional di Indonesia.Keinginan ini cukup positip jika kita mampu, artinya mampu bukan hanya soal finansial tetapi atlet kita sendiri apakah sudah siap go international. Tentunya semua katakan siap saja. Tapi kita lihat saja buktinya. Padahal kalau mau tahu kondisi tenis di Australia, Amerika turnamen diakhir minggu banyaknya turnamen seabrek abrek. Tapi karena yang berbicara tidak punya anak asuh yunior maka saya paham sekali tidak tahu situasi tenis yunior diluar negeri, ini pendapat saya sendiri. Yang saya tahu ditahun 1989 saya pernah membaca kalender turnamen yunior dikelola oleh asosiasi tenis Australia (Tennis Australia) ada 100 turnamen. Saat itu saya bermimpi juga di Indonesia harus bisa, tai secara bertahap.

Senin, 28 Januari 2013

Urusan dengan Solo sudah rebes

Jakarta, 28 Januari 2013. Sewaktu berada dikota Solo saya sempat bertemu dengan salah satu pengurus Pelti kota Solo. Kesempatan bertemu bagi keduanya sangat menguntungkan kedua belah pihak karena pertemanan selama ini sudah lama berlangsung. Sebelum pelaksanaan RemajaTenis di Solo salah satu pelaksana RemajaTenis mendapatkan tilpon dari Solo yaitu rekan tersebut. Menerima telpon hal yang biasa tetapi ada yang luar biasa. Karena selama ini pelaksanaan dikota Solo tidak ada masalah. Yang saya anggap aneh adalah  permintaan harus ada surat pengantar dari PP Pelti tentang RemajaTenis ini diakui apa tidak. Kok lucu banget ya, selama ini RemajaTenis sudah masuk dalam Kalender TDP yang dikeluarkan oleh PP Pelti sendiri kok awal tahun 2013, masih dipertanyakan. Padahal selama ini cukup gunakan SK PP Pelti selaku TDP. Ini aneh bin ajaib. Tetapi yang lebih hebat lagi akhir kata dalam pembicaraan tersebut disebutkan kalau saya itu sudah tidak duduk dalam kepengurusan baru Pelti periode 2012-2017. Berita saya sudah tidak duduk dikepengurusan baru bisa sampai ketingkat Pengcab, ini kejutan padahal di Pengda sendiri tidak semua tahu. Muncullah dugaan saya ada yang gak beres, ini pasti ada intervensi dari Jakarta , sehingga saya sendiri langsung ke Solo mendampingi petugas RemajaTenis.  Pertanyaan ini sudah saya sampaikan langsung ke Ketua Umum PP Pelti sebelum ke Solo karena menurut saya ini ada intervensi dari Pusat. Dan Ketua Umumpun menjanjikan akan bantu telpon langsung ke Pengcab tapi saya katakan belum perlu.
Sewaktu bertemu dengan pejabat Pelti kota Solo, langsung terungkap kalau sudah diketahui oleh Pelti Jateng maupun Pengcab se-Jateng itu kalau RemajaTenis itu bukan TDP.
Dia pun memberitahu kalau tidak ditanyakan kuatir disalahkan oleh Pengda Pelti Jateng yang notabene pengurus baru dengan muka muka baru. Saya berterima kasih sekali atas keterbukaan rekan saya ini dan juga masih percaya dengan saya sendiri. Inilah kalau masih ada yang berpikiran positip maka amanlah tenis Indonesia.
Sayapun langsung SMS kepada Ketua Pengda Pelti Jateng maupun jajarannya termasuk Pengcab Pelti di Jateng lainnya kalau rumor tersebut tidak benar. Dan diakui sendiri mendengar rumor tersebut.  Sayapun ceritakan kalau di Semarang ada rekan yang menganjurkan keteman temannya agar tidak ikuti RemajaTenis yang jelas jelas bukan TDP dan lebih sadis lagi dikatakan RemajaTenis tahun 2013 akan mati. Tanggapannya cukup singkat kenapa bisa begitu.

Kenapa RemajaTenis tidak ada Ganda

Jakarta, 28 Januari 2013. Teringat satu pertanyaan kepada saya tentang RemajaTenis. "Kenapa RemajaTenis hanya pertandingkan Tunggal saja." Ini bentuk pertanyaan yang sering saya terima langsung atau secara SMS. Pertanyaan bagi oarng awam kita harus maklumi.
Sayapun sampaikan karena RemajaTenis itu termasuk TDP (Turnamen Diakui Pelti) maka semua ketentuan harus tunduk kepada aturan tersebut.
Dalam ketentuan tersebut yang sebenarnya mengacu kepada aturan Internasional, maka setiap hari pemain hanya boleh bertanding maksimum 2 (dua) kali. Nah, jika untuk 3 hari maka maksimum peserta bertanding hanya 6 kali sampai final. Kalau 6 hari maka size of drawnya maksium 64. Kalau size of drawnya 32 maka akan makan waktu 2,5 hari. Artinya dalam sehari harus main 2 kali. Gimana mau main gandanya.
Itu yang perlu dijelaskan kepada semua pihak agar mengerti permasalahannya. Akhirnya setelah dijelaskan maka semua mau menerimanya.

Tudingan RemajaTenis merusak PNP

Solo, 27 Januari 2013. Dalam pembicaraan dengan rekan rekan tenis Jawa Tengah maupun Jogja, muncul pertanyaan terhadap rumor yang berkembang akibat keberadaan RemajaTenis yang dianggap kontroversial. Tudingannya seperti begini. "RemajaTenis itu ngacoin PNP" 
Kok, bisa ya. Memang saya pernah diminta buat peringkat RemajaTenis karena jumlah pertandingannya jauh lebih banyak dibandingkan turnamen yunior lainnya.
Saya pun teringat kejadian waktu itu diawal tahun 2011. Waktu itu oleh Komite Peringkat dibuatlah aturan PNP yang baru meniru ITF juga. Untuk Januari 2011, semua poin tahun 2010 dihapus artinya muai dihitung dari NOL. Nah gimana jadinya karena diawal Januari ada turnamen New Armada. Gimana Referee gunakan atokan peringkatnya untuk menyusun Unggulannya. Untuk kasus Referee ini maka masih digunakan PNP Desember 2010.
Nah, masuk akal muncul ribut diawal Februari 2011, karena PNP dihitung dari TDP Januari 2011. Waktu itu ada TDP New Armada, Sportama dan RemajaTenis. Disini RemajaTenis ada 2 turnamen. Tambah ribut lagi sewaktu PNP Maret, karena menghitung hasil TDP Januari, Februari. Dibulan Februari munculalah 2 TDP RemajaTenis lagi. Sehingga bagi yang waktu itu tidak ikut RemajaTenis, Sportama dan New Armada otomatis tidak muncul namanya di PNP. That's the point..
Setelah dijelaskan masalah ini barulah mau mengerti. Jadi bisa saja RemajaTenis disalahkan padahal keberadaan RemajaTenis itu merupakan kebutuhan atlet sendiri.  

Tudingan terhadap RemajaTenis buat Kategori sendiri

Solo, 27 Januari 2013. Sewaktu berbincang bincang dengan masyarakat tenis muncul dugaan negatip terhadap RemajaTenis. Hal ini pernah juga diungkapkan kepada saya oleh petinggi Pelti di Jakarta. Kesannya saya memainkan kategori turnamen RemajaTenis seenaknya saya. Karena tidak ada penjelasan dari institusi karena belum tahu permasalahannya maka semua itu seperti ditelan saja.
Saya menjelaskan bukan untuk membela diri tetapi agar masyarakat sendiri yang menilainya. Didalam kepengurusan Pelti saat itu, semua formulir pendaftaran TDP diterima sekretariat kemudian diteruskan ke Ketua Bidang Pertandingan untuk dapat disposisi kemudian ke Sekjen dan seterusnya ke Ketua Umum untuk mendapatkan tanda tangannya. Nah, mengenai kategori TDP itu seharusnya dibuat oleh Bidang Pertandingan sendiri tetapi masalahnya tidak ada konsep yang datang dari Bidang Pertandingan sehingga oleh Ketua Umum bersama komite Peringkat dibuatlah aturan Kategori tersebutm sebagai akibat ribut ribut dibuat ketua bidang sendiri.
Jadi, dalam hal ini saya pribadi aupun secara institusi tidak diikut sertakan. Ya, menerima saja apa yang telah ditentukan Ketua Umum sendiri bersama dengan Komite Peringkat

"Awas saya tuntut AFR "

Solo, 27 Januari 2013, Disela sela pelaksanaan turnamen nasional RemajaTenis yang berlangsung dilapangan tenis Manahan Solo, saya sempat berjumpa dengan masyarakat tenis. Kebiasaan saling tukar informasi selalu dilakukan oleh masyarakat setiap ada waktu berjumpa saya dilapangan tenis. Kali ini cukup hangat juga pembicaraan disekitar lapangan tenis Manahan. Belum lagi dengan pelatih maupun orangtua lainnya. Kesempatan berdiskusi ada saja karena turunnya hujan yang menghentikan pertandingan sehingga ada waktu untuk berbincang bincang.
Yang menarik ada satu rekan dari Jogjakarta, saya kenal sewaktu pelaksanaan Davis Cup Indonesia melawan Kuwait di lapangan tenis Manahan Solo. Perkenalan pertama kali waktu itu membawa saya laksanakan Persami Piala Ferry Raturandang ke Jogja.
Namanya Joko W tapi bukan Jokowi. Waktu Davis Cup saya sempat kenal Jokowi yang Walikota Solo.
Dia  ikuti juga  permasalahan AFR yang banyak pihak kurang senang dengan alasan sendiri sendiri tapi dia ini cukup objektip menilai semua permasalahan yang muncul semenjak saya terjun langsung kelapangan mulai dari Persami Piala Ferry Raturandang kemudian berkembang dengan RemajaTenis. Diapun proaktip menyampaikan saran saran kepada saya mengatasi permasalahan yang timbul. "  Pak Ferry ini orangnya keras kepala." ungkapan dia terus terang didepan wartawan Solopos. "Jangan coba coba Pak Ferry mundur dari RemajaTenis. Saya tuntut lho!" ujarnya makin keras. Logikanya dia bukan orang tenis setelah masuk ke tenis kok saya mau mundur. Itu yang tidak diterimanya. Dia sendiri akui kalau dia itu bukan orang tenis. Dia hanya mendukung salah satu putrinya jadi petenis yunior di Jogja, namanya Ayu Maharani Gempita S yang masih masuk kelompok umur 14 tahun.
Itulah beberapa dialog dilapangan Manahan sewaktu pelaksanaan RemajaTenis.  

Kamis, 24 Januari 2013

RemajaTenis, alami awal cobaan diTahun 2013

Solo, 24 Januari 2013. Selama di Solo sempat berbincang bincang dengan orangtua maupun pelatih tenis yang iuti turnamen nasional RemajaTenis yang berlangsung sejak 24-27 Januari 2013 dilapangan tenis Manahan, Solo. Ada kesan tersendiri kali ini dan sudah saya duga alau ada sesuatu yang aneh dan mengganjal jalannya turnamen yang sudah mendapatkan pengakuan dari PP Pelti dalam bentuk penghargaan diserahkan saat MUNAS PELTI 25 Nopember 2012 di Manado.
Menurut rekan rekan dari Semarang ini disampaian kalau mereka diminta oleh beberapa orangtua dan pelatih untuk tidak ikuti turnamen RemajaTenis. Wow, aneh ya tapi itu nyata. Padahal mereka ini dulu langganan ikuti turnamen RemajaTenis. Apa sebab ya ?  Kalau menghasut saja bagi saya bukan masalah sekali karena saya berpikiran masih banyak orang tenis yang berpikiran positip tidak seperti mereka ini. Alasannya lebih aneh sekali. Yaitu RemajaTenis itu tidak diakui PP Pelti sekarang. Saya masih tetap bertahan karena didepan saya Ketua Umum sendiri sangat mendukung keberadaan RemajaTenis. Kok, jajarannya tidak mendukung. Setahu saya Ketua Umum ini bukan golongan orang yang omdong aja. Aneh bin ajaib lah. Lebih sadis lagi dikatakan kalau tahun ini RemajaTenis dimatiin. Heibat juga ya. Tapi saya menyadari hal ini bisa terjadi akibat dari salah pengarahan dari rekan kita di Jakarta kepada rekan rekan di Semarang. Sayapun berpikiran kalau sudah sampai Semarang, tentunya upaya lainnya juga akan dilakukan kedaerah lainnya dimana RemajaTenis akan berlangsung. Saya sendiri yakin kalau dukungan pasti ada juga dari orangtua yang berpikiran positip saja dan jumlahnya cukup banyak. Mereka ini tidak mengetahui asal muasalnya RemajaTenis sehingga bisa berpikiran negatip seperti ini. Jadi sayapun tidak perduli, karena saya yakin RemajaTenis adalah salah satu konsep yang efisien dan efektip untuk pembinaan atllet melalui turnamen.

Masalah Turnamen berseri dimasalahkan

Solo, 24 Januari 2013. Turunnya hujan memberikan kesempatan bagi orangtua maupun pelatih berbincang bincang dengan saya di lapangan tenis Manahan Solo. Ada yang kemukakan masalah istilah seri dari suatu turnamen. Seperti yang dikemukakan oleh salah satu pelatih putra dari Semarang soal seri masters turnamen yunior yang berlangsung di Magelang beberapa bulan lalu. Yang diperbincangkan adalah masalah persyaratan peserta yang digunakan dalam seri masters tersebut. Diributkan adalah ternyata peserta yang ikut diambil dari PNP bukan dari hasil poin seri dari beberapa turnamen. Karena saya tidak ikuti masalah Seri turnamen yunior itu maka saya diamkan saja. Tetapi sayapun sampaikan dengan secara gampang. "Anda harus melihat aturan atau ketentuan seri turnamen tersebut lebih dulu.Ketentuannya saya tidak pernah baca maka saya tidak bisa beri komentar siapa yang salah.  Ternyata anggapan mereka ini saya adalah  Professor Tenis. sehingga yang hadir ingin mengetahui aturan yang benar. Memang selama ini jika suatu turnamen dibuat beberepa turnamen disebut seri dan dakhiri dengan satu turnamen penutup disebut Masters dengan persyaratan pesertanya dibatasi menjadi 8 peserta Masters setiap kelompoknya. Setiap seri diberikan point seri dimana dari penjumlahan angka  atau poin dari setiap serinya untuk menentukan peserta yang masuk Master berdasaranan 8 peserta yang mempunyai jumlah poin tertinggi saja yang boleh ikut. Saya sendiri lupa tanyakan apakah yang diributkan itu adalah persyaratan peserta diambil dari PNP tertinggi atau sewaktu Masters dibuat undian berdasarkan PNP terbaru. Ataukah untuk menentukan undian unggulan berdasarkan PNP atau berdasarkan angka atau poin dari masters. Intinya saya sampaian adalah apakah mereka ini membaca ketentuan yang dibuat oleh penyelenggara. That's the point.

Rabu, 23 Januari 2013

Kalau kesalahan Re-draw wajib dilakuan

Solo, 23 Januari 2013. Keberadaan disatu turnamen tenis , saya selalu mendapatkan banyak cerita mengenai pelaksanaan turnamen. Sehingga momen ini saya gunakan untuk berdiskusi kepada merea baik itu orangtua , pelatih maupun pembina tenis yang duduk di lub maupun indu organisasi tenis didaerah daerah. Kali ini cukup menarik juga dalam pembicaraan dengan salah satu pembina asal Jawa Tengah. Yang diceritakan adalah kasus kasus didalam suatu pelaksanaan turnamen yang tidak pernah masuk laporannya ketingkat Pusat. Kebanyakan yang saya dengar justr dari pelaku pelaku didalam lapangan. Harus diakui semua pihak kalau masih banyak kelemahan terjadi didalam pelaksanaan turnamen nasional yunior.
Yang harus dibedakan adalah peraturan tenus dan kasus kasus didalamnya. Didalam aturan tenis atau dikenal Rules of Tennis itu sudah jelas tetapi dalam Rules of Tennis diinformasikan masalah ontoh contoh kasus. 
Dalam pembiaraan kali ini masalah tidak boleh re-draw, artinya kalau Referee sudah mengundi maka tidak boleh atau pantang diredraw apalagi kalau sudah ada yang dipertandingkan. Hal seperti ini saya langsung bantah. Saya bukan ahli tapi berdasarkan pengalaman selama ini di turnamen internasional Green Sands Satellite Circuit. Sebagai Referee dibutuhkan ketelitian bekerja, sehingga meminimalkan kesalahan Referee. Prinsipnya kalau yang salah atet maka jelas ada hukumannya dan tidak bisa ditawar tawar. Tapi jia itu kesalahan Referee ataupun Panpel maka wajib Re-draw. Ini prinsip cara berpiir. Ini didalam Rules of Tennis disebut sebagai kasus kasus dilapangan.

Rabu, 16 Januari 2013

Masih berpikiran positip

Jakarta, 15 Januari 2013. Sewaktu masih menjabat dikepengurusan induk organisasi tenis, saya pernah bertemu dengan rekan sendiri Christian Budiman. oleh rekan ini pernah menyampaikan beberapa kemungkinan yang akan terjadi jika sudah tidak duduk lagi dalam kepengeurusan Pelti. Dia sangat  sangat mendukung kegiatan yang saya sering lakukan adalah turnamen RemajaTenis yang sudah merambat kebeberapa daerah diseluruh Indonesia. "Saya kuatir jika yang duduk dikepengurusan yang akan datang RemajaTenis akan dihambat karena orangnya yang benci terhadap AFR." ujarnya waktu itu, dan saya hanya katakan kita tidak perlu berpikian negatip.
Tetapi setelah memasuki pertengahan bulan Januari 2103, apa yang diucapkan rekan saya ini sepertinya akan menjadi kenyataan. Tanda tanda hambatan sudah mulai kelihatan. Tetapi saya masih berbesar hati saja dan harapkan rekan rekan yang duduk dikepengurusan Pelti agar berpikiran positip saja. Tetapi kelihatannya agak sulit juga karena ada saja orang yang tidak suka atau tidak puas terhadap sepak terjang saya selama ini. Inilah kehidupan dipertenisan kita ini. Tetapi saya tetap punya harapan karena masih menilai petinggi Pelti masih memiliki pikiran positip untuk memajukan pertenisan Indonesia. Karena saya sudah bertemu langsung ntuk memaparkan masalah RemajaTenis, dan tanggapan positip yang saya terima, tetapi saya masih tetap menunggu realisasinya saja.

Minggu, 13 Januari 2013

Kiri OK, kanan OK

Jakarta, 13 Januari 2013. Ada satu cerita dinegeri antah berantah dimana saat itu ada pemilihan kepala desa atau apapun namanya, ada salah satu kandidat kepala desa yang memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan sendiri. Saat itu sedang gencar gencarnya adanya PILKADA baik dari tingkat terendah sampai tertinggi. Dan dia yang pertama kali mengumumkan kalau ingin ikut pemilihan kepala desa karena sudah didukung oleh salah pedagang besar atau dikenal tauke didesa tersebut. Tentunya semua pemuda yang kenal dia sangat mendukungnya sedangkan para orangtua masih belum percaya atas reputasi anak muda tersebut.. Karena masih ada waktu, muncul lagi pendatang baru mau ikut pemilihan kepala desa, sebut saja namanya X. Semua orang bertanya tanya siapa dia ya. Tetapi karena tekadnya cukup besar maka pendatang baru ini tetap berusaha akan maju sebagai kandidat kepala desa. Menjelang hari H pemilihan kepala desa , muncul lagi satu nama pendatang baru sebut saja namanya A yang ingin ikut kontes pemilihan kepala desa. Berarti sekarang sudah ada 3 kandidat kepala desa. Melihat situasi seperti ini maka sipemuda berpikir juga apakah mau maju atau mundur. Tapi otak licikpun muncul karena yang penting ada uang masuk kekocek sendiri. Karena sudah tahu ada pedagang yang mendukungnya maka berarti sudah dijanjikan adanya uang ikut serta karena pemuda ini tidak punya kerja tapi yang kerja otaknya saja bagaimana bisa menghasilkan uang untuk dirinya sendiri. Maka kasak kusuklah dilakukan. Apa yang terjadi, agar uang yang sudah disediakan misalnya sebesar Rp. 300 juta bisa masuk koceknya. Karena ingat uang boleh dapat tapi harus ikut pemilihan kepala desa tersebut. Nah, disinilah kelihaiannya. Berpura pura dengan cara berkoar koar akan turut menggantikan kepala desa yang sudah lanjut uasia sehingga harus diganti.. Maka akalpun jalan. Istilah disini kiri kana OK. Maka didekatilah salah satu kandidat untuk berkoalisi saja tetapi ada persyaratannya karena merasa punya massa kawula muda maka dimintalah kompensasi untuk massanya dipindahkan kekanddat lainnya. Benar juga sudah dapat Rp. 300 juta dari sipedagang/tauke maka dapat lagi duit dari konteastan satunya. Maka diapun segera mundur dari pemilihan dengan cara terhormat. Inilah kisah sibadut dinegara antah barantah. Sekedar iseng cerita dongeng saja, yang penting si tauke  tidak tahu karena duitnya sudah masuk koceknya dulu. Heibaaat sekali ya ! Begitulah cerita dongeng diwaktu senggang.

Kebencian terhadap AFR berakibat kepada keluarga Raturandang

Jakarta, 13 Januari 2013. Hari ini saya bertemu dengan adik adik di Plaza Indonesia, karena salah satu adik bertugas di Maluku mengikuti suaminya disana sehingga saat berada di Jakarta dia ingin bertemu dengan kakaknya. Saya akhirnya bertemu juga dengan adik saya yang laki laki yang juga seorang pelatih tenis. Disampaikan betapa beratnya menyandang nama famili Raturandang. Disampaikan kalau ada satu dialog yang cukup memprihatinkan sekali terjadi dikantor sekretariat induk organisasi. Oleh salah satu petinggi teras induk organisasi tersebut dengan arogannya menyampaikan kepada putranya yang hadir disitu kalau dikatakan sekarang (dia berkuasa) tidak ada lagi turnamen AFR.Langsung disampaikan kepada salah satu keponakan saya. " Maaf ya ini om loe." Disini terungkap ketidak senangannya terhadap diri AFR yang saya sendiri. Pernyatan ini langsung oleh salah satu pelatih nasional yang hadir disitu bahwa statement itu sangat keliru karena atlet2 kita butuh turnamen AFR . Yang dimaksud disini adalah turnamen RemajaTenis. jadi kalau saya dengar cerita seperti ini saya sangat prihatin sekali kalau sampai petingi induk organisasi karena benci kepada AFR mengrbankan kebutuhan atlet yaitu turnamen. Inilah dia dan saya sebenarnya sendiri sudah tahu dari petinggi lainnya kalau saya itu dibenci oleh petinggi ini juga. Tak heran, ada kecemburuan mereka yang tidak bisa berbuat seperti apa yang saya buat sehingga lebih mudah melemparkan fitnah , aji mumpung lah. Begitulah situasi setelah alih generasi 
Kemudian adik saya bercerita kalau dampak lainnya adalah ada kecendrungan dari pihak pihak yang sakit hati  kepada AFR yang nyata nyata menyandang famili Raturandang berdampak pula kepada tennis club yang diasuhnya. Hal ini sudah lama saya ketahui bahkan ada petinggi induk organisasi menghasut agar atlet didalam asuhannya dipindahkan kepada pelatih yang diidolakannya. Dan ini sudah terjadi.
Bahkan ketika salah satu putranya sedang berada di suatu turnamen diluar Jakarta kirimkan SMS kepada Bapaknya kalau dia sendiri merasakan adanya pihak pihak tertentu tidak senang kepada Raturandang.
Saya sendiri memberikan avis agar tidak perlu mendengar kicauan orang orang picik tersebut, karena mereka tidak bisa berbuat seperti apa yang kita telah buat. Tuhan Maha Adil, jadi jalan terus dengan kegiatan kegiatanyang selama ini sudah dijalankan. Dan saya sendiri juga bertekad tetap terus berbuatlah sesuatu untuk tenis Indonesia. Jangan kuatir, begitulah anjuran sya kepada adik saya agar tidak patah semangat menghadapi masalah ini. Saya hanya katakan kalau yang benci bisa dihitung dengan jari tapi yang senang menyambut baik kehadiran RemajaTenis itu itu ribuan banyaknya. Memang saat ini ada 4 orang penyandang nama Raturandang yang terlibat dipertenisan nasional yaitu 2 keponakan (Andrian dan Rivelino)  dan satu adik saya (Alfred) selaku pelatih dan saya sendiri. Buatlah sebanyak petenis nasional supaya berguna untuk Indonesia. Dan saya kan bantu juga mencarikan sponsor untuk anak asuhnya.

Sabtu, 12 Januari 2013

Semoga keinginan adanya Turnamen didaerah bisa terealiser

Jakarta, 12 Januari 2013. Roadshow kedua hari ini saya bertemu dengan salah satu anggota Pengurus Pelti tingkat kotamadya di Tanah Air ini. Waktu bertemu saya langsung sampaikan kalau saya sudah tidak duduk lagi dikepegurusan baru, supaya jelas dan saya berikan bendera baru saya yaitu AFR RemajaTenis. Karena sudah tahu kinerja Remajatenis maka diapun kelihatannya tidak mau mundur jutru berikan permasalahan bersama untuk dipecahkan demi pertenisan dikotanya itu. "Saya kemarin bertemu para orangtua kalau mereka bertanay kapan dibuat turnamen skala nasional dikotanya." ujarnya yang membuat semangat untuk bertemu. Sayapun keluarkan jurus jurus saya sewaktu di marketing agar program ini bisa jalan dengan baik. Saya jelaskan tingkat kesulitan didalam pelaksanaan turnamen yunior berbeda dengan turnamen senior. Diapun cerita kalau pernah selenggaraja turnamen yunior psertanya hanya 30 peserta, betul betul sangat minim Dan diapun tahu kalau RemajaTenis selenggarakan banyak peserta datang dari luar kota maupun luar pulau sekalipun. Kuncinya adalah karena AFR punya nomor tepon dari Sabang sampai merauke sejumlah lebih dari 3.000 nomor. "That's the point."
Disni kamipun sampaikan kalau dulu AFR masih bisa mentolerir karena masih ada idealis dibenaknya tetapi sekarang sudah ada harganya. Langsung direncanakan ada 2 turnamen nasional yang akan dicanangkan karena akan berkonsulasi dengan Walikotanya.
Setelah itu saya berkunjung ke Cimanggis untuk bercerita dengan salah satu tman lama masalah tenis di Maluku. Pembicaraan cukup hangat hanya masalahnya sekarang Pelti Maluku , apakah masih seperti yang duu dianggap mati . Ya, kita tunggu saja

Bad News is a Good promotion for RemajaTenis

Jakarta, 12 Januari 2013. Saya telah kirimka formulir pendaftaran TDP Kelompok Yunior untuk rencana buat RemajaTenis ditahun 2013. Formulir sudah dikirimkan sebelum Natal 2012, tapi sampai hari ini belum ada a jawabaalam proses pembentukan kepengurusan baru. yang terpaksa saya tunda karena tidak mau selenggarakan karena belum ada pengakuan dari induk organisasi tenis. "Jangan sampai kita membohongi publik ternyata belum ada surat pengakuan dari Pelti." Kenapa begitu lama, saya maklumi sekali karena masih dalam pembentukan kepengurusan baru. Itu alasan utama tetapi ternyata ada alasan lain yang lebih ke personal sekali. Karena petingg yang baru masuk menerima masukan yang menjelekkan RemajaTenis. sayapun tahu sekali dari mana sumbernya, karena sewaktu berjumpa 4 mata dibulan Desember lalu terungkap ungkapan ketidak senangan terhadap RemajaTenis. Ya, karena sampai minggu ini tidak ada tanggapan saya sempat bertanya ke adminstrasi sekretariat masalah ini. Disebutkan kalau turamen yang 3 hari seperti RemajaTenis dan Sportama belum ditanda tangani. Akhirnya sayapun berpikir jangan dibiarkan masalah ini berlarut larut. Kecendrungan menghilangkan RemajaTenis sepertianya ada tetapi saya tidak berkecil hati masalah ini karena yakin dan percaya kalau visi dan misi RemajaTenis itu untuk kepentingan pertenisan Indonesia. Ini juga diungkapkan oleh petinggi yang baru tersebut.
Akhirnya saya sempat kirim sms bertanya masalah ini dan diberi jawaban kalau dalam 2-3 hari akan diberi jawabannya. Nah, janjinya dipenuhi maka saya diminta datang hari Sabtu 12 Januari pukul 10.00 dihotel Sultan, padahal saya ada janji dengan rekan tenis dari daerah mau adakan pertemuan hari Sabtu 12 Januari pukul 10.00. Tapi akhirnya saya beritahu kalau pertemuan diundur saja setelah pukul 12.00 di Tamami. Dan pertemuan dengan  petinggi Pelti lebih penting.
Setelah bertemu dengan 4 petinggi Pelti maka saya ditanya masalah RemajaTenis yang begitu rame dirumorkan oleh rekan rekan yang pada intinya tidak suka dengan saya pribadi. Sayapun mulai berikan sesuai historisnya mulai dari Persami dari tahun 1996 sampai 2009 sudah mencapai 300an turnamen. kemudian ditambah Remajatenis di tahun 2009 yang awalnya 5 kali, kemudian 2010 ada 12 kali, tahun 2011 ada 18 kali dan 2012 ada 26 kali dari target 30. Saya sudah siap dengan konsep marketing jug yaitu 4 W + 1 H (What,Why,Wher,When + How).  Setelah jelaskan WHAT, WHY maka kesimpulannya adalah RemajaTenis harus terus dikerjakan  dan masalah sebenarnya adalah administrasi sekretariat saja sebagai penyebab banyaknya rumor yang tidak bertanggung jawab. Tapi saya masih tunggu sampai turunnya SK PP Pelti atas RemajaTenis 2013. Saat itu dia minta 50 turnamen 3 hari ini dan saya katakan Sportama sudah jadwalkan 12 kali dan RemajaTenis akan buat 38 kali, asal dibantu. Ketika ada usulan dari salah stu teman pelatih yang duduk dalam kepengrusan baru itu tentang usulannya maslah Remajatenisjangan buat turnamen yang sekelas saja, tapi buat juga yang kelas peih tinggi yaitu seminggu. Sayapun dengan enteng katakan kalau ada sponsor kenapa tidak, sedangkan sekarang aja tanpa sponsor sudah sanggup 26 kali selenggarakan ditahun 2012. Keluar deh sombngnya AFR. Tapi yang bagus adalah dia akan carikan sponsor untuk RemajaTenis. Saya harus bialng wow gitu. Diapun bingung kok dibuat jadi masalah ,  karena sebagai muka baru saja. "Bad news is a good promotion for RemajaTenis. Don't worry be happy."

Rabu, 09 Januari 2013

3 hari bertanding baru pulang rumah subuh subuh

Jakarta, 9 Januari 2012. Terkejut juga saya ketika menerima laporan ada turnamen nasional yunior berlangsung selama 3 hari berturut turut sampai pukul 24.00 bahkan lebih lagi. Sungguh saya prihatin sekali hal seperti ini bisa terjadi. Memang saya akui tidaklah mudah selenggarakan turnamen yunior, berbeda dengan turnamen senior. Melihat kejadian seperti ini sudah sering terjadi di turnamen nasional yunior. Tapi saya baru tahu setelah ada laporan. Seperti tulisan sebelumnya jika terjadi hanya dihari pertama , masih bisa ditolerir. Biasanya ini semua terjadi akibat turnnya hujan.Tetapi ini sudah 3 hari masih terulang. Nah lo, maua dikemanakan atlet kita ini.
Kenapa saya prihatinkan sekali, karena sangat tidak mungkin kita dapatkan prestasi yang bagus kalau anak anak bertanding larut malam, karena sudah mengantuk sekali. Ini tidak sehat, mana lagi bisa masuk angin jika tidak diantisipasi oleh pelatih maupun orangtua pemain.
Nah, disinilah peranan direktur turnamen yang bertanggung jawab atas perencanaan turnamen. kalau kita selenggarakan turnamen dimana musim hujan yang biasanya terjadi diakhir dan awal tahun, maka sudah harus antisipasi keadaannya. Kalau saya lihat turnamen diawal dan akhir tahun itu bukanlah turnamen yang baru pertama atau dua kali diselenggarakan tetapi bahkan sudah lebih dari 5 tahun diselenggarakan. Artinya mereka ini sudah harus bisa merencanakannya dengan baik. Kalau sudah athu situasi seperti ini maka harus dicari jalan keluarnya. Salah satunya adalah turnamen jagan dimulai hari Senin, tetapi bisa dilakukan hari Minggu atau Sabtu. Biasanya turnamen nasional yunior itu dilakukan upacara pembukaan sehingga makan waktu pelaksanannya . Ini juga harus diperhitungkan. Tapi saya yakin teman teman di PP Pelti tidak ada yang tahu. Kenapa saya bisa tahu, kebetulan saya menanyakan hasil pertandingan petenis yunior yang akhirnya diberitahu baru selesai . Sayapun melihat jam tangan saya, waktu sudah menunjukkan pukul 00.30. Wow, apa jadinya ya. Kebetulan saya belum tidur. Mau begadang sama petenis yunior ya!

Selasa, 08 Januari 2013

"Don't Worry I will support you."

Jakarta, 8 Januari 2013. Ditengah tengah pertemuan saya sore ini di Prince Building jalan  Sudirman, saya menerima telpon dari rekan yang duduk dikepengurusan induk organisasi tenis yang baru terbentuk. Ini telpon pertama saya terima dari anggota pengurus yang baru. Awalnya saya ragu ragu juga karena pertanyaannya tidak to the point sehingga saya ragu ragu juga menjawabnya. Ditanyakan soal pemberitaan dimedia massa selama Januari 2013 ini. Saya pikir soal tulisan diblogger saya ini. Akhirnya terungkap kalau yang dimaksud adalah pemberitaan tentang program mereka ditahun 2013 akan selenggarakan turnamen internasional sekitar 12-13 turnamen pro circuit.
Rupanya dia meminta nasehat atau pendapat masalah ini. Karena saya masih mencintai tenis, maka cukup koopeatip juga dengannya. Memang di bulan Desember 2012 pernah minta pendapat saya karena dia masih merasa saya itu seniornya dan dia perlukan pikiran pikiran saya masalah turnamen. Saya jadi respek juga terhadapnya. Karena dia merasa perlu pendapat orang lain.
Saya hanya katakan kalau program ini cukup bagus, tetapi bukan berarti kita dulu tidak pernah lakukan dan akhirnya menyadari kepentingannya maka akhirnya diperkecil frekuensi pelaksanaannya. Coba saja dulu karena saya tahu siapa yang mencetuskan. Jadi saya kemukakan pendapat saya selain diatas sehingga bisa digunakan sebagai bahan pemikiran didalam menjalankan policy kedepannya. Untuk itu saya kemukakan jangan kuatir kalau soal grass root delevelponet tournament , saya akan isi dengan kegiatan RemajaTenis didaerah daerah. "Don't worry I will support you.".

Buang itu idealis, jadikan bisnis

Jakarta, 8 Januari 2013. Sore ini ada pertemuan yang cukup menyadarkan diri saya yang selama 10 tahun lebih sudah terbelenggu dengan idealisme . Keadaan ini membuat saya sedikit buta terhadap situasi diluar selama ini. Teman saya ini sama sama datang dengan background medis dan marketing. Dan rekan saya ini yang pernah bertanya kepada saya beberapa tahun silam. Yaitu " apa yang kamu dapatkan duduk di Pelti". dimana jawaban saya ini membuat diapun tidak berdaya karena dia tahu siapa saya ini. Jawaban saya waktu itu adalah " kepuasan ".
Nah , setelah dia tahu saya sudah pensiun dikepengurusan maka diapun langsung sampaikan yaitu buang itu "idealisme" yang selama ini dianut saya. Kembali ke " bisnis ". Yaitu mari kita cari duit dari tenis. "Sekali lagi saya katakan buang itu idealisme yang kamu anut." Memang saypun sadar dan diapun tah karena duduk dalam kepengurusan tenis maka mati semua "sense of business".
Kenapa pembicaraan ini sampai kesini, karena maksud kunjungan saya sebagai kelanjutan pembicaraan telpon beberapa hari lalu, dia mau kerjasama memajukan RemajaTenis yang sudah saya kembangkan selama 4 tahun. Diapun kaget ternyata tahun terakhir bisa jalankan 26 kali turnamen RemajaTenis. " Ini nilai jualnya ada"
Tetapi yang lebih kaget lagi sewaktu diapun katakan kalau ada sesuatu dalam diri saya sehingga mengatakn "tidak". Dan akhirnya sayapun sampaikan visi misi RemajaTenis itu merupakan visi dan misi untuk memajukan pertenisan karena ini merupakan grass root development dari induk orgnisasi tenis yaitu Pelti. Marilah kita bisniskan dan buang semua idealisme itu, karena itu tugas dari induk organisasi bukan tugas saya. memang dia akui kalau dulu saya terbelenggu dengan posisi diinduk organisasi sehingga tidak bisa mengembangkan diri. "Marilah kita pikirkan bagaimana kita bisa menjadikan  Remajatenis ini bisa menghasilkan uang." ujarnya pula. Maka akhirnya dibuatlah beberapa rencana seperti saya harus buat agenda resmi selama setahun kegiatan RemajaTenis. "Fer, kamu pasti bisa. Ayo kita coba." ujarnya kembali beri semangat kepada diri saya selaku AFR. 

Senin, 07 Januari 2013

Makin banyak peserta, makin ribet dibuatnya

Jakarta, 7 Januari 2013. Jikalau mengikuti kegiatan turnamen yang merupakan makanan rutin bagi saya berkat laporan laporan yang masuk langsung kepada saya. Memang tidaklah mudah sebagai penyelenggara untuk suatu turnamen nasional kelompok yunior. Berbeda dengan turnamen internasional yunior, yang hanya mempertandingkan 4 events saja yaitu tunggal , ganda putra dan putri. Sulitnya pelaksana turnamen nasional karena berani mempetandingkan beberapa kelompok umur seperti kelompok umur 10 tahun, 12 tahun, 14 tahun, 16 tahun dan 18 tahun. Ini tunggal dan ganda berarti ada 10 events untuk putra dan 10 events lagi untuk putri. Bayangkan ada 20 events.Tapi masih kalah dengan turnamen Maesa Paskah beberapa puluh tahun silam saya selaku pelaksana bisa selenggarakan 33 events, yaitu yunior, senior dan veteran dalam waktu 3 hari saja. Tapi ini bukan TDP.   Ini pekerjaan tidak mudah dalam perencanaannya. Sebagai penanggung jawab perencanaannya adalah direktur turnamen bukan Referee. Bedanya semua perencanaan termasuk pengadaan sarana dan prasaranya merupakan tanggung jawabnya. Kesulitan sebagai pelaksana adalah minimnya lapangan tenis didalam satu lokasi. Ini kendala besar, tetapi dengan kendala seperti ini bukan berarti menghambat keinginan selenggarakan turnamen. Kita harus berterima kasih besar kepada penyelenggara yang mau berkorban membantu pembinaan tenis kita. Peranan Referee disini hanya menjalankan pelaksana turnamen dengan kondisi sarana yang diberikan oleh direktur turnamen. Yang sering terjadi akibat minimnya lapangan kemudian diikuti juga dengan membludaknya peserta. Sebagai penyelenggara sangat mengharapkan makin banyak peserta makin bangga sebagai pertanggung jawabannya kepada sponsor turnamen. Diawal tahun ini maupun diakhir tahun lalu saya terima masukan hal yang sama karena begitu ribetnya pelaksanan turnamen akibat turunnya hujan. Lebih parah lagi jika tidak ada kerjasama yang baik dengan Referee maka makin ribet lagi.   Tetapi saya hanya mengingatkan kembali agar dikurangi jadwal pertandingan sampai larut malam. Kalau hanya terjadi satu hari saja masih dimaklumi tetapi jika sudah sampai dua atau tiga hari maka harus dipikirkan baik baik dimasa mendatang. That's all. 

Sabtu, 05 Januari 2013

Harus Cari sponsor untuk RemajaTenis

Jakarta, 5 Januari 2013. Memasuki tahun 2013, saya coba evaluasi sedikit masalah masalah pertenisan yang kita cintai ini. Khususnya terhadap diri saya selama ini, what next ? Begitulah yang muncul dalam benak saya sendiri. Apalagi setelah terima telpon dari rekan tenis dari Blora , yang jelas nyatakan tidak kuatir walaupun saya sudah kembali ke posisi pengamat tenis. Tidak ada kekuatiran terhadap diri saya karena dianggap bisa berbuat apa saja demi memajukan tenis Indonesia. Ini kuncinya saya kembali harus berbuat sesuatu lagi untuk tenis. Dulu sewaktu duduk dalam kepengurusan induk organisasi, oleh rekan sendiri dalam induk organisasi dikatakan kalau saya mengkomersielkan RemajaTenis untuk kepentingan pribadi. Walaupun awalnya yang bersangkutan sangat mendukung sehingga saya bertambah semangat, kemudian berubah pikiran setelah ada perbedaan persepsi masalah aturan turnamen. Kemudian saya waktu itu sempat juga dilontarkan sebagai suka ngacak ngacak bidang pertandingan. Ya, tentunya saya tidak bisa berdiam diri kalau ada kejanggalan dalam pelaksanaan turnamen. Apalagi kalau ada pelanggaran terhadap aturan yang sudah baku Itu tidak bisa ditolerir. Kenapa kita musti tutup mata.
Nah, sekarang saya tentunya sudah bebas bergerak, apa mau dikomersielkan itu hak saya tentunya.
Hari ini tanpa saya duga terima telpon dari teman lama saya dulu dbidang farmasi/kedokteran. Diapun bercerita ngalor ngidul dan anehnya sempat juga mengamati kalau saya sudah sering keluar kota untuk selenggarakan RemajaTenis. Memang dulu diapun pernah bertanya kepada saya dan saya tidak akan lupa pertanyaannya. Karena dulu teman bisnis, maka diapun geleng kepala kalau saya beralih haluan keolahraga karena saya duduk dikepengurusan tenis tingkat pusat. "Apa yang kamu dapat dari tenis?" Pertanyaan ini muncul karena dulu sama sama bergerak di marketing. Tentunya diharapkan jawaban saya . " Kepuasan " itulah jawaban saya kepadanya. " Ya kalau itu bisa saja bermilyar milyar nilainya." ujarnya kepada  saya.
Kali ini saya pun dianjurkan untuk mencari sponsor pelaksanaan RemajaTenis. Ajakan ini sangat masuk akal sekali. "Apalagi sudah selenggarakan 26 turnamen dalam tahun 2012. Sudah cukup nilai jualnya. Ayo , Fer" ujarnya memberi semangat. Tentunya akan saya lekukan seperti yang diminta. Mudah mudahan. Tetapi saya ada kesulitan untuk menyusun kalender RemajaTenis, karena untuk bulan Januari, Februari dan Maret  2013 saya sudah kirimkan Formulir Pendaftaran TDP ke PP Pelti tetapi belum ada jawabannya karena kepengurusannya masih baru terbentuk. Tetapi info yang saya dapat kalau semua turnamen yang diajukan untuk tahun 2013 belum dibuatkan SK Ketua Umum PP Pelti. Tetapi beberapa daerah sudah saya hubungi akan buat RemajaTenis di tahun 2013, agar target saya tahun 2013 bisa mencapai 30 turnamen bisa terealiser, karena tahun 2012 sudah tercapai 26 turnamen. Semoga berhasil !

Selasa, 01 Januari 2013

Mau kembangkan PERSAMI di tahun 2013

Jakarta, 1 Januari 2013. Kalau dulu saya kembangkan Persami (Pertandingan Sabtu-Minggu) kemudian dikembangkan menjadi RemajaTenis maka saya melihat ternyata tidak semua daerah bisa dikembangkan Turnamen RemajaTenis, karena kesulitan peserta, lapangan dan lain lain. Melihat hal seperti ini saya sekarang berpikir kalau hal ini dibiarkan maka kasihan daerah tersebut petenisnya sulit berkembang. Kalau begitu, saya akan coba mulai lagi jalankan Persami yang terakhir kali yang ke 69 di Palangka raya disamping Remaja Tenis tetap berjalan dengan crew tersendiri. Kalau Persami saya bisa lakukan sendiri.
Nah, saya mencoba mencari daerah daerah yang masih bisa dijalankan program ini. Kemungkinan pertama akan masuk ke Palangka Raya, karena fasilitas lapangannya belum bisa dijalankan bagi TDP Nasional. Setelah itu mau coba ke Sulawesi, apakah itu Sulawesi Tenggara dan NTT dan Maluku yang belum dimasuki oleh TDP Nasional. Mudah mudahan keinginan saya ini tidak ada hambatan sama sekali. Kasihan atletnya.

Masuk tahun 2013, komunikasi harus lancar

Jakarta, 1 Januari 2013. Memasuki tahun 2013, banyak harapan harapan datang dari masyarakat tenis kepada induk organissi tenis yaitu PP Pelti yang baru disusun anggota kepengurusannya. Kebanggaan tersendiri datang kepada tenaga tenaga muda yang sekarang ikut peduli dalam mengurusin tenis Indonesia melalui induk organisasi Pelti. Harapan itu bukan hanya ditujukan kepada PP Pelti tetapi juga kepada Pengda (dulu Pengprov) Pelti di 33 Provinsi di Indonesia. Begitu juga kepada Pengcab (dulu Pengkab/Pengkot) Pelti disekitar hampir 500 Kotamadya/Kabupaten di 33 Provinsi. Belum lagi dengan bertambahnya 1 Provinsi yaitu Kalimantan Utara maa bertambahlah personil yang ikut mengurus tenis diwilayah masing masing. Terus terang sejak dulu saya paling sering mendapatan laporan dari masyarakat tenis khususnya orangtua yang kecewa berat terhadap Pelti ditingkat Provinsi maupun Kota/Kabupaten. Bukan berarti tidak ada yang ke PP Pelti, juga banyak.
Nah semua itu bagaimana kita mengatasinya. Terpulang kepada motivasi pengurus mulai dari bawah sampai Pusat. Kalau dilihat susunan kepengurusan ditingkat Cabang,Daerah kemudian ditingkat Pusat maka saya perkirakan minimal 30 personel bahkan ada sampai 60 oramg yang duduk dlam kepengurusan Pelti. bisa dibayangkan ada begitu banyak personilnya. Tapi resultnya apa ya. Ini suatu pertanyaan yang sulit dijawab. Kenapa , karena mayoritas yang dudk dalam kepengurusan khususnya Pengurus Harian ( Ketua,Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara ditingkat Daerah dan Cabang) mayoritas bukanlah pelaku tenis atau mantan petenis/pelatih. Akibatnya banyak informasi masuk tapi langsung disimpan dalam file, bukannya diteruskan kepada komite yang bersangkutan sehingga banyak kegiatan terlewatkan.
Melihat hal seperti ini, sudah dicoba disiapkan alat komunikasi seperti email dengan disediakan komputer dan printer oleh PP Pelti kepada 33 Pengda, tetapi sebagian besar entah kemana perginya, karena sudah ganti pengurus maka ganti pula perlengkapan tersebut.