Kamis, 29 November 2012

Keinginan Masing masing calon Ketua Umum PP Pelti

Jakarta, 30 Nopember 2012. Sebelum Munas Pelti 2012 di Manado, saya sempat berbincang bincang dengan Bakal Calon (Balon) Ketua Umum PP Pelti yaitu Maman Wirjawan dan Jafar Hafsah di Jakarta. Sedangkan Wailan Walalangi hanya melalui tim suksesnya saja. Bertemu pernah tetapi tidak berbicara masalah programnya dan kalau tim suksesnya mengatakan programnya kepada saya maka sayapun anggap sama saja, tidak perlu dengar dari Wailan Walalangi. Programnya termasuk bagus dalam penilaian saya. Berbincang dengan Jafar Hafsah di lapangan tenis Senayan Sabtu pagi seminggu sebelum Munas 2012.
Ada yang menariksaya terima dari pernyataan Maman saat itu. Pertanyaannya kepada saya adalah , berapa jumlah petenis yunior Indonesia.Apakah ada 200 petenis, dan saya jawab ada.
Jika mengikuti program Prima Pratama dimana dilakukan desentralisasi dan dukungan dana bagi peserta nya langsung  maka latihanpun dilakukan dikota masing masing. Saat itu saya sampaikan untuk 200 petenis yunior usia 14 tahun kebawah, bisa ditiru seperti Prima Pratama. Tetapi yang paling penting adalah kontrolnya dan harus ada supervisi ketat dalam pelaksanaannya. "Jika 200 diberikan masing2 Rp. 5 juta maka akan habis Rp 1 Milyar perbulannya." Diapun menyanggupinya. 
"Masak dalam waktu 3 tahun tidak ada hasilnya.Harus bisa masuk Wimbledon." ujarnya saat itu sebagai target kedepannya. Tetapi yang lebih menarik ungkapan berikutnya. Dia akan lakukan test IQ dan test fisiknya. Walaupun bermainnya bagus tapi kalau IQ rendah maka tidak akan terpilih. Ini konsep sudah dilakukannya di olahraga Dayung. Ternyata dia itu di Pengda PODSI DKI Jakarta. Ya, ini yang harus dikembangkan khususnya yunior. Ditanyal pula apakah kita sudah punyadata base atlet tenis.  Disinilah saya mulai mengenal Maman Wirjawan , karena banyak yang bertanya dan meragukan siapa dia. Sewaktu bertemu dengan Jafar, dia bercerita masalah keinginannya mengangkat pertenisan Indonesia. Diceritakan networknya cukup luas. Semua itu tergantung kepada peserta Munas saja.

Banyak yang tidak senang Wakil Sekjen

Jakarta, 29 Nopember 2012. Hari ini terima telpon dari rekan Pengprov Pelti diluar Jawa. Sebagai insan tenis saya hanya bisa mendengar cerita sekitar Munas 2012. Selama ini saya tidak ingin tahu apa yang terjadi, tetapi beritanya bisa saya ketahui karena banyak yang beritahu. Karena dia itu ikut aktif bergerilia dalam merebut suara bagi pendukungnya. Disebutkan pula siapa siapa saja yng disebut dissat terakhir membelot istilah kerennya Banyak cerita yang masuk kepada saya dan saya hanya bisa menerima masukan tersebut tanpa Dan juga disebutkan kalau banyak rekan Pengprov yang kurang senang terhadap saya selama ini. Sebelumnya juga saya terima permberitahuan dari rekan saya di Senayan kalau teman saya sendiri ada yang anti AFR, begitulah ceritanya. Tetapi semua itu tidak asing bagi saya karena sebagai petinggi Pelti tentunya banyak yang menyorotnya. Penyebabnya juga bisa karena ada rasa iri karena tidak bisa seperti saya lakukan, khususnya pelaksana turnamen RemajaTenis. Bahkan ada juga yang membela saya, karena kagum dan salut bisa kembangkan RemajaTenis diberbagai provinsi. Sumut, Sumbar, Sumsel, Kalbar, Kaltim, Kalsel, Sulteng, Sulut, NTB, Jatim, Jateng, Jabar dan DKI Jakarta). Bahkan dalam pandangan umum dari salah satu provinsi merasa tidak senang keberadaan RemajaTenis dikotanya. Dan sewaktu disampaikan oleh Martina Widjaja tentang pandangan umum tersebut dikataka tidak melaporkan kepada Pengprov Pelti, saya pun katakan yang membaca dipandangan umum tersebut bukanlah Ketua ataupun sekretaris Pengprov. Saya hanya lapor ke sekretaris saja sudah cukup. Ya, gak heran kalau dia tidak tahu. Dan siapapun tahu kalau orang ini cuma banyak bacotnya saja. Ha ha ha.
Saya akui selama ini banyak petinggi Pelti didaerah tidak ada kegiatan. Tolak ukurnya bisa dilihat di pelaksanaan turnamen nasional. Jangan harap kalau ada turnamen internasional sedangkan nasional aja tidak punya.. Untuk itu Ketua Umum PP Pelti yang baru bersama sama jajarannya harus kerja keras untuk membangunkan tenis didaerah daerah karena daerah punya potensi besar sekali.

Kerja Gila

Manado, 26 Nopember 2012. Ada satu kesan yang saya dapatkan selama Munas Pelti 2012 berlangsung dihotel Sintesa Peninsula. Disamping capek dan ditambah kesal bukan karena siapa yang kalah atau menang sebagai Ketua Umum PP Pelti, tetapi kerja gila yang diterima di Manado.
Panpel Munas telah dibentuk kerjasama dengan Pengprov Pelti Sulut. Kebetulan saya ditunjuk sebagai Wakil Ketua Umum Panpel Munas Pelti 2012. Semua materi Munas sudah dikirimkan dengan email ke Manado, sedangkan kebutuhan tas, order, ID Card dll dibawa dari Jakarta.Tujuannya materi tersebut bisa ddigandakan diManado. Bisa dibayangkan semua bahan terdiri dari kurang lebih 2.800 lembar haru dimasukan kedlam ordner dan tas. Tangal 21 sore sudah sebagaian besar materi yang mau digandakan diberikan kepada Panitia lokal, sedangan ada 3 materi lagi baru 22 Nopember mau diserahkan. Kedatangan peserta mulai 23 Nopember artinya semua bahan tersebut langsung diserahkan. Padahal sampai 22Nopmebr 2012 mala materi yang difotocopy belum datang. 
Begitu datang, langsung saya minta bantuan panitia lokal untuk membantumengisis semua materi, karena ini merupakan tanggung jawab saya. Tapi apa lacur, tidak muncul satupu anggota Panpel, bahkan secara terang terangan rekan ketua panpel lokal katakan kalau itu bukan tugas mereka. Busyet, kok bisa begini jadinya. Sedangkan anggota Panpelnya terlalu banyak, tapi tidak bisa diminta bantuannya. Ya, sudah akhirnya tim dari Jakarta ada 9 orang bekerja keras merapikannya. Ternyata kerja sampai subuh pukul 03.30 saya baru selesai . Pergilah kekamar untuk tidur..."Gila semua ini. Tega teganya mereka ini padahal minta dana ke PP Pelti juga"

Mau buat Turnamen Yunior diadu dengan RemajaTenis

Manado, 26 Nopember 2012. Setelah selesai acara pemilihan Ketua Umum PP Pelti, sayapun iseng jalan jalan ke lobi hotel bertemu rekan rekan peserta Munas yang masih belum tidur. Dalam pemilihan suara dimanapun selalu ada yang puas dan tidak puas. Bagi yang menang tentunya bukan masalah, berbeda dengan pihak lawannya. Terungkap ketidak puasan mereka. Dengan semangat pantang menyerah maka terungkap rencana rencana mereka kedepan. Sayapun tidak emanggapinya, cukup sebagai pendengar yang baik. Bagi saya, bukan masalah karena sudah bebas dari tugas selama 10 tahun sebagai wakil sekjen PP Pelti. Tetapi bagi mereka seolah olah saya masih duduk dikepengurusan mendatang.
Saya prihatin juga dengan situasi tersebut. Kesan saya ini tenis Indonesia akan terpecah dua. Semoga tidak demikian hendaknya. Karena saya yakin dan percaya mereka itu emosinal sesaat saja. Karena saya melihat Jafar dengan sportif menerima situasi demikian. Bahkan saya dengan dari rekan saya dipihak Jafar mengatakan mereka setelah pemilihan pergi ke lain hotel untuk bernyanyi nyanyi. " Jadi Jafar sudah menerima situasi ini." ujarnya.
Secara emosipun saya diberitahu kalau mereka akan buat turnamen nasional yunior dengan prize money dan tanpa entry fee. Diungkapkan pula kalau RemajaTenis diadu jadwalnya dengan turnamen mereka ini maka RemajaTenis tidak akan ada pesertanya. Disini saya miris sekali mendengar niat seperti ini. RemajaTenis yang saya cetuskan itu dengan niat tulus membantu pertenisan Indonesia. Dan juga sebagai proyek percontohan turnamen nasional yunior. Tidak melanggar aturan aturan baku yang dibuat PP Pelti.

Perebutan suara sempat "Tie break"

Manado, 25 Nopember 2012. Suasana Munas 2012 kali ini seperti Pikada saja. Kenapa demikian, karena terlihat dari tim pendukung Maman Wirjawan datang dengan pakaian seragam berfoto Maman Wirjawan. Begitu juga pendukung Jafar tanpa seragam sehingga terlihat ada 2 macam pendkung didalamnya.
Mereka ikuti sidang sidang  di pagi harinya dengan seragam tersebut. Saat Pimpinan Sidang mengundang masuk para kontestan tersbut, ternyata belum siap karena masing masing calon masih dikamar masing masing.Ternyata yang pertama datang adalah Maman Wirjawan didampingi istrinya juga. Setelah itu muncullah Wailan Walalangi. Dan terakhir datang Jafar Hafsah didampingi rekana Ketua Pengprov Pelti Sumut Indra Alamsyah.
Setelah itu diminta masing masing kontestan memberikan bukti dukungan tertulis dari Pengprov Pelti. Ketika Wailan diminta untuk memberikan data tersebut sebagai persyaratan minimal 10 daerah, Wailanpun tidak membawanya. Pimpinan sidangpun mengumumkan kalau Wailan tanpa dukungan, Maman dengan 19 daerah sedangkan Jafar 13 daerah. Maka Wailan dinyatakan gugur dan diapun berpindah tempat duduk didepan.
Yang pertama diberi kesempatan menyampaikan paparan visi dan misinya dalam waktu 5 menit saja. Dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Ada pertanyaan datang kesidang dan dengan tenang Maman berikan jawabannya. Ternyata visi dan misi Maman Wirjawan itu mendukung program program Martina Widjaja dan akan dilanjutkan. Setelah waktunya habis maka kesempatan kedua diberikan kepada Jafar Hafsah
Berbeda dengan paparan Maman ternyata Jafar hanya menvceitakan masalah rencana kedepan. Terungkap kalau disebutkan uang itu bukan segalanya. Ada pengprov Pelti yang hadir menyampaikan kepada saya kalau statement ini keliru besar. Apalagi disebutkan sumbernya dijanjikan dari APBD dan APBN.
Melihat paparan ini saya menyimpulkan kalau Maman bakal menang, begitu juga menurut rekans aya dari Pelti Sumut yang jelas jelas katakan kalau Maman bakal menang.
Pemungutan suara dilakukan setelah seluruh peserta selesai memasukkan kertas suara mereka. Sepertinya dipertandingan tenis maka game pertama harus menang dulu. Begitu juga suara pertama jatu ke Jafar. Suara kedua muncul nama Maman. Dan seterusnya, saya mendengar kalau Jafar selalu unggul 2 suara diatas Maman. Dan kedudukan meningkat menjadi 16-14 untuk Jafar. Mulailah terlihat kegelisahan bagi pendukung Maman. Tapi saat 2 suara tambahan bagi Maman, maka terdengarlah suara disaat kedudukan 16-16, " Tie break."  Setelah itu 1 suara dibacakan muncul nama Maman. Saat suara ke 44 mau dibacakan ternyata salah satu saksi yang pendukung Maman melihat dan langsung angkat tangan menyatakan Maman menang padahal Pimpinan sidang belum membacanya.

Kesibukan menjelang pemungutan suara di MUNAS Pelti 2012

Manado, 25 Nopember 2012. Hari ini adalah penentuan nasib induk organisasi tenis Indonesia alias Pelti dengan jadwal pemilihan Ketua Umum PP Pelti akan berlangsung siang harinya. Semalam saya ketemu dengan salah satu anggota tim sukses dari Jafar Hafsah yang pertama kali menyampaikan kepada saya keinginan Jafar Hafsah mau mencalonkan sebagai Ketua Umum PP Pelti periode 2012-2017. Disebutkan kalau mereka sudah mengumpulkan 16 suara daerah. Karena bertemu dilobi ada pihak pihak yang tidak berkompeten maka sayapun berjalan kekamarnya dihotel Sintesa Peninsula. Diperlihatkan ada 16 daerah yang sudah mendukung. Kalau sudah 16 berarti sudah ringan perebutannya. Karena suara terkumpul nantinya hanya 34 suara, diamana 33 pengrov dan 1 dari PP Pelti sendiri.
Pagi ini sayapu ditilpon oleh Tanri Abeng mantan Ketua Umum PB Pelti sebelum Martina Widjaja.Saya laporkan kalau posisi sekarang seimbang, karena ditanya peluang dari Jafar. Karena saya sudah dapat data 16 suara dipihak Jafar Hafsah sedangkan pihak Maman juga menyatakan sudah 16 daerah yang mendukungnya. Nah tinggal 2 suara yang akan muncul. Salah satunya adalah suara PP Pelti. Maka sayapun anjurkan hubungi saja Ketua Umum PP Pelti untuk menanyakan suara PP Pelti itu untuk siapa.
Sayapun jadi sentral informasinya. Ada 3 Balon (Bakal Calon) yang akan turun. Saya melihat yang aktif adalah tim sukses ketiga tiganya bernego dengan peserta Munas baik dilobi hotel maupun diluar hotel Sintea Peninsula. Saya bangga sekali karena demokrasi ditunjukkan pula di Munas Pelti 2012. Teringat saya waktu Munas 2002 di Makassar dimana hanya 2 kontestan waktu itu yaitu Martina Widjaja dan Permana Agung. Disini saya belajar dan ikut terlibat langsung dalam tim sukses Martina Widjaja. Belajar bagaimana mengatur strategi menghadapi persaingan tersebut. Begitu juga di ambi 2007.
Undangan hadir untuk malan siang disalah satu resto di Manado datang kepada saya tetapi sayapun tidak bisa hadir karena kesibukan saya di Munas ini. Ini juga sebagai bentuk kenetralan saya selama Munas tersebut. Ini juga sesuai dengan anjuran Ketua Umum dan Sekjen PP Pelti agar anggota PP Pelti bersikap netral.

Senin, 26 November 2012

Sibuknya tim sukses Balon Ketua Umum PP Pelti

Manado, 26 Nopember 2012. Menjelang MUNAS Pelti 2012 di Manado saya lihat betapa sibuknya tim sukses para kontestan Balon (Bakal Calon) Ketua Umum PP Pelti baik di Jakarta maupun Manado. Mulai dari Jakarta. Ada 3 balon yang muncul. Yang pertama datang adalah Wailan Walalangi, kemudian Maman Wirjawan kemudian terakhir Jafar Hafsah yang telah menyerahkan formulir pendaftarannya ke PP Pelti. Kalau pihak Wailan Walalangi formulir tersebut dikirim ke sekretariat PP Pelti diterima oleh sekretaris eksekutip Pelti Fahmi Mahbub. Tetapi kalau Maman Wirjawan diterima langsung oleh Sekjen PP Pelti Soebronto Laras. Sedangkan Jafar Hafsah dikirim oleh ajudannya ke Wakil Sekjen PP Pelti.
Kemudian masing masing pihak lakukan aksinya sendiri sendiri. Yang saya ikuti baru kegiatan dari tim suksesnya Wailan Walalangi dan Maman Wirjawan. Tetapi dari phak Jafar Hafsah saya tidak tahu gerakannya.Hanya komunikasi saya dapat langsung dengan Jafar Hafsah sendiri ataupun Tanri Abeng yang mendukung dibelakangnya. Beberapa kali saya ditilpon oleh tim suksesnya Wailan yaitu Bunge Nahor , begitu juga tim sukses dari Maman Wirjawan yaitu Umbu S dan dr. Maman Malik. Mereka ini sudah saya kenal sebelumnya.  Tugas saya memberikan informasi yang dibutuhkan oleh mereka tanpa mengharapkan imbalan. Saya harus bisa berikan informasi khususnya masalah Munas karena tugas saya begitu. Disamping itu pula sebagai pengurus harus netral , tidak berpihak kepada salah satu balon tersebut.
Saya pantau kegiatan mereka berdasarkan masukan dari peserta Munas sendiri. Beberapa kali tilpon dari rekan rekan didaerah menanyakan masalah arahan dari Pelti Pusat. Saya selalu katakan kalau mereka itu orang pintar dan jangan sampai beli kucing dalam karung. Begitulah kenetralan tersebut saya pegang. Pergerakan dari tim sukses WW dan MW saya ketahui dari rekan rekan Pelti peserta Munas. Jadi saya tidak perlu repot repot mencari tahu, karena mereka sendiri melaorkan kepada saya. Bahkan bahan visi dan misi JH saya sudah terima seminggu sebelum Munas dikirkan oleh ajudannya. Dan saya simpan saja setelah membacanya. Karena JH sendiri akan membagikan dalam bentuk buku kepeserta Munas Pelti.

Pembinaan Tenis di Manado Mati

Manado, 26 Nopember 2012. Sedih hati setelah berada di Manado. Sedih bukan karena masa jabatan di PP Pelti telah berakhir, tetapi sedih karena kota Manado tidak ada petenis yuniornya, Saya selenggarakan turnamen RemajaTenis di Manado dengan tujuan agar petenis kota Manado dapat kesempatan ikut bertanding dengan beaya minim dibandingkan kalau harus keluar kota. Apa lacur jadinya , peserta dari kota Manado hanya 1 saja sedangkan kota Tondano justru 10 pesertanya. Begitu juga dengan Ternate (Maluku Utara), Serui (Papua), Mamuju (Sulawesi Barat) bisa kirim atletnya.  Disamping itu pula kalau RemajaTenis diselenggarakan di Jakarta, ada 4-6 petenis asal Manado ikut serta.
Akhirnya saya mencoba bertanya kepada salah satu rekan saya yang juga petenis veteran. Begitu juga teman teman lainnya. Mereka menyalahkan kepada Pelti Sulut yang mati suri hanya menang aksi saja, begitu kesan mereka dan diungkapkan kepada saya. Di Mando sudah tidak ada petenis yuniornya. Begitu kesan mereka katakan. Alasan lainnya dikatakan petenis Manado sedang ikut POPWIL di Manokwari. Tapi itu hanya 4 putra dan 4 putri saja dan biasanya kelompok 14-16 tahun. Kemana yang 10 tahun dan 12 tahunnya.
Sedih dan sedikit marah juga lihat Sulawesi Utara sebenarnya gudang talet tapi kenyataannya mati.
Saya sempat bertanya kepada rekan saya lainnya. Jawabannya dikatakan kalau dia sanggup kirimkan pemain veteran. Waduh jawabannya aneh dan konyol menurut saya. " Kenapa membina veteran yang seharusnya dibinasakan. Kalau mau membina ya yuniorlah. Ujar saya langsung. Tidak heran kalau ada kegiatan Maesa di Jakarta , Sulawesi Utara aktif kirim petenis Veteran dengan beaya dari institusi setempat. Kalau Veteran sebenarnya tidak perlu dibeayai karena mereka sudah mapan gitu. Sedih sekali melihat langsung pembinaan tenis di Sulawesi Utara. 
Keluhan keluhan tentang kinerja Pelti setempat sudah lama saya dengar langsung dari pelatih, orangtua di Manado. Ini akibat ulah salah satu pengurus Pelti sendiri. Ya, selama dia duduk dikepengurusan tersebut,tenis di Sulut akan tenggelam. Ini jaminan saya sendiri. Sedih sekali jika saya bandingkan dengan di Kalimantan, Sumatra, Nusa Tenggara yang terlihat jelas petenis yuniornya tumbuh dengan baik. Sayapun sempat berbincang bincang dengan rekan rekan di lapangan tenis Sario. Buat apa duduk dikepengurusan Pelti kalau cuma nampang doang. Buatlah sesuatu untuk tenis. " Saya malu kalau duduk di Pelti tidak berbuat sesuatu untuk tenis."ujar saya sangat kesal. Akhirnya saya diberitahu tadi yang ikut mendengar keluhan saya itu juga anggota pengurus Pelti setempat. Saya tidak kuatir kalau ada yang tersinggung mendengar celotehaan saya ionio. Ini saya lakukan agar tenis bisa berkembang.

Wasit kampungan di Manado

Manado, 25 Nopember 2012. Mengingat masa bakti saya di PP Pelti akan berakhir di Manado karena Munas Pelti berlangsung di Manado, maka sayapun akan berbuat sesuatu untuk kota Manado atau Provinsi Sulawesi Utara. Maka sebelumnya sudah layangkan surat ke Pengprov Pelti Sulut untuk membantu kami. Karena tahun lalu pernah dijanjikan oleh petinggi Pelti Sulut tetapi belum terealiser akibat turun tangannya rekan saya sendiri yang juga duduk dikepengurusan Pelti setempat. Tapi apa jadinya, bukan dapat respons tapi malah diabaikan.
Sayapun karena sudah niat apapun resikonya akan saya tanggung karena saya mau berbuat untuk Sulawesi Utara. Maka dijadwalkanlah RemajaTenis di Manado, tepatnya dilapangan tenis Sario. Saya teringat sewaktu saya di Manado, pernah membentuk MYTC (Manado Youth Tennis Club) . Ini dengan inisiatip sendiri akrena tahun 1970 -1972 saya menetap di Manado.
Timpun berangkat, ternyata apa jadinya. Saya sudah sempat berkomunikasi dengan rekan di Pelti setempat dan sudah disepakati akan membantu. Tetapi dilapangan tim kami dikerjain juga oleh petugas setempat.
Bisa dibayangkan sewaktu turun hujan sudah sepakat akan diberikan dana untuk mengeringkan. Kemudian anehnya sewaktu hari berikutnya hujan lagi mereka minta dianikan lagi dana tersebut. Alasannya airnya lebih banyak. " Ini seperti diluar negeri."begitulah ungkapan mereka. Hal yang sama terjadi juga dengan wasit wasitnya. Sayapun akhirnya turun tangan ketemu mereka yang saya sudah kenal sebenarnya. Sayapun anjurkan kepada tim RemajaTenis untuk ikuti keinginan mereka.
Mereka mengangap seperti diluar negeri, tetapi yang memalukan adalah wasit lokal kerja dengan sandal bukan sepatu. " Begini wasit wasit disini punya penampilan kampungan ngaku luar negeri." ujar staf RemajaTenis saat itu kepada saya. Sayapun hanya menahan diri dan menyabarkan diri tim RemajaTenis. "Tidak dua kali saya buat turnamen RemajaTenis di Manado."

Kerja gila di Manado

Manado, 23 Nopember 2012. Mempersiapkan Munasyawarah Nasional Pelti di Manado yang jatuhnya tanggal 23-25 Nopember 2012 kali ini terasa makan tenaga besar dibandingkan dengan 5 tahun silam di Jambi. Bisa dibayangkan menjelang 23 Nopember sebagai hari kedatangan peserta yang dijadwalkan PP Pelti, saya dengan tim dari Jakarta sudah tiba tanggal 21 Nopember dengan tujuan lebih awal mempersiapkan pelaksanaannya. Sebenarnya dengan adanya panitia lokal yang disediakan , saya dan teman teman seharusnya hanya mensupervisi saja pelaksanaannya, tetapi ternyata tidak demikian. Biasanya semua materi dan alat alat penunjangnya sudah dikirim dari Jakarta. Tetapi karena mengingat beaya pengiriman cukup besar maka dilakukan cara hanya mengirimkan materinya dengan email ke Manado dengan catatan agar di gandakan di Manado, sedangkan peralatan lainnya itu dibawa dari Jakarta. Tapi apa jadinya, untuk fotocopy materi sudah disediakan tanggal 21 Nopember tapi baru dikembalikan 22 Nopember sore harinya sehingga butuh waktu lagi memasukkan kedalam ordner dan tas yang sudah disediakan. Karena tahu anggota panpel yang begitu banyak maka kami minta mereka yang kerjakan. Tapi apa jadinya , oleh pimpinannya dikatakan itu bukan kerjaan mereka tapi kerjaan dari Jakarta. Busyet, begini cara kerja rekan kita di Manado. Dan instruksi kepada anggota Panpelnya demikian adanya. Tega amat ya. Apa boleh buat seluruh anggota dari Jakarta turun sendiri dan akhirnya baru selesai jam 03.30 pagi. Inipun karena himbauan saya saja maka ada 2 rekan dari Manado yang mau membantu saya mulai jam 01.00. Bisa dibayangkan kurang tidur , saya haru menahan diri karena kesal saja. 
Dalam hati, kalau uang mau tapi kerjaan gak mau. Inilah dia..

Minggu, 18 November 2012

Membedah masalah pembinaan tenis (3)

Jakarta, 18 Nopember 2012. Sekarang coba kita lihat keberadan pelatih bersettifikat ITF Levl-1 yang dimiliki tenis Indonesia. Sebenarnya saya tidak tahu sama sekali masalah kepelatihan ini. Dan saya ketahui jumlah pelatih di Indonesia itu sekitar 1.000. Bisa dibayangkan cukup banyak sekali pelatih kita itu dari Sabang sampai Merauke. Tetapi jangan puas dulu ya. Karena menurut pengamatan saya berapa prosen yang aktif sebagai pelatih. Bukan hanya punya predikat pelatih tetapi tidak punya murid apalagi petenis yunior. Inilah masalahnya yang harus mendapatkan perhatian. Kemana mereka ini yang awalnya menggebu gebu ikut kepelatihan pelatih yang diselenggarakan oleh induk organisasi tenis.
Setelah saya coba ikut langsung dalam kepelathan pelatih ITF Level-1 di Jakarta dan terakhir di Singaraja Bali. Kira kira sudah 3-4 kali saya selenggarakan. Tenyata ada yang hanya butuh sertifikatnya saja padahal tidak punya murid petenis. Yang lebih sadis lagi pernah saya terima permintaan per sms yaitu hanya minta sertifikat tanpa ikut kepelatihan. Dan sayapun mau diberikan uang dalam jumlah jutaan. Ini fakta yang terjadi, dan saya tidak mau melayani permintaan seperti ini. Kenapa bisa terjadi begitu. Apakah ini merupakan cermin pelatih kita ini. Ada yang mengatakan kalau sertifikat dibutuhkan untuk kredit poin di kantornya sebagai ajang untuk kenaikan pangkatnya. Wah ini yang membuat tidurnya pembinaan tenis kita didaerah daerah. Saya sebenarnya sudah usul kepada tutor ITF Level-1 coaches Course ini agar dihapuskan itu sertifikat keikutsertaannya. Cukup diberikan sertifikat kelulusn nya saja, bukan ikut serta. Sertifikat ikurt serta ini dibutuhkan sekali karena pelatih ini tidak serius ikut kepelatihan karena sudah cuku sertifikat ikut serta.

Membedah pembinaan tenis Indonesia (2)

Jakarta, 18 Nopember 2012. Hak pelatih untuk menjalankan profesinya itu dengan cara masing masing. Tetapi yang jelas profesi pelatih yang dipegang pelatih itu ada yang tidak "full time job". Artinya pelatih sebagai profesi belum sepenuhnya dijalankan, karena masih juga mempunyai jabatan diluar sebagai profesi pelatih. Jadi pagi dikantor sore baru dilapangan tenis.  Kalau begitu pelatih adalah side job saja. Ini fakta sekarang terjadi. Coba berapa banyak yang full time job sebagai pelatih , artinya tetap ada dan  perkiraan saya itu ada minimal 4 pelatih yang sebagai side job. Ini minimal, dan mungkin bisa lebih. Belum lagi ada yang tidak punya siswa yunior tetapi petenis rekreasi saja atau orang tua saja yang tujuannya untuk kesehatan saja.
Sekarang apa masalahnya. Menurut pendapat saya profesi pelatih itu selalu mengawinkan antara pengembangan dan prestasi. Karena butuh dana maka yang lebih menguntungkan adalah menerima pemula sehingga sekolah tenis yang dipegangnya itu bisa mengumpulkan lebih banyak siswa artinya lebh banyak dana yang diterima.Dibandingkan kalau mengkhususkan diri ke prestasi. Jumlahnya terbatas dan pemasukannya tidak berarti karena mau ditarik mahal mahal banyak orangtua menolaknya. Ini masalah lain lagi. Ibaratnya mau sekolah internasional dengan beaya sekolah inpres. Apakah mungkin ? Itu menurut pendapat saya banyak orangtua belum 100 % percaya kepada pelath kita. Buktinya tidak mau membayar mahal. Beda dengan kalau mau sekolahkan anaknya ke sekolah internasional dengan beaya cukup besar bukan masalah.
Seharusnya sekali lagi menurut pendapat saya pribadi, pelatih bersertifikat ITF Level-2 ini mengkhususkan diri ke prestasi dan ITF Level-1 itu khusus ke pemula saja. Jadi berkesinabungan. Tetapi teori seperti ini sulit bisa diterima. Jadi pendapat saya bisa salah besar kata mereka ini. Bisa dibayangkan pelatih ITF Level- 2 menangani sampai 30 petenis kombinasi antara pemula dan prestasi. Apakah bisa mengawasi kelas prestasi dan juga pemula seklaigus. Dan juga menurut saya kalau kelas prestasi untuk 1 pelatih ITF Level-2 itu menangani 4-6 petenis saja. Lbih sedikit lebih bagus sehingga bisa mengamati keseluruhan dan penuh konsentrasi. Nah, kalau masih pertahankan seperti sekarang maka hasilnya seperti sekarang. Dibilang maju bisa saja tetapi negara lain bisa lebih maju lagi. Ini faktanya. Kembali kepada rekan rekan pelatih kita sekarang bagaimana caranya untuk memajukan pertenisan kita. Cobalah buat terobosan terobosan baru sehingga bisa menghasilkan petenis elit lagi.  

Membedah masalah pembinaan tenis-(1)

Jakarta, 18 Nopember 2012. Saya mencoba membedah permasalahan pertenisan Indonesia saat ini. Bukan mencari kesalahan semata tetapi mencoba berikan pandangan pandangan yang mungkin benar tapi bisa saja salah. Menurut saya pembinaan itu sama dengan pendidikan juga. Coba kita lihat didunia pendidikan sekarang sudah berbeda dengan dulu.
Saya mungkin satu satunya anggota pengurus Pelti yang paling sering menjelalahi daerah daerah bukan sebagai tugas Pelti tetapi sebagai pribadi yang juga tetap berhubungan dengan tenis karena saya selenggarakan turnamen tenis yunior di Medan (Sumut), Payakumbuh (Sumbar), Palembang (Sumsel), Palangka Raya (Kalteng), Pontiakan (Kalbar), Banjarmasin (Kalsel), Samarinda dan Balikpapan (Kaltim), Palu (Sulteng), Mataram dan Sumbawa Besar (NTB), Singaraja (Bali). Bahkan ke Ternate(Maluku Utara), dan Ambon (Maluku). kesana untuk turnamen RemajaTenis atau Piala Ferry Raturandang. Ternyata pengamatan saya selama ini banyak bakat bakat tenis  yunior disana tetapi kurang mendapatkan kesempatan .
Kembali kedunia pendidikan, ketika saya kuliah di kedokteran , dosennya so pasti Dokter atau Apotheker artinya sudah sarjana. Itu persyaratan minimal. Dulu guru SMA masih bisa diterima bukan sarjana, tetapi sekarang harus S-1. Sedangkan dosen diperguruan tinggi sekarang sudah mencapai minimal S-2 dan seterusnya. ini artinya dunia pendidikan kalau mau maju maka pengajarnya atau dosennya juga harus lebih tinggi.
Hal ini sama saja dengan pertenisan kita. Pengamatan saya selama ini pelatih kita itu masih merupakan pelatih massal artinya masuk dalam pengembangan artinya dari baru belajar main tenis sampai bisa main tenis. Bukan untuk dari sudah bisa main tenis keajang petenis prestasi nasional. Bagaimana dengan pelatih yang untuk prestasinya. Ada atau tidak. Menurut saya ada saja. tetapi tidak digabungkan dengan pelatih pengembangan.. Dan bisa dihitung dengan jari.
Kita bandingkan seperti contoh pendidikan universitas diatas. Saat ini kalau tidak salah sudah ada 14 pelatih bersertifikat ITF Level-2.Ini Level tertinggi yang dimiliki di Indonesia.  Bagaimana distribusinya. Semua berada dipulau Jawa. Yaitu Surabaya ada 3, DIY ( 1), Bandung ( 1), Jakarta (9). Dari Jakarta saja berapa banyak yang mempunyai siswa yunior. Kalau tidak salah ada yang hanya melayani petenis rekreasi artinya bukan kelompok yunior. Seharusnya mereka ini melayani kelas prestasi bukan rekreasi ataupun pemula yang seharusnya ditangani pelatih sertifikat Level-1 saja.  Coba bisa dibayangkan dari 14 pelatih tersebut berapa yang melayani prestasi. Coba di cek saja

Kamis, 15 November 2012

3 Bakal Calon Ketua Umum PP Pelti 2012-2017

Jakarta, 15 Nopember 2012. Musyawarah Nasional PELTI tahun 2012 akan berlangsung di Manado tanggal 23-25 Nopember 2012. Diawal Nopember 2012 mulailah muncul calon calon Ketua Umum PP Pelti masa bakti 2012-2017. Kali ini cukup menarik muncul calon dari generasi lebih muda yaitu mantan petenis nasional Donald Wailan Walalangi. Sayapun selalu dihubungi oleh salah satu anggota tim sukses nya yaitu Bunge Nahor. Rajin menghubungi saya dengan segala rencana yang akan dilakukannya. Bantuan diharapkan dari saya untuk ikut mendukungnya. Bagi saya untuk mendukung dalam bentuk apa kiranya akan diharapkannya. Sayapun mulai berikan pendapat sekiranya bisa dimanfaatkan mereka. Karena pengalaman saya selama ini ikut MUNAS PELTI mulai dari pemilihan Cosma Batubara di Munas Samarinda, kemudian pemilihan Sarwono Kusmaatmaja di Denpasar Bali dan pemilihan Martina Widjaja tahun 2000 di Makassar dan tahun 2007 di Jambi. Mungkin pengalaman ini bisa dimanfaatkan bagi tim suksesnya. Hanya satu permintaan saya adalah agar dikumpulkan tim sukses kemudian saya ikut hadir bisa membantu berikan solusi atau cara cara yang say ketahui. Tapi apa daya usul agar bisa dipertemukan dengan tim suksesnya tidak pernah terealiser sampai hari ini. Ya, artinya mereka bisa berjalan sendiri. Begitu juga saya pernah dihubugi oleh salah satu rekan yang mengatasnamakan kandidat ketua umum lainnya. Calon nya adalah Jaffar Hafsah. sudah beberapa kali rekan saya ini berbincang bincang masalah pemilihan tersebut. Kemudian datang juga tim sukses dar calon baru yaitu Mama Wirjawan minta pendapat masalah proses pemilihan ketua umum PP Pelti. Tukar menukar pendapat seperti biasanya saya lakukan agar mereka bisa maju dalam MUNAS PELTI 2012. Setelah secara resmi ketiga Balon (bakal calon) Ketua Umum PP Pelti mendatang sudah menyerahkan formulir pendaftaran Ketua Umum PP Pelti, maka saya anggap makin seru saja pemilihan di Munas Pelti 2012 di Manado. Nah, siapa yang akan berhasil , kita tunggu saja tangal mainnya yaitu tanggal 25 Nopember 2012.

Masalah PORDA muncul lagi

Jakarta, 15 Nopember 2012. Hari ini terima telpon dari salah satu rekan di Sumatra Barat. Dia ini termasuk salah satu pembina tenis di salah satu kabupaten di Provinsi Sumatra Barat. Masalah yang disampaikan adalah masalah klasik menurut saya karena disetiap multi event setingkat PORDA atau PORPROV legate yang bertugas membuat yang selalu ada masalah status pesertanya. Dari tahun ketahun masalah ini selalu muncul sehingga ada satu Gubernur menyatakan kalau PORDA atau PORPROV dibubarkan saja. Karena dianggap tidak bermanfaat sekali karena munculnya ketidak sportipan muncul dipermukaan. Sayapun langsung beritahu kalau sebenarnya multi event tersebut harus ada petugas yang netral yang dikenal sebagai Technical Delegate yang salah satu tugasnya membuat ketentuan pertandingannya yang dikenal sebagai Technical Handbook. Karena kalau yang buat Pengprov selalu muncul masalah karena punya kepentingan yang memihak salah satu kontingen. PORDA atau PORPROV selalu ribut karena selalu ada atlit bajakan diambil dari Jawa untuk memperkuat salah satu kontingen. Ini lahan empuk bagi petenis di Jawa mendapatkan uang cukup besar. Ya, sah sah saja

Selasa, 06 November 2012

Protes dari Tegal

Jakarta, 5 Nopember 2012. Siang ini saya terima telpon dari pembina tenis kota Tegal. Yang disampaikan adalah keluhan keluhan muncul dari mereka ini. Posisi saya ini hanya sebagai pendengar saja. Disebutkan kalau nanti tgl 15-18 Nopember 2012 di Magelang ada suatu kegiatan Dunlop Masters. Kalau ada kegiatan itu hal yang baik bagi pecinta tenis kita . Tetapi yang dipermasalahkan adalah status pesertanya disebutkan berbeda dengan sebenarnya. Saya mau tanya kenapa bisa terjadi demikian? Saya hanya katakan kalau masalah Dunlop Masters saya tidak ikut campur. Dan sebenarnya nama peserta berdasarkan Kartu Tanda Anggota Pelti. Dia penasaran karena dicantumkannya kota asalnya berbeda dengan Kartu Tanda Anggota Pelti. Saya langsung katakan kalau yang penting adalah alamat di KTA Pelti. Menurutnya setelah ditanyakan kepada penanggung jawab turnamen disebutkan kalau dia sendiri terima daftar peserta dari Fahmi salah satu pegawai sekretariat. Setelah saya cek kepada yang bersangkutan, justru dibantahnya kalau dia terima dari penangung jawab tersbut. Ya, mana yang benar. Gitu aja repot.

Minggu, 04 November 2012

Siapa Calon ketua Umum PP Pelti ?

Jakarta, 4 Nopember 2012. Menjelang Musyawarah Nasional PELTI yang direncanakan di Manado tanggal 2-25 Nopember 2012, terlihat sepi sepi saja soal bursa calon Ketua Umum PP Pelti. Berbeda dengan Munas tahun 2007, enam bulan sebelumnya sudah ramai dengan calon yang mau duduk sebagai ketua umum PP Pelti. Kali ini saya membaca dikoran Kompas sudah ada 1 calon yaitu Menteri Pariwisata yaitu Marie Eka Pangestu yang diusulkan oleh Ketua Umum PP Pelti. Tetapi pengamatan saya melalui media massa yang sudah pernah muncul adalah Wailan Walalangi di koran Suara Karya yang dicalonkan oleh pelatih pelatih seperti Bunge Nahor dan kawan kawan. Dan bukan statement dari Wailan sendiri yang muncul. Tetapi beberapa minggu lalu saya mendengar ada lagi yang ingin mencalonkan diri yaitu anggota DPR RI yaitu JH. Kemudian beberapa hari lalu datang lagi utusan yang ingin mengambil formulir pendaftaran calon ketua umum. Dari statement Sekjen PP Pelti dikoran Kompas beberapa hari lalu didapat suatu kesimpulan kalau belum ada yang mengembalikan formulir tersebut. Dan belum ada usulan dari Pengprov Pelti tentang calon mereka. Nah, jadi maunya bagaimana ya. Apakah yang mau maju setengah setengah atau seriuskah mereka ini meruapakan tanda tanya juga. Banyak pertanyaan datang dari Pengprov Pelti menanyakan hal ini , siapa yang dijagokan ???? .

Photo session

Jakarta, 4 Nopember 2013. Hari ini berkumpul dengan keluarga untuk membicarakan soal rencana pernikahan putra pertama Dino Raturandang. Ini merupakan hajatan kedua bagi keluarga kami karena putra kedua sudah menikah beberapa tahun silam dan bahkan sudah memiliki 2 putra dan putri. Yang sedikit menarik adalah rencana perkawinan ini dihadiri oleh personil Cherry Belle, karena Dino sekarang sebenarnya dibelakang layar keberhasilan dari grup pop penyanyi Cherry Belle atau istialh kerennya adalah producernya. Kehadiran grup musik adalah hal yang biasa sebagai pengisi acara. Tapi kali ini ternyata direncanakan ada 2 grup yang dibinanya yaitu Cherry Belle dan Bexxa akan ikut sebagai anggota emong tamu. Yang saya kuatirkan justru kehadiran grup Cherry Belle ini akan menjadi objek foto tamu khususnya remaja remaja yang hadir. Khususnya dari keluarga kedua belah pihak memiliki putra dan putri yang sangat ngefans kepada Cherry Belle. Langsung saya iseng sampaikan agar diadakan saja foto session dengan Cherry belle tapi dikenakan beaya setiap foto. Ha ha ha idea gila tapi masuk akal juga ya kalau mau cari duit. Disamping itu pula sovenirnya akan diberikan CD dari penyanyi tersbut. Ini kesempatan bagi sponsor yang mau pasang logonya di CD tersebut. "Ya carilah sponsornya." ujar saya sambil ketawa. Tapi sebenarnya saya berkeinginan untuk memanfaatkan Cherry Belle ini untuk meramaikan turnamen tenis, sehingga banyak yang bisa hadir. Tapi gak tahan deh beayanya itu cukup besar. Bisa dibayangkan sekali datang perlu Rp. 70 juta. Darimana dapat duitnya ya !