Selasa, 19 April 2011

Sudah menjadi sentimen pribadi

Jakarta, 19 April 2011. Keberadaan RemajaTenis kelihatannya ada yang tidak puas. Bagi saya ketidak puasan oranglain tentunya tidak bisa sepenuhnya bisa dipenuhi. Tetapi gagasan ini muncul karena saya melihat ada kebutuhan atlet tenis terhadap pembinaannya. Begitu banyak pengorbanan orangtua itu yang harus kita terima dan kalau bisa disalurkan. Sudah saya coba berbagai permasalahan turnamen yang membuat sulit berkembang. Sudah banyak turnamen yang sudah bertahun tahun berjalan akhirnya patah juga. Apakah nasib RemajaTenis akan seperti itu juga? Saya tidak bisa garansi karena yang menentukan adalah Tuhan juga. Jika diperkenankan akan berjalan terus. Awal tahun 2011 sebenarnya saya sudah putus asa untuk meneruskan tetapi justru dorongan dari rekan2 di RemajaTenis membuat saya pasrah. Bahkan istri saya sendiri pernah bertanya. "Apa yang kamu dapat dari RemajaTenis. Rugi terus!!" dan saya hanya menjawab yaitu KEPUASAAN.
Tetpi saya juga ingat dengan adanya RemajaTenis, berapa tenaga yang sangat tertolong karena mendapatkan income rutin setiap bulannya disaat sulit seperti. Banyak tenaga yang hidup dari tenis sehingga keberadaan RemajaTenis itu sangat menolongnya.Bagi saya yang memiliki idea saja sudah cukup senang bisa membahagiakan oranglain secara tidak langsung. Ini bukan hanya di Jakarta saja tetapi jika kedaerah lainnyapun.

Disaat krisis ekonomi berdampak kesulitan sponsor saya mulai menjalankan turnamen Persami (pertandingan Sabtu Minggu) yang bisa berkembang sejak tahun 2006 dan belakangan ini menjadi Piala Ferry Raturandang yang telah mencapai ke 69 kalinya.
Setelah itu saya coba konsep turnamen nasional dengan judul RemajaTenis. Konsep hampir sama tetapi karena masuk dalam kategori TDP maka harus ikuti ketentuan TDP seperti harus ada Referee, Wasit dll. Nah sepengetahuan saya beaya turnamen yang cukup besar adalah SDM seperti wasit, referee , dokter. Nah gimana caranya disaat situasi seperti ini dimana sulit cari sponsor tetapi turnamen harus berjalan. Perjalanan saya menjalani turnamen banyak rekan2 kita tidak terlalu mendukung konsep ini. Yang jadi pertanyaan saya apakah tidak mendukung karena tidak suka sama saya atau lainnya, itu pertanyaan besar. Memang saya ini termasuk orang sombong (maklum Manado tidak mau kalah aksi). Makin ditentang makin menjadi dan saya tunjukkan dengan lakukan terus turnamen ini apapun jadinya.
Memang saya perhatikan ada yang aneh belakangan ini. Dan saya agar tidak pusing maka management saya serahkan saja kepada orang lain, biar saya dibelakang layar. Tetapi dikatakan pula kalau saya yang punya atau RemajaTenis itu identik dengan saya (AFR). Bisa dibayangkan, berita tenis di RemajaTenis dipermasalahkan. Ya sudah saya hapus saja jika ada berita tentang induk organisasi. Tetapi oleh rekan rekan di RemajaTenis katakan kalau berita itu dikutip dari situs Pelti atau ada press release yang diterima itu tidak bisa dilarang. Betul juga ya.
Terlihat ada perubahan didalam penanganan RemajaTenis membuat ada kepuasan tertentu dari masyarakat tenis atas pelayanannya kepada peserta turnamen. Memang saya katakan RemajaTenis itu harus memberi contoh yang baik kepada masyarakat tenis. Kalau bisa kenapa tidak?
Selama ini RemajaTenis tidak keluar dari aturan yang dikeluarkan oleh induk organisasi tenis. Termasuk kategori turnamennya pun ditentukan oleh induk organisasi bahkan angka didalamnyapun yang menentukan bukan oleh RemajaTenis.
Tetapi anehnya sudah ada beberapa turnamen sejenis RemajaTenis tidak dipermasalahkan dan jadi buat saya naik darah. Saya sendiri sedikit bingung belakangan ini kalau dilecehkan didalam induk organisasi saya sedikit marah. Kalau dihina orang luar bagi saya cuek saja. Ini betul2 sudah dua kali saya alami. Akibatnya yang pertama kali saya marah dan pulang bisa tubruk motor dijalan, kemarin kedua kalinya saya sampai muntah muntah dikamar mandi dan sampai dipanggil meneruskan rapat. Karena sudah MUAK.
Diinduk organisasi ada bidang bidang yang sudah jelas tugas dan tanggung jawabnya. Saya akan memasuki lahan mereka jika mereka minta bantuan atau tidak menjalankannya. Selama mereka menjalankannya saya harus menghormatinya. Saya juga sudah muak kalau dikatakan merecokin bidang lainnya padahal selama ini bdang tersebut saya bantu tanpa keluhan keluhan. Tetapi jika bidang bidang tersebut sudah keluar dari aturannya maka saya berkewajiban menegurnya sesuai jabatan saya diinduk organisasi.

Ada yang mau belain atlet catut umur

Jakarta, 19 April 2011. Masalah penemuan akte kelahiran 2 atlet Rembang rupanya berlanjut juga, karena saya terima surat resmi dari rekan Pelti Jawa Tengah yang kesimpulan saya adalah membela kedua atlet tersebut dengan menyalahkan PP Pelti yang mengundang. Yang dipertanyakan adalah kenapa diundang karena dianggap kami memilikidata yang akurat. Memang salah satu atlet tsb Dicky Wahyu sudah memiliki Kartu Tanda Anggota Pelti. Dikiranya jika sudah punya KTA Pelti sudah aman. Karena persyaratan KTA Pelti tidak sejelimet sehingga mudah memilikinya. Di KTA tersebut juga menggunakan tahun kelahiran berbeda. Kemudian dipertanyakan pola kerja organisasi sehingga diinvestigasi orangtua atlet tersebut berdasarkan sms dari orangtua lainnya. Kesimulannya atlet itu tidak bersalah.
Karena saya kenal betul watak rekan saya ini maka saya langsung telpon menjelaskan permasalahan mulai dari awal sehingga bisa diundang ikuti National Youth Training Camp yaitu berdasarkan prestasi ikut Turnamen tahun 2010.
Prestasi didapat dengan gunakan data akte yang palsu. Begitu juga KTA Pelti dengan akte palsu. Tapi saya akui orangtuanya ini termasuk kurang lihai. Kenapa demikian karena sampai saya bisa tahu. Ada yang lebih lihai yaitu saya diperlihatkan akte kelahirannya itu asli. Memang betul akte tersebut itu asli (mungkin bisa dibeli???) tapi waktu itu feeling saya katakan itu palsu. Memang saya tidak bilang kejanggalan yang saya lihat..Ternyata tanda tangan petugas catatan sipil itu bukan tanda tangan asli melainkan dengan stempel tanda tangannya. Tapi waktu itu saya biarkan saja, menunggu kalau orangtua itu ngotot dan mengancam saya mau tuntut ke Polisi, maka akan saya layani.
Sewaktu seleksi National Youth Training Camp 2011 ( 1-3 April) saya sudah lihat kejanggalan dan saya yakin sekali kalau itu palsu. Maka saya sampaikan kepada pelatih Damrah dan Alfred yang sedang menangani seleksi training camp agar hasil seleksi kedua atlet tersebut digagalkan saja walaupun bagus.Tetapi kenyataan waktu 4 April sewaktu masuk diterima masuk training camp tanpa diberitahu kepada saya kedua atlet itu diumumkan lolos.
Tanggal 6 April dilakukan pengumuman kedua karena ada yang akan dieliminasikan lagi. Sayapun berpesan kepada pelatih ITF agar kedua anak ini dikeluarkan dengan alasan akte kelahirannya palsu. Pelatih ITF pun menerimanya.
Sehari sebelumnya saya panggil ayahnya bernama Yoyok yang kebetulan selalu menemani anaknya. Tetapi saya ikut sertakan juga pelatih lainnya yang ada dalam camp tersebut yaitu Alfred H Raturandang, Damrah dan leo nangin dari Lampung. Dalam pembicaraan tersebut saya hanya tekankan masalah akte kelahiran walaupun Alfred mencoba menelusuri soal buku Rapornya ataupun sekolahnya. Tapi saya potong dengan tetap konsenstrasi ke akte yang diberikan kepada saya dalam bentuk fotocopy saja. Sayapun katakan kalau dulu (2007) ada orangtua atlet yang terlibat catut umur sampaikan kalau di Jawa Tengah banyak orangtua memiliki 2 buku rapor SD. Jadi bagi saya tidak penting buku rapor. Mulailah saya menghimbau sebaiknya mengaku saja, dan akhirnya Yoyok mengakui kakaknya dieliminasikan saja tetapi memohon adiknya Dicky Wahyu dipertahankan ikut karena masalah pertanggung jawabannya ke Pelti Rembang ataupun Bupatinya. Tetapi hal ini tidak saya perlihatkan ketidak setujuan saya, tetapi minta dikirimkan data yang benar saja. Ternyata disanggupi dan sore dikirimkannya ke Pelti copy akte kelahiran yang asli katanya. Jadi saya terima dua copy akte dari orangtuanya sendiri.Tidak capoek2 cari bukti tetapi datang langsung dari orangtuanya.
Malamnya saya terima SMS dari Yoyok yang menghimbau kepada saya agar peserta lainnya dimintain copy akte kelahiran dan dia berjanji jika AFR bikin turnamen RemajaTenis di Jawa Tengah dia akan bantu sebarkan info tersebut ke rekan rekannya di Jawa Tengah. SMS itu tidak saya layani. Besoknya sewaktu diumumkan atlet yang dieliminasi, oleh Suresh Menon pelatih ITF sampaikan bagi Dicky Wakyu dan Adi Tri termasuk dieliminasi dan alasannya dipersilahkan menghadap saya. Disitu ada argumetasikan masalah kenapa diundang ke Jakarta. Jadi kedatangannya berdasarkan undangan PP Pelti, memang ada surat undangan ke Pengprov Pelti Jawa Tengah. Tetapi saya tekankan bahwa yang lebih ditekankan adalah kejujurannya, Karena tidak sportif
maka kedua putranya itu dilanjutkan ikut camp. Akhirnya dia mengaku juga kalau keduanya itu palsu aktenya.
Begitu dikeluarkan sore hari saya terima SMS lagi dari Yoyok ini yang menyatakan agar saya periksa atlet lainnya, kalau tidak dia akan sebarkan informasi ke rekan rekannya di Jawa Tengah agar tidak ikut RemajaTenis jika di Jawa Tengah. Langsung ditantang seperti ini saya keluar gilanya yaitu saya balas sms dengan katakan RemajaTenis tertutup bagi atlet catut umur. Sayapun langsung kirim SMS ke temannya dulu dengan catatan so pasti akan diberitahu kepada Yotyok kalau saya kirim sms kemasyarakat tenis. Saya tidak lupa kalau saya punya nomor HP sekitar 2.600 dari Aceh sampai Papua, khususnya Pelti, pelatih, orangtua petenis.
Langsung saya terima SMS dari Yoyok yang menyampaikan kalau masalah ini dianggap selesai karena dia sudah relah anaknya dikeluarkan dari camp tersbut. Langsung saya katakan kalau saya diancam sama dia dengan SMS sebelumnya. Kemudian dibalasnya minta maaf karena khilaf. Ini pernyataan maaf pertama saya terima dari Yoyok, sebelumnya tidak terlihat suatu penyesalan sebelumnya sewaktu bertatap muka di Ragunan. Langsung saya sebarkan SMS ke masyarakat tenis mulai dari Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur lebih diprioritaskan.
Ternyata anaknya Adi itu berkoar di Facebook ( adi ada) menghina saya dengan caranya. Langsung saya umumkan ke dinding FB saya nama lengkap kedua atlet tersebut terlibat akte kelahiran palsu. Langsung dapat respons dari masyarakat yang mendukung saya. Begitu juga ke dinding FB adi ada sya beri komentar yang menonjok dirinya dengan beberkan kepasuan selama ini dilakukannya.

Sayapun minggu lalu ditelpon oleh rekan wasit Petrus W yang tanyakan soal Dicky Wahyu yang ternyata terdaftar sebegai peserta Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Jawa Tengah.Langsung saya kirimkan dua foto copy aktenya dengan email dengan harapan tidak diterima di POPDA tersebut. Ternyata Dicky ditolak juga walaupun mau dicoba diloloskan. Ha ha berhasil. Memang saya paling pantang jika ada atlet yang catut umur. Dari data saya selama ini saya pantau, atlet yang saya temukan terlibat akte palsu prestasinya tidak berkembang. Itulah resikonya.

Selasa, 12 April 2011

Mau daftar IPIN

Jakarta, 12 April 2011. Ada satu pertanyaan dalam bentuk SMS yang saya terima dari salah satu orangtua petenis di Surabaya. Yang dipertanyakan masalah IPIN (International Players Identification Number) sebagai salah satu bentuk keanggotaan bagi petenis dalam keikut sertaan di suatu turnamen internasional. Baik itu turnamen yunior maupun ProCircuit.

Banyak sekali SMS lainnya yang bertanya minta dibuatkan IPIN tetaopi semua itu saya tolak agar mereka sendiri yang membuatnya. Karena tujuan saya mereka harus belajar familiar dengan komputer maupun internet. Dari beberapa petenis yunior berhasil setelah dipaksakan membuka internet untuk mendapatkan IPIN tersebut. Bagi petenis yunior iuran IPIN masih lebih kecil sekitar US$ 25.00 kalau tidak salah tetapi bagi petenis yang mau ikuti ProCircuit maka harus keluar dana US $ 45.00.
Bagaimana caranya kalau petenis sudah mempunyai IPIN sewaktu yunior apakah bisa digunakan untuk Pro Circuit?. Tentunya bisa saja, hanya bedanya membayar tambahan kekurangan iurabn tersebut.
Ini ada kaitan dengan turnamen Mens Futures dan Women Circuit yang akan berlangsung bulan Mei mendatang

Kamis, 07 April 2011

Cara Bikin Anak Mau Makan Sayur

KOMPAS.com - Sayuran adalah makanan yang penting untuk diasup. Anak-anak pun harus mau mengkonsumsi makanan ini. Namun, karena rasanya yang cenderung hambar, sulit untuk meminta si anak mengkonsumsinya. Apa yang bisa Anda lakukan untuk membuat si kecil mau makan? Menurut para peneliti cukup mudah; tersenyum saat makan.

Dikutip dari Reuters, sekelompok ilmuwan asal Perancis melakukan penelitian mengenai reaksi orang dewasa dan anak-anak dalam mempersepsikan foto orang yang sedang makan. Hasil penelitian itu mengatakan bahwa cara orang dewasa dengan anak kecil menilai obyek orang yang sedang makan berbeda.

Orang dewasa menilai makanan lewat proporsi tubuh si pemakan. Jika model yang ada di foto memiliki tubuh berukuran besar, si responden akan menolak jika diberikan makanan yang sama dengan yang ada di foto. Sebaliknya, jika si model bertubuh ramping, responden cenderung tertarik. Sementara cara anak-anak menilai sebuah foto berisi orang makan punya reaksi yang lebih kompleks.

Jika makanan yang ada di dalam foto kemudian ditawarkan kepada anak-anak yang ikut terlibat dalam responden ini, seperti cokelat, mereka tak peduli ukuran badan si model, mereka akan mau menerima makanan itu. Jika makanan yang ada di foto adalah makanan yang tak mereka sukai, ukuran tubuh si model ternyata berpengaruh, mereka akan makin menolak jika modelnya bertubuh tambun.

Tak hanya itu, ternyata ekspresi orang yang sedang mengkonsumsi makanan juga berpengaruh pada rasa penasaran anak untuk mencoba sebuah makanan. Foto dari orang yang makan dengan ekspresi bahagia dan tidak dibuat-buat membuat anak tertarik mencoba makanan itu, tak jadi soal bentuk tubuh orang yang makan. Sebaliknya, foto orang yang makan dengan ekspresi jijik dengan makanan yang sama akan membuat anak enggan mencoba.

Artinya, bagi orang dewasa, ukuran tubuh orang yang mengkonsumsi makanan punya pengaruh dalam menggugah rasa ingin mengkonsumsi orang dewasa. Sementara bagi anak-anak, butuh ekspresi dan jenis makanan yang mereka sukai untuk membujuk anak mau mencoba makanan tertentu, dan faktor ukuran tubuh orang yang ia lihat hanya berpengaruh sedikit.

Menurut Sylvie Rousset, perwakilan dari ilmuwan ini mengatakan, hasil riset ini di luar dari dugaan mereka, karena belum ada penelitian yang mengatakan ekspresi orang lain berpengaruh pada rasa penasaran anak-anak. Dari hasil ini, menurut Rousset, orangtua bisa mengambil keuntungan, bahwa saat makan makanan sehat, upayakan mengkonsumsinya dengan ekspresi senang dan menyukai makanan itu.

"Meski kebiasaan makan seseorang itu cukup kompleks, namun studi semacam ini bisa menyingkap perbedaan faktor psikososial yang membentuk sikap anak terhadap makanan dan kebiasaan makan jangka panjang mereka," jelas Rousset. (Sumber: msnbc)

Masalah Facebook

JAKARTA, KOMPAS.com - Statistik terakhir menunjukkan bahwa pengguna Facebook di Indonesia rata-rata paling muda sedunia. Demikian hasil pemetaan yang dilakukan iCrossing, perusahaan konsultan iklan di Inggris berdasarkan data pengguna Facebook Maret 2011.

"Di Inggris dan Amerika rata-rata pengguna Facebook berusia 31 tahun, namun di negara seperti India, Filipina, dan Indonesia rata-rata usia 20 tahunan," tulis Gregory Lyons, analis iCrossing dalam situsnya, Rabu (6/4/2011).

Berdasarkan data tersebut, rata-rata pengguna Facebook di Indonesia adalah 23 tahun. Negara berkembang lainnya seperti Filipina, India, dan Afrika Selatan sedikit lebih tua yakni 25 tahun.

Data tersebut juga memperlihatkan bahwa Indonesia kini menempati rangking kedua jumlah pengguna Facebook di seluruh dunia dengan lebih dari 35 juta pengguna. Pengguna terbesar masih AS dia atas 152 juta pengguna. Inggris telah dilampaui Indonesia turun ke urutan ketiga mendekati 29 juta pengguna.

Namun, di Indonesia, meski pengguna Facebook sangat banyak, tingkat ketergantungannya sangat rendah. Rata-rata pengguna di Indonesia hanya mengunjungi Facebook 7 kali dalam sebulan. Pengguna Facebook Indonesia masih kalah adiktif ketimbang Filipina yang hanya sekitar 22 juta pengguna, namun rata-rata kunjungan 30 kali sebulan.

Di AS dengan pengguna yang begitu banyak, tingkat keaktifan atau ketergantungan kepada Facebook sangat tinggi hingga lebih dari 70 kali kunjungan setiap bulan. begitu pula di Inggris dengan rata-rata 68 kali sebulan.

iCrossing juga menyoroti gender pengguna Facebook. Di negara maju seperti AS dan Inggris, pengguna perempuan sedikit lebih banyak. Yakni 55 persen perempuan di AS dan 52 persen perempuan di Inggris. Namun, di negara-negara yang budayanya didominasi laki-laki seperti Arab Saudi, Turki, dan India, pengguna laki-laki lebih banyak.Begitu juga di Indonesia, pengguna laki-laki lebih banyak.

Agar Kemarahan Anak Bersifat Positif

Jakarta, 7 April 2011. Ada satu tips lagi yang cukup bermanfaat bagi kita semua yang saya kutip dari Yahoo News berupa tulisan dari Amelia Ayu Kinanti. Masalah yang cukup menarik adalah masalah amarah pada anak anak.

Amarah adalah hal yang wajar dirasakan setiap orang, termasuk anak-anak. Namun biasanya, anak-anak masih belum bisa mengontrol amarahnya.
Jangan biarkan rasa marah yang dirasakan si kecil membuatnya melakukan hal-hal negatif. Tugas Anda adalah mengubah energi kemarahannya menjadi sesuatu yang positif.

Beberapa kiat dari Helium berikut bisa membantu Anda.
Yang pertama kali harus Anda tekankan pada si kecil adalah: merasakan amarah bukan hal yang salah. Namun, melakukan kegiatan yang destruktif atau merusak karena marah, itu yang tak boleh dilakukan. Ajarkan padanya bahwa melepas kemarahan adalah hal yang boleh dilakukan. Namun tidak dengan menyakiti hati atau fisik orang lain karena itu adalah hal yang dilarang.

Anda bisa mengajak si kecil untuk melepas kemarahannya dengan melakukan aktivitas fisik yang ia sukai. Misalnya naik sepeda, berenang, ikut seni bela diri, basket dan masih banyak lagi. Kegiatan-kegiatan tadi akan membantu si kecil untuk melepas kemarahannya yang bisa “meledak” sewaktu-waktu.

Yang tak kalah penting untuk mengatur kemarahan si kecil adalah dengan berkomunikasi. Ajaklah anak Anda berbicara dari hati ke hati. Tanyakan padanya: Apa atau siapa yang membuatnya marah? Tunggulah dengan sabar hingga ia bisa mencurahkan segala perasaannya. Buatlah ia nyaman dan jangan menghakimi perasaannya. Si kecil pasti lebih tenang

Selasa, 05 April 2011

Ketemu Kejanggalan Akte Kelahiran

Jakarta, 4 April 2011. Coba kalau baca Akte Kelahiran jika tidak jeli tentunya bisa kecolongan. Pengalaman saya selama ini mulai tahun 2007 saya mulai mencoba menelusuri semua keabsahan peserta TDP Nasional, Caranya minta setiap pendaftaran peserta TDP diwajibkan membawa fotocopy akte kelahiran, Ini saja sudah ribut , karena dianggap cukup sekali saja bawa fotocopy akte kelahiran. Tapi saya bersikukuh setiap turnamen harus dilengkapi fotocopy akte kelahiran.Maksud saya suatu waktu yang terlibat catut umur salah berikan fotocopy akte kelahirannya. Sebenarnya di Ketentuan TDP Nasional Kelompok Yunior sudah tercantum klausul tentang pelanggaran catut umur akan dapat hukuman skorsing tapi tidak dijalankan. Nah, salah siapa?

Berbagai macam pemalsuan yang dilakukan oleh pelatih, orangtua atau pembinanya. Ada yang angka tahu kelahirannya ter;ihat bekas hapusan dan ditimpa dengan tik yang ternyata font nya berbeda. Ada lagi yang lebih hebat satu kasus, atlet yang sama memiliki nama bapak dan ibunya berbeda dan tahun kelahiran berbeda. Tapi orangnya sama. Itu saya ketemukan di TDP Cilacap. Tetapi yang hebat lagi sewaktu saya minta akte kelahiran ASLI, maka bisa ditunjukkannya. Tetapi feeling saya mengakatakn ini ASPAL (Asli tapi Palsu). Kenapa, setelah saya periksa pelan pelan, yang janggal adalah tanda tangan petugasnya bukan asli tetapi tanda tangan stempel.

Hari ini saya di Ragunan melihat kejanggalan terhadap 2 anak dari daerah ikuti National Youth Training Camp yang sedang berlangsung. Fotocopy aktenya sudah diberikan dan disinilah kejanggalannya. Jika nomor misalnya 1234/TP/2006, artinya TP adalah akte kelahiran pemutihan. dan angka 2006 menunjukkan tahun dibuatnya akte kelahiran tersebut. Mau tahun tahun pembuatan aktenya. Yang satu Nomornya ...../TP/2005 sedangkan tahun pembuatannya tahun 2001, sedangkan yang satu lagi .../TP/2006 sedangkan tahun pembuatannya tahun 2000.

Langsung sore ini setelah selesai anak2 latihan, saya undang ayahnya dan juga rekan rekan pelatih yang terlibat dalam training camp untuk menyaksikan. Saya mulailah dengan menceritakan tentang sportivitas dll. Dan ketika ditanya tentang usia putranya, malah dia ceritakan sekolahnya sudah kelas berapa. Tapi sayapun alihkan ke saat anaknya lahir dan rumah sakit mana tempat lahirnya. Dapat jawaban di dukun beranak. Tapi pertanyaan digiring ke saat membuat akte kelahiran. Disampaikan kalau jangka waktu pembuatan akte dengan waktu kelahirannya dalam waktu 3 bulan. Nah disinlah kejanggalannya karena dia lupa kalau tercatat disini tahun pembuatannya ternyata setelah melahirkan kurang dari 2 bulan artinya seharusnya akte tersebut bukan akte kelahiran pemutihan, maka kode nomernya beda bukan ada TP. Yang diberikan adalah ..../TP/2005 sedangkan tahun pembuatannya 2001. Yang satu laghttp://www.blogger.com/img/blank.gifi beda 10 bulan jangka waktu pembuatan dengan waktu kelahirannya, tapi yang aneh adalah nomernya...../TP/2006 dibuatnya tahun 2000.
Saya sediri tadi pagi sempat konsultasi dengan rekan saya yang pernah kerja di kantor catatan sipil untuk meyakinkan penemuan ini.
Oleh pelatih asing juga menyampaikan kalau melihat permainannya ini bukan permainan anak usia 10 tahun atau 12 tahun.

Senin, 04 April 2011

Seleksi National Youth Training Camp di Jakarta

Jakarta, 4 April 2011. Beberapa bulan lalu saya ditugaskan mempersiapkan National Youth Training Camp 2011 di Jakarta oleh Ketua Umum PP Pelti Martina Widjaja secara lisan. Seperti tahun lalu, maka saya mulai berkomunikasi dengan pelatih yang akan menanganinya yaitu Suresh Menon di Kuala Lumpur dan Robert Ballard.
Disamping itu pula sebelumnya saya sudah mulai mengamati petenis yunior didalam turnamen nasional yunior khususnya KU 10 tahun dan 12 tahun. Karena waktunya terbatas maka saya mengamati disetiap turnamen yang saya bisa hadiri langsung. Nah, yang sering saya hadiri justru turnamen RemajaTenis, mulai di Jakarta, Bandung, ambarawa dalam 3 bulan terakhir. Agar lebih objective saya tugaskan rekan lainnya Damrah untuk mengumpulkan hasil TDP Nasional 2010. Kemudian dikumpulkannya TDP Nas khususnya KU 10 tahun dan 12 tahun dari awal tahun 2010. Setelah didapatkan datanya maka saya minta direvisi karena yang saya mau atau inginkan TDP Nasional yang dalam 4-5 bulan terakhr saja. Jadi dikumpulkannya mulai TDP bulan November 2010 sampai Februari 2011.
"You nominasikan nama nama tersebut tetapi nanti saya yang tentukan." ujar saya kepada Damrah. Disamping itu saya juga konsultasikan kepada rekan lainnya Hudani Fajri dari Bidang Pembinaan Prestasi Daerah PP Pelti.
Begitu sudah dapatkan nama nama tersebut maka saya cari jaan ercepat untk diketahui peserta yatu melalui FACEBOOK, dan surat dibuat ke Pengprov Pelti dimana domisili pesreta tersebut. Saya akin mereka lebih cepat tahu melalui facebook dan SMS yang saya lakukan juga. Saya juga sdah siapkan 24 nama dan beberapa nama sebagai cadangannya. Karena ini paling banyak dari Pulau Jawa maka yang membatalkan hanya sau saja dua tiga hari sebelum hari H nya.
Tetapi saya terima juga SMS dari beberapa orangtua yang menanyakan putra dan putrinya yang tidak dipanggil masuk seleksi, padahal namanya ada dalam daftar cadangan saja, dengan catatan kaau ada yang mundur maka nama paling atas yang mengisinya. Bahkan ada yang menyampaikan kalau putra/inya itu mengalahkan salah satu nama yang diundang. Begitulah setiap permintan yang tidak bisa dipenuhi. Kali ini memang saya undang lebih banyak daripada tahun lalu dengan catatan nanti yang seleksi bukan saya tetapi pelatih yang bersangkutan.
Hari ini sudah masuk 20 nama dari 24 yang diseleksi, tetapi dengan jumlah 20 sebenarnya sudah lebih banyak dibandingkan tahun lalu, maka dalam 2-3 hari lagi akan diseleksi lagi dari nama nama yang sudah ada berdasarkan hasil test fisik maupun tehnik yang diberikan jika tidak ada perubahan maka akan di drop.
Hari ini pula saya terima SMS dari orangtua yang putranya tidak masuk dalam 20 nama, minta perhatian dari saya untuk diberi kesempatan ikut masuk, tetapi karena yang memutuskan bukan saya padahal saya sudah tahu sebelumnya langsung dari Suresh kalau anak tersebut diberi tanda karena dia tidak kenal namanya. Begitulah jika ada penguangan maka kesedihanlah yang akan datang. Tetapi sebaiknya kita harus berpikiran posistip saja kedepan dengan mengatasi kekecewaan putra/putrinya dengan lebih meningkatkan kemampuannya.
Saya harus akui, dengan diundangnya atlet tersebut mempunyai kebanggaan sekali bisa terpiih. Ini wajar saja. Karena selected person tentunya akan membangakannya.

Banyak Tugas dibebankan

Jakarta, 4 April 2011. Disela sela turnamen ITF Jubilee School 14 U Asian Champs 2011 di Pusat Tenis Kemayoran, saya datang dan melihat rekan2 sedang duduk dimeja sambil asyik ngobrol. " Ini orang paling banyak jabatan, Wakil Sekjen , Ketua Bidang Pertandingan KU 10 dan 12 th, Humas (Panpel), Direktur Turnamen ." ujar Diko Moerdono didepan wartawan dan Johannes Susanto, Christian Budiman begitu menyambut kedatangan saya kemeja tersebut.
Langsung aja saya tanggapi, kalau yang isinya kosong, semua dilemparkan ke saya. Coba kalau yang ada isinya maka tidak ada yang diberikan kepada saya. Begitulah canda ditengah hari di Kemayoran.
Sebagai Ketua Bidang Pertandingan 10 tahun dan 12 tahun , ini istilah baru yang dibuat buat sendiri. Saya akui saat itu saya sedang persiapkan National Training Camp, dimana sebelum masuk dilakukan seleksi melalui suatu turnamen antar mereka, jadi tidak heran dapat julukan baru itu.
Saat ini saya ditugaskan menjadi Humas Panpel Jubilee School 14 U Asian Champs yang sedang berlangsung di Kemayoran. Jika 2 tahun silam dan selama ini saya yang menjabat Direktur Turnamen sehingga pelatih2 asing yang datang semua mengenal saya. Dan tahun ini saya sengaja lemparkan tugas Direktur Turnamen ke Johannes Susanto Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti. Panitianya pun saya susun sendiri. Didalam factsheet disebutkan tugas saya adalah sebagai petugas in charge sebelum event. Segala komunikasi ditujukan kepada saya. Tugas ini sudah sering dilakukan terutama berurusan dengan internasional.Tugas dalam persiapan ITF Jubilee School 14 U Asian Champs, saya bersama rekan Zandra Dharmawan sebagai negosiator dengan pihak Jubilee School.
Begitu pula didalam pelaksanaan Jubilee School 14 U Asian Champs saya lebih konsentrasi ke tugas sebagai humas, tetapi petugas ITF selalu mintanya semua kebutuhan atau ada permasalahan tetap larinya ke saya, karena saya stand by terus. Kok bisa begitu.
Ya, begitulah akibat banyak pekerjaan semuanya dilemparkan kepada saya karena tidak ada yang ingin lakukannya. Apa sebab, ya maklum sendiri lah !