Kamis, 30 Oktober 2008

Tamu dari Tarakan ketemu di Balikpapan

Balikpapan, 30 Oktober 2008. Tamu istimewa hari ini datang dari Tarakan yaitu Ketua Pengkot Pelti Tarakan Drs Achmad Maulana MM bersama Lily Haryanto bertemu di Balikpapan Tennis Stadium disela sela turname tenis internasional Asia Oceania (closed) Junior .
Achmad Maulana bersama Lily Haryanto menyampaikan persiapan Kejurnas Tenis yunior TDP Walikota Tarakan Cup 2008, yang sedianya berlangsung 20-28 Oktober ditunda 25 Nopember – 1 Desember 2008. Berbagai persiapan maupun rencana pelaksanaan termasuk pengadaan akomodasi kepada peserta yang masuk babak utama.
“Terus terang, kami bakal memanjakan peserta terutama mereka yang masuk babak utama. Kami akan menanggung board and lodging-nya selama di Tarakan. Mereka tamu kami yang terhormat,” janji Ketua Pengkot PELTI Tarakan, Drs. Muhammad Maulana MM
Turnamen tenis diakui PELTI (TDP) ini akan mempertandingkan kelompok umur (KU) 10, 12, 14, 16 dan 18 tahun. Kejuaraan yang mendapat restu Walikota Tarakan, Dr. H. Yusuf Serang Kasim, bakal dihelat di GOR Telaga Keramat, Jln. Sungai Sesayap, Tarakan.
Bahkan, dalam kesempatan ini, Maulana yang didampingi Direktur Turnamen, Lily Hariyanto, akan memanjakan peserta yang memiliki ranking (PNP) 1-5 akan ditanggung tiket pesawatnya (KU-18 tahun). “Ini baru akan saya bicarakan dengan Pak Walikota. Kita pokoknya akan memanjakan peserta, baik dari Jakarta (Jawa) atau dari mana pun, termasuk sesama pemain Kalimantan,” imbuh M Maulana. Tetapi hal ini ditanggapi oleh August Ferry Raturandang , agar jangan dilakukan diskriminasi. Jika mau tanggung tiket diberikan kepada peserta babak utama. "Ini baru rencana, dan kalau tidak boleh maka tidak jadi." ujarnya.

Peserta bisa mendaftarkan diri di PP PELTI, Jakarta, Stadion Tenis II, Gelora Bung Karno, Senayan, telepon 021-5710297-98. Informasi lengkap ke Harijanto (0811538565), H Kamaruddin, SE (0551-21620 dan 0822538339), Verdyanto (0551-34940 dan 085246670798), Payong Beda (085246478186). Beaya pendaftaran sebesar Rp. 100.000,-

Achmad Maulana bersama Lily Haryanto menanyakan kesediaan August Ferry Raturandang berkunjung ke Tarakan karena sudah lama tidak sempat datang ke Tarakan."Saya akan datang untuk selenggarakan Piala Ferry Raturandang di Tarakan Terima kasih selama ini undangan ke Tarakan sudah beberapa kali tidak sempat dipenuhi."

Mengamati Permainan Jessy Rompies

Balikpapan, 30 Oktober 2008. Cukup menarik menonton pertandingan tenis antara petenis andalan tuan rumah Jessy Rompies dengan petenis Thailand , Mahajaroenkul di turnamen internasional yunior Asia Oceania (closed) di Balikpapan.
Tertarik karena melihat potensi yang ada di diri Jessy sesuai pengamatan August Ferry Raturandang. Seperti diketahui tennis is a speed and power game, maka jika memiliki kekuatan sebagai modal dari speed and power game maka kemenanganpun akan datang juga.

Jessy Rompies usia 18 tahun sebagai cikal bakal petenis generasi berikut di Indonesia memiliki servis, voli, forehand dan backhand maupun dropshot yang bagus tentunya sudah cukup modal untuk berbicara kedepan.

August Ferry Raturandang masih melihat beberapa kekurangan didiri Jessy yang perlu diperhatikannya. Servis dan voli sebagai senjata utama dalam permainan single, masih belum digunakan dipertandingan hari ini. "Big serve" dalam pertenisan sudah 75 % menguasai kemenangan, demikian teori pertenisan. Menghadapi lawan yang ulet dengan mengandalkan reli reli panjang dan karena lawannya dari Thailand ini cukup konsisten permainannya. sudah harus diperhatikan pola permainan sendiri. Bisa dibayangkan Jessy baru bisa selesikan pertandingan dalam waktu 2 jam, 76(5), 64.
Dari pertandingan ini Jessy hanya terlihat 3 kali saja maju kedepan net untuk lakukan voli dan menghasilkan kemenangan. 5 kali gunakan senjata dropshot yang selalu menghasilkan angka karena lawan bisa tidak bisa menjangkaunya dan hanya satu yang dicapai tapi pengembaliannya ke net.

Kemenangan lawan disebabkan Jessy banyak membuat unforced error, terutama diset pertama, sedangkan pukulan winner Jessy banyak didapat dari forehand drive cukup keras disudut sudut lapangan. hanya sesekali Jessy terlalu bernafsu menyelesaikan permainan tanpa melihat situasi dimana memukulnya. Disini juga ada kelemahan Jessy karena pengambilan bola forehand diatas bahu dan mata, sehingga banyak tenaga dibutuhkan untuk melakukan pukulan keras tersebut.
"Kurang efektip lah. Bisa diubah dengan cara pengambilan "on the rise" dengan menyongsong bola tersebut sehingga pukulan yang tepat adalah setinggi pinggang atau dibawah bahu. Mempersingkat kesempatan lawan untuk kembali ke posisi semula.

Semoga Jessy yang masih muda usia ini bisa lebih melejit jika dilakukan penanganan yang lebih baik. Ini sebagai masukan saja sebagai hasil pengamatan hari ini. Bisa saja benar dan bisa juga salah menurut pelatihnya.

Rabu, 29 Oktober 2008

Hanya 3 petenis tuan rumah bertahan di Balikpapan

29 Oktober 2008. Turnamen tenis internasional Asia Oceania (closed) yang berlangsung sejak 27 Okt - 2 Nop 2008, ternyata hari ini baru selesai diatas jam 23.00 Cukup berat pertandingan size of draw-nya 64 baik putra dan putri ditambah ganda size of draw 32.
Petenis kembali ke hotel sudah larut malam. Belum pernah kejadian seperti yang berlangsung di Balikpapan. Masalahnya adalah lapangan yang digunakan hanya 7 lapangan dengan 1 lapangan untuk latihan.

Kembali ke hotel dengan perut masih belum diisi tentunya akan menurunkan stamina atlet jika tidak bisa mengatur dirinya. Malam ini August Ferry Raturandang belum menerima keluhan dari peserta.
Hari ini bintang muda tuan rumah Grace Sari Ysidora yang mulai menanjak kariernya setelah ditangani oleh pelatih Alfred Raturandang ternyata gagal maju ke babak ketiga . Kalah dengan telak 2 set dari petenis China Zhao Di 16 46. Menurut pelatihnya sekarang Deddy Tedjamukti, hari ini kelihatan Grace bermain dibawah performnya, tetapi Deddy tidak menyebutkan penyebabnya. . Prestasi Grace yang sedang menanjak sangat disayangkan kalau tidak ada peningkatan. Walaupun hal ini dianggap biasa maksudnya kalah atau menang didalam suatu permainan. Jika penangannya dengan salah maka prestasi akan mandek alias berhenti ditempat .Ini yang dikuatirkan oleh August Ferry Raturandang. Semoga tidak terjadi. Dari data ternyata Grace servis pertama banyak yang keluar sehingga daya gempurannya jadi lemah secara teori, dimana jika servis pertama sulit untuk diserang lawannya.

Hari ini petenis tuan rumah yang berhasil adalah Jessy Rompies dan Beatrice Gumulya untuk putri sedangkan putra yang bertahan David Agung Susanto yang berhasil kebabak ketiga setelah kalahkan petenis India Jayaprakash Mohit Mayur 75 61.

Kesempatan berprestasi di turnamen internasional dinegeri sendiri tidak dimanfatkan dengan baik oleh petenis yunior Indonesia, bisa terlihat babak kualifikasi tidak ada, banyak petenis tuan rumah yang mengundurkan diri dari babak kualifikasi. Disayangkan sekali , ada turnamen internasional di tanah Air, tidak perlu harus keluar negeri tetapi tidak dimanfaatkan dengan baik. Kesempatan mengejar point ITF Junior World raking terlepas.

Selasa, 28 Oktober 2008

Balikpapan Pasca PON XVII 2008

Balikpapan 28 Oktober 2008. Memasuki kota Balikpapan mengingatkan persiapan Pekan Olahraga Nasional XVII Juli 2008. Kompleks tenis yang cukup megah dan menjadi kompleks olahraga terbaik di Indonesia. Walaupun dengan 7 lapangan terbuka dan 1 lapangan stadion terbuka sehingga sangat layak digunakan untuk event tenis internasional. Kesibukan kesibukan sebagai persiapan pembangunan lapangan sudah dilakukan di tahun 2007, kemudian beberapa kali berkunjung ke Balikpapan di tahun 2008 untuk melihat hasil pembangunan kompleks lapangan tenis , apakah layak atau tidaknya digunakan untuk PON XVII.

Tetapi setelah PON XVII selesai memasuki bulan ke 3, ternyata penyelesaian pembangunan belum selesai juga. Terutama finishing dari stadion terbuka masih dalam pengerjaan . Begitu pula dengan penghijauannya kelihatan tidak ada kemajuan berarti. Harus diakui penghijauan ini butuh waktu lama karena penanamannya dengan tanaman yang sangat pendek sekitar 1 meter. Ini butuh waktu sekitar 3-4 tahun baru bisa terlihat penghijauannya. Jikalau saat awal penanamannya dengan pohon yang besar besar maka kondisinya sudah lebih baik lagi. Tidak gersang. Udara Balikpapan memang lebih panas dibandingkan dengan Jakarta. Maklum kota minyak tentunya lebih panas. Dan dekat khatulistiwa.

Kelebihan Provinsi Kalimantan Timur khususnya tenis adalah memiliki kompleks tenis di Samarinda ( 6 lapangan), Balikpapan (8 lap), Tarakan ( 5 lap indoor) dan Tanjung Selor (Bulungan) jika dibandingkan provinsi lainnya. Disamping itu pula dalam rangka persiapan PON XVII, Kaltim disibukkan dengan perhelatan internasional, seperti turnamen Women's Circuit di Balikpapan, Tarakan dan Tanjung Selor. Tetapi masih ada kekurangannya yaitu belum ada turnamen skala nasional. Tahun 2008 kota Tarakan mulai merintis sebagai tuan rumah Turnamen Nasional yunior diakhir Nopember 2008.

Dari fasilitas lapangan yang cukup megah di Kalimantan Timur ini, hanya kota Samarinda yang belum ada kegiatan kegiatan skala nasional maupun internasional. Kesempatan menjadi tuan rumah event internasional masih terbuka yaitu pelaksanaan Davis Cup by BNP Paribas antara Indonesia melawan Kuwait tangal 6-8 Maret 2009. Stadion tersedia sudah memenuhi persyaratan internasional seperti lapangan di Balikpapan. Sebagai tuan rumah sebenarnya lebih ringan dibandingkan jika melaksanakan event Women's Circuit.
Tugas tuan rumah adalah menyediakan lapangan, hotel , tenaga ITF Referee, 2 wasit internasional (White Badge), dan hakim garis.

Diperkirakan beaya yang harus ditanggung adalah honor ITF Referee (US$ 1,000), honor 2 wasit white badge (dari Indonesia) sekitar Rp. 4 jt, hakim garis bisa gunakan wasit2 Kaltim, akomodasi dari ITF Referee (5-6 hari), 2 wasit white badge(sekitar 4-5 hari) dan transportasinya ke Balikpapan. Untuk akomodasi pemain Kuwait ditanggung oleh tim Kuwait. Sedangkan akomodasi tim Indonesia sebaiknya ditanggung tuan rumah sejumlah 4-5 kamar selama 1 minggu.
Sebagai tuan rumah bisa mencari sponsor sendiri untuk menanggulangi beaya beaya tersebut.

Secara pribadi, August Ferry Raturandang berkeinginan terjun langsung mengadakan turnamen Persami Piala Ferry Raturandang ataupun TDP kelompok yunior di Samarinda ataupun Balikpapan. Masalahnya sampai saat ini kesulitan berkomunikasi dengan Pelti Samarinda.

Apakah mungkin keinginan ini bisa terealiser ? Ini semua tergantung kepada masyarakat tenis Kaltim, jika ingin menjadi Pusat Olahraga Nasional , kini tiba saatnya.

Senin, 27 Oktober 2008

Potensi Petenis Bali

27 Oktober 2008. Ada catatan khusus selama ikuti Piala Ferry Raturandang-57 di Singaraja terutama melihat permainan petenis yunior asal Bali. teringat beberapa tahun silam saat Ayu Fani Damayanti bersama Nancy Meitrya tampil di Jakarta ikuti turnamen nasional. Terlihat bakat bakat akan muncul dari Pulau Dewata. Kali ini seperti akan terulang kembali kejayaan petenis putri asal Bali dkancah nasional Menarik sekali perhatian terhadap putri KU 10 tahun. Sempat melihat pertandingan antara Kadek Ayu Sri Yuliadanawati asal Gianyar melawan Gita Purnami asal Jembrana. Kedua kota Kabupaten ini bisa menghasilkan petenis yunior yang cukup lengkap permainannya. Adu reli antara Sri Yuliadanawati dengan Gita Purnami terjadi kejar mengejar angka sampai 5-5 dan tie break, Disini Gita akhirnya kalah.
Menjadi perhatian sekali terhadap cara bertanding dari Gita Purnami yang cara penempatan bola kelawan sesuai target dilakukan seperti latihan sehari hari. Keuletan dari Yuliadanawati membuat Gita akhirnya kalah. Jika cara bertanding seperti ini yaitu keras dan diarahkan kesisi kiri dan kanan lawan tentunya dimasa mendatang jika usia lebih tua dan postur tubuh lebih tiggi maka tidak tertutup kemungkinan akan menjadi atlit2 handal dari Pulau Dewata.

Kedua petenis tersebut berasal dari asuhan pelatih daerah. Jika pelatih2 tersebut dibekali dengan ilmu pengetahuan kepelatihan tenis modern , bisa mempercepat kemajuan kedua petenis tersebut. Bentuk postur Gita lebih rendah atau sama dengan net ( 90 cm) bisa memiliki pukulan lengkap dan keras. Tidak terlihat kalau petenis tersebut tidak takut kalah. Keberanian memukul bola dengan keras sesuai usia mereka patutlah mendapatkan perhatian.

Sewaktu menyaksikan pertandingan KU 12 tahun putri di lapangan Udiksha, August Ferry Raturandang sempat memberikan masukan kepada orangtua petenis karena sempat mendengar suara yang menanyakan kepada atlit. " Kalah atau menang." Demikianlah pertanyaan tersebut. Oleh August Ferry Raturandang dikoreksi. " Janganlah anak anak ditanya kalah atau menang setelah pertandingannya. Ini akan menjadi beban bagi mereka. Harus Menang itu intinya yang tidak boleh diungkapkan langsung baik didepan orang lain atau didepan anak itu sendiri. Mereka harus menikmatai permainan tenis ini." ujar AF Raturandang. " Apa yang ahrus dilakukan ? " ini pertanyaannya.
Yang harus dilakukan adalah bertanya apakah bermainnya menyenangkan. Giring pertanyaannya tentang enjoy dalam permainannya. kemudian pujilah atas pukulan pukulan winner yang dilakukan. Ingat bola out lebih baik dibandingkan bola nyangkut net. Kalau buat kesalahan dalam lakukan pukulannya maka tidak perlu dibesar besarkan kesalahan tersebut.Tujuannya agar anak tersebut tidak disalahkan jika kalah. Biarkanlah anak tersebut yang menyebutkan kalau kalah.

Ditunggal putra yang sempat mendapatkan perhatian adalah final tunggal putra KU 14 tahun, petenis Singaraja Agus Satria yang usianya masih 12 tahun sudah berani main di KU 14 tahun , cukup berbakat dimasa depan karena permainannya juga cukup keras, dapat melayani adu reli dengan Bagas Krisna yang PNP-55. Penanganan yang baik tentunya akan menghasilkan petenis potensi dimasa depan. Inilah harapannya

Perjalanan ke Balikpapan

27 Oktober 2008. Berakhirnya turnamen Piala Ferry Raturandang-57 di Bali, menambah tugas lain menunggu yaitu di Balikpapan. Tepatnya ada turnamen internasional ITF Asia Oceania (closed) yang hari ini dibuka dilapangan tenis Balikpapan Tennis Stadium.
Rencana seharusnya kembali ke Jakarta diwaktu sore hari tetapi memenuhi undangan dari Balikpapan sehingga go show ke Airport Ngurah Rai mengejar penerbangan pagi. Ternyata Lion Air sudah penuh. Dicobalah ke Garuda Indonesia. Terdengarlah sudah pengumuman Garuda Indonesia sudah boarding. Pupus sudah mengejar penerbangan pagi ini. Ternyata ada calo muncul menawarkan tiket Garuda Indonesia yang harganya tahu sendiri (Rp. 1,3 juta). Secepatnya menangkap kesempatan kembali ke Jakarta. Dan ternyata bisa juga tetapi ada resikonya yaitu gunakan nama orang lain. Apa boleh buat.

Tiba di Jakarat masih pagi pukul 08.00. Kejar pesawat ke Balikpapan dengan Lon Air, tetapi sudah penuh juga. Cobalah ke Mandala yang jadwalnya pukul 11.00. Bisa dibayangkan dengan membawa koper dari Terminal 1 A jalan ke Terminal 1 C. lumayan, hitung hitung olahraga jalan kaki, untuk olahraga pagi.

Berangkat dengan Mandala ke Balikpapan dan tiba pukul 14.00. Hujan gerimis membuat persiapan pembukaan agak terganggu. Dan pukul 16.00 pembukaan turnamen internasioal dapat berjalan dengan baik.
Msuk hotel pukul 18.00, dan kondisi badanpun sudah menurun akibat kurang tidur dan badan penat. Ditambah lagi kena flue.
"Obatnya adalah tidur "

Pemenang pemenang Piala Ferry Raturandang-57

26 Oktober 2008. Akhir penantian berakhirnya turnamen tenis Piala Ferry Raturandang - 57 yang berlangsung di lapangan tenis Bhuana Patra dan Undiksha Singaraja telah tiba. Tetapi bagi yang sudah kalah masih terlihat antusias bertanding. Hal yang baru bagi petenis yunior Bali menambah perbendaharaan sistem pertandingan yang digunakan di Singaraja ini. "Masih main, tetapi di lapangan Undiksha."
Karena turnamen ini merupakan turnamen pendidikan sehingga diperlukan banyaknya latihan bertanding dan sisitem yang digunakan memungkinkan petenis bertanding terus.

Keluar sebagai pemenang tunggal putra usia 10 tahun adalah juaraSudarmanto (Bangli), runer up Komang Calvin Krisna dari Singaraja, semifinalis adalah IB Ngurah Rai (Karang Asem) dan Urda dari Singaraja putra dari salah satu anggota Pengurus Pelti Buleleng, Komang Artana.
Penyerahan hadiah dilangsungkan dilapangan dan diberikan oleh Chandra Widhiarta yang juga anggota Pelti Buleleng dan petenis PON Bali yang minggu lalu masuk final TDP Nusa Dua Bali dikalahkan oleh Elbert Sie.

Pemenang 10 tahun putri adalah Kadek Ayu Sri Yuliadanawati dari Gianyar, Runner up Kadek Ayu Putri Wiryanti dari Gianyar, semifinalis Gita Wulan dari Jembrana dan Wulan dari Bangli.
Pemenang diberikan piala oleh Komang Artana.

Pemenang kelompok umur 12 tahun putra, juara Ganang Rahmat Trisnawan dari Nganjuk, runner up Gde Falliyawan dari Singaraja, semifinalis Putu Adi Kurniawan dri Karang Asem dan Mahardhika dari Singaraja. Penyerahan piala diberikan oleh Nyoman Atnyana .Sedangkan putri 12 tahun keluar sebagai juara Putu Armini dari Singaraja, runner up Putu Elcy Bianca Kumara Devi dari Singaraja dan semifinalis Lina Ari Damayanti dari Singaraja dan Ni Made Ari Puspadewi dari Gianyar. Penyerahan hadiah diberikan oleh Gunadi Winata salah satu pelatih dan pengusaha yang cukup dikenal di Singaraja

Pemenang tunggal putra KU 14 tahun, satu satunya petenis yang memiliki Peringkat Nasional Pelti (55) Bagas Krisnamurti dari Denpasar dan runer upa Agus Satria dari Singaraja dan semifinalis IB Mahendra (Karang Asem) dan Suma Indrawan dari Singaraja.
Penyerahan hadiah diberikan langsung oelh August Ferry Raturandang.

Untuk pemenang putri 14 tahun, juara Dewi Astiti (Singaraja), runner up Yuli dari Singaraja dan semifinalis Luh Ayu Regita dari Gianyar dan Made Dwi Suria dari Singaraja. Penyerahan hadiah diberikan oleh Chandra Widhiarta.

Setelah acara penyerahan hadiah, dilakukan foto bersama seluruh pemenang bersama August Ferry Raturandang.

Sebelum meninggalkan Singaraja ke Denpasar, August Ferry Raturandang menyempatkan diri melihat lapangan Yudistira tempat dimana belajar tenis pertama kali di Singaraja.
Setelah itu perjalanan kembali ke Denpasar melalui Kintamani dan langsung ke Bandara Ngurah Rai . Tetapi ternyata pesawat terakhir sudah boarding.

Petenis Bali minim pengalaman

Singaraja, 26 Oktober 2008. Dari hasil pengamatan terhadap peserta turnamen Piala Ferry Raturandang-57, terlihat masih kurang berpengalaman di turnamen. Hal ini diakui pula oleh orangtua dari petenis Karang Asem.
"Kami berterima kasih kepada Om Ferry, mau datang ke Singaraja. Artinya saya bisa menghemat banyak dalam pengeluaran. Daripada main keluar Bali yang butuh duit banya lebih baik bertanding di Bali saja."

Dari pembicaraan dengan orangtua, banyak keluhan datang terhadap peran serta Pelti didaerah masing masing. "Jangan tergantung ke Pelti. Ini anjuran saya. Lebih baik konsentrasi latihan anak sendiri. Jika berhasil tentunya dibutuhkan membela daerah atau kota masing masing maka Pelti kota/kabuaten akan menggunakan petenis tersebut. Pelti sekarang bukan Pelti seperti dulu. Sekarang fungsinya hanya sebagai fasilitator, regulator."ujar August Ferry Raturandang. Selama masih yunior maka tanggung jawab ada di orangtua masing masing. Jika ingin adakan turnamen tidak perlu minta bantuan dana ke Pelti. Kumpulkan saja dari masing masing orangtua. Misalnya bisa terkumpul Rp 5 juta, bisa saja selenggarakan turnamen tenis. kenapa tidak." ujar August Ferry Raturandang memberikan masukan dan motivasi kepada orangtua peserta turnamen Piala Ferry Raturandang-57 di lapangan Bhuana Patra Singaraja Bali.

Disaat petenis andalan tuan rumah bertanding sempat muncul celoteh dari salah satu orangtua. "Anak sombong sekali. " ujarnya. Langsung oleh August Ferry Raturandang disampaikan wajar saja kalau selama didalam lapangan harus sombong untuk menambah percaya diri. Tetapi jika sudah selesai bertanding harus kembali rendah hati.

Akhirnya Datang Juga

25 Oktober 2008. Akhirnya datang juga. Begitulah mimpi August Ferry Raturandang menjadi kenyataan setelah hari ini dimulainya turnamen tenis Piala Ferry Raturandang-57 di lapangan tenis Bhuana Patra dan Undiksha Singaraja Bali. Mimpi sebagai langkah awal yang bisa menjadikan hasil, itulah yang membuat keberanian August Ferry Raturandang yang sudah lama mengharapkan kota Singaraja bisa mempunyai keiatan turnamen tenis. Setelah melihat fasilitas lapangan tenis yang memadai telah dimiliki oleh kora Singaraja yang mempunyai nilai sejarah bagi keluarga Raturandang semasa orang tua August Ferry Raturandang berdomisili di Singaraja yang waktu itu menjadi ibukota Provinsi Sunda Kecil yang kemudian menjadi provinsi Nusa Tenggara sebelu dipecah menjadi 3 provinsi (Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur).

Hari ini pukul 08.00 sudah mulai berdatangan atlit disertai oleh pelatih maupun orangtua sekitar 75 atlet sedangkan sebelumnya telah mendaftar 103 petenis dari Denpasar, Bangli, Gianyar, Karang Asem, Jembrana ,Singaraja dan dari Nganjuk Jawa Tmur. Semua dilayani oleh August Ferry Raturandang mulai dari membayar entry fee, mengisi formulir pendaftaran dan menyerahkan copy akte kelahiran.

"Silahkan anak anaknya sendiri yang melapor, ini untuk mendidik anak anak agar mandiri. Jangan diwakilkan oleh orangtua atau pelatih. Ini penting dimengerti." ujar August Ferry Raturandang. Anjuran ini ternyata mendapatkan rspons positip sehingga tidak menggangu jalannya pendaftaran kembali.

Sambutan orangtua dengan kehadiran turnamen Piala Ferry Raturandang-57 ini cukup besar, dan minta inisiatip diadakan Piala Ferry Raturandnag agar dilanjutkan terus. Itu harapan dari beberapa orangtua yang disampaikan langsung ke August ferry Raturandang. "Saya sih siap aja selenggarakan tiap bulan, asalkan mendaptkan sambutan dari petenis Bali khususnya."
Menurut August Ferry Raturandang, peminat turnamen ini bisa cukup besar menunjukkan petenis Bali sangat haus akan turnamen tenis khususnya yunior.
Ada kejadian menarik disaat pendaftaran kembali peserta, datangnya dari pelatih tuan rumah yang terkenal tidak simpatik. "Ini gunakan sistem apa ya. Sistem gugur atau pool . Kalau sistem gugur saya akan menarik semua atlit saya tidak jadi ikut." ujarnya ke August Ferry Raturandang. Ini pertanyaan atau ancaman. Bagi August Ferry Raturandang sebenarnya tidak kuatir atas ancaman tersebut.
Setelah dijelaskan seperti yang sudah diumumkan sebelumnya tentang peraturan yang digunakan, sepertinya pelatih tersebut mengerti. Tetapi kenyataannya berbeda. Dipikirannya adalh setelah yang kalah kalah masih bertanding maka yang keluar sebagai pemenang akan masuk kebabak utama lagi.

"Ini masih baru bagi kami, pertandingan tanpa wasit." ujar Kadek Budiarsa salah satu wasit Bali yang sudah berpengalaman menjadi hakim garis di turnamen WTA Tour Wismilak International (Commonwealth Classic) di Nusa Dua.

Pengalaman cukup menarik selama ini selenggarakan Persami di Indonesia, orangtua dan pelatih di Bali mau menerima sistem yang dilaksanakan di Bali. "Saya salut di Bali para orangtua dan pelatih bisa menerima sesuai dengan tata aturan yang telah disebarkan sebelum turnamen dimulai."
Awalnya sewaktu informasi turnamen disebarkan melalui SMS, August Ferry Raturandang menerima pertanyaan menganai hadiah selain Piala dan Piagam. "Janganlah hadiah selain Piagam dan Piala diiming imingkan ke peserta. Akibatnya yang dikejar adalah hadiah bukan turnamennya. Ini turnamen yunior bukanlah sebagai TARGET, tetapi sebagai ajang membina prestasi sebelum masuk ke targetnya di senior. Saya tidak pernah memberikan iming ming hadiah tersebut. Kalau diberikan hadiah kaos itu tidak perlu diumumkan." ujar August Ferry Raturandang

Rabu, 22 Oktober 2008

RUU Kementerian Cukup Memprihatinkan Olahraga

21 Oktober 2008. Berita sedih muncul disela sela Sport Management Course di kantor Kemengpora muncul membuat hati peserta kurang mengena dihati. Karena dalam proses penyusunan RUU Kementerian yang digodok di DPR RI ada kecenderungan Kemegpora ini bisa dihilangkan tergantung Presiden RI yang terpilih. Sedangkan Pemilu tahun 2009 mendatang sudah dekat.
Masyarakat olahraga sedang gencar gencarnya agar perhatian Pemerintah terhadap olahraga mendapatkan perhatian serius seperti negara negara lainnya termasuk negara tetangga. Tanpa peranan Pemerintah sesuai Undang Undang RI No. 3 Tahun 2005 tentang Sistyem Keolahragaan Nasional, olahraga tidak bisa diharapkan akan menaikkan harkat dan martabat bangsa dengan prestasi dunianya.

Dalam penyusunan RUU didapatkan bocoran kalau Pemuda dan Olahraga tidak termasuk dalam Kementerian Utama, tetapi kedua. Selama ini Menegpora RI Adhyaksa Dault sedang berjuang agar terbentuknya Departemen Olahraga RI bukannya seperti sekarang sehingga disetiap Provinsi sudah tersedia Dinas Olahraga. Saat ini tidak seluruh Provinsi di Indonesia telah terbentuk Dinas Olahraga dibawah Gubernur. Akibatnya dana yang disiapkan Pemerintah Daerah sangat minim. Belum lagi dalam pemgalokasinya sangat membuat pusing pelaku olahraga di daerah.
Selama ini KONI maupun Menegpora RI sedang berjuang agar prestasi olahraga Indonesia bisa kembali jaya seperti beberapa tahun silam. Kecendrungan turun cukup besar terutama dikegiatan kegiatan multi event.

Menurut August Ferry Raturandang yang ditunjuk selaku Ketua Komisi II (Olahraga Rekreasi) dalam laporan hasil rumusan Komisi II mengatakan permasalahan utama dalam olahraga baik itu olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi adalah komitmen dari stakeholder atau pemegang keputusan. "Tanpa komitmen yang penuh maka jangan harapkan dunia olahraga bisa maju." Disamping itu pula dalam rumusannya dikatakan kalau SDM pelaku olahraga, sarana dan prasarana belum memadai sehingga minimnya kompetisi menerima dampaknya. Makin banyak lahan olahraga digusur menjadi lahan bisnis oleh Pemerintah daerah yang jelas jelas bertentangan dengan UU RI No. 3 tahun 2005 mengenai Sistem Keolahragan Nasional. Belum terbentuknya Rencana Strategis Olahraga juga merupakan salah satu masalah.

Pembinaaan olahraga tidak bisa lepas dari kompetisi. Sehingga wajib hukumnya setiap pembinaan harus diikuti juga dengan kompetisi atau turnamen. Saat ini yang dipikirkan adalah mengikuti kompetisi diluar daerah masing masing yang membutuhkan dana tidak kecil. Oleh August Ferry Raturandang dianjurkan agar setiap daerah lebih fokuskan pengadaan kompetisi didaerahnya. Sehingga lebih menggairahkan atlet setempat, karena tidak mengeluarkan dana besar. Banyak dampak akan didapatkan oleh masyarakat didaerah dengan adanya kegiatan kompetisi nasional.

Sebagai contoh Pemerintah Western Australia menyiapkan dana untuk olahraga cukup besar sedangkan Western Australia tidak memiliki Undang Undang Olahraga seperti Indonesia. Sehingga alokasi dana kesehatan bisa turun cukup besar. Teringat pula saat ketemu Walikota Tarakan dr. Jusuf SK beberapa tahu silam di Tarakan, August Ferry Raturandang menanyakan kenapa Walikota Tarakan tidak suka tenis tapi mau sponsor turnamen tenis internasional di Tarakan( Women's Circuit). Jawabannya adalah dengan sponsor olahraga diharapkan masyarakat mau berolahraga. Rakyat sehat maka dana untuk kesehatan bisa turun. Masuk akal juga cara berpikir seorang dokter. Pemikiran seperti ini yang diharapkan bisa diterima oleh seluruh Kepala Pemerintahan Daerah di Indonesia.

Masalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun APBD itu ditentukan sekali oleh Legislatip, sehingga perananan anggota DPR dan DPRD sangat besar untuk meloloskan APBN dan APBD.
Bagaimana caranya agar anggota legislatip ini mau peduli terhadap olahraga sehingga anggaran untuk olahraga bisa dinaikkan.
Ada cara merangkul anggota DPR maupun DPRD yang bisa dilakukan oleh pelaku pelaku olahraga. Yaitu mengundang mereka untuk acara berolahraga bersama keluarga keluarga mereka. Bukan hanya satu cabang olahraga, tetapi bisa dilakukan untuk beberapa cabang olahraga yang bisa dimainkan bersama sama . Dengan seringnya bermain bersama sehingga mereka ini bisa merasakan manfaatnya berolahraga.
Yang menjadi pertanyaan siap yang mau lakukan cara cara seperti ini !

Selasa, 21 Oktober 2008

Sport Management Course

21 Oktober 2008. Mengikuti Sport Management Course sejak 20-22 Oktober 2008 dengan tenaga expert asal Australia Mr. Hallam Pereira di Wisma Kantor Menegpora Jakarta, cukup menarik mendengar pengalaman di Australia Barat.

Oleh Mr Hallam Pereira yang berdarah Srilangka katakan kalau keberhasilan olahraga di Australia juga disebabkan keberhasilannya dengan program Volunteer. Bagaimana agar program volunteer bisa dilaksanakan di Indonesia. Hal ini bisa saja diterapkan di olahraga tenis.

Bagaiman memualinya ? Diberikan contoh di Peerth (Australia Barat) dia lakukan dengan cara dalam satu minggu berikan waktunya hanya 3 jam dengan membawa anak anak dari beberapa tetangganya ke lapangan terbuka dimana banyak bisa dilakukan permainan permainan.
Lain orangtua yang bukan dari ahli dalam olahraga hanya mengawasi permainan lompat jauh. Ibu ini hanya satu yang dilakukannya adalah mengukur dengan sentimeter jarak yang bisa dilampaui anak anak. Hal ini setiap minggu bisa dilakukan dengan melihat hasil dari pencatatannnya. Yang penting anak anak ini senang berolahraga, baru bisa dilihat kemampuannya. Boleh juga ditiru

Juara Piala Ferry Raturandang- 56

Jakarta, 19 Oktober 2008. Piotr Lukaszuk asal Polandia berhasil keluar sebagai juara tunggal putra usia 16 tahun setelah difinal turnamen tenis Piala Ferry Raturandang -56 mengalahkan petenis Cirebon Elang Haruman 41 40. Sebelumnya disemifinal Piotr mengalahkan James Budiman asal Bandung 41 40. Sedangkan Elang haruman mengalahkan Mirza Luqman Ahmad asal Serang Banten 41 41

Keluar sebagai juara usia 14 tahun putra, Aditya Mandala Putra (DKI) yang berhasil mengalahkan Seca Septian Boekie asal Purwakarta di final 41 54(8) Disemifinal Aditya mengalahkan petenis Bogor Anggy Pradikta 04 42 (10-4). Seca sendiri mengalahkan HJoshua Azarrya asal Depok 41 41, Untuk kelompok putri usia 14 tahun keluar sebagai juara Kicka Adachi asal Jepang yang berhasil mengalahkan Isabella Kimberly (DKI) 42 42, Semifinalis dipegang oleh Agatha Tambunan (DKI) dan Sri Yunsnainy (DKI)

Dikelompok 12 tahun putra, petenis DKI Prayoga Akbar Zulfikar keluar sebagai juara setelah di final mengalahkan Bryan Husni (DKI) 40 42. Disemifinal Prayoga mengalahkan petenis Bandung Vincentius Feraldi Djunardi 41 41, sedangkan Bryan mengalahkan petenis DKI Priyank Sony 35 53 (10-2).
Tunggal putra 10 tahun keluar sebagai juara Haekel Ramadhan setelah mengalahkan Miguel Mangunpratomo 40 53. Disemifinal Haekel mengalahkan Fikri Andriansyah asal Karawang 41 40. Miguel mengalahkan Rajiv Kumar (DKI) 41 42
"Saya senang keluar sebagai runner up karena ini piala pertama kali saya diturnamen tenis." ujar Miguel Mangunpratomo.

Keluar sebagai juara kelompok 10 tahun putri adalah Monica Gabriela (DKI) runnerup Vincentia Alice dan semifinalis Clara Grancine dan Faustina Muljani.
Turnamen tenis Piala Ferry Raturandnag- 56 ini mempertandingkan kelompo 8 tahun, keluar sebagai juara Joleta Budiman dari Bandung dan runner up Faustina Mulyani dan peringkat 3 adalah putri Karawang Fitri Indah Amaliana.

Menurut August ferry Raturandang selaku pemerkasa Persami Piala Ferry Raturandang katakan setiap adakan Persami selalu ada muka muka baru yang ikut, sehingga populasi tenis yunior sebenarnya meningkat. Kali ini datang juga 2 petenis dari Palangka Raya Kalteng.
Rencana selanjutnya Piala Ferry Raturandnag ke 57 diadakan di Singaraja Bali, ternyata respons petenis di Bali cukup besar. Sampai saat penutupan 19 Oktober 2008 tercatat 101 petenis dari Bali dan 1 dari Nganjuk Jawa Timur

Sabtu, 18 Oktober 2008

Terima Undangan ITF

18 Oktober 2008. Undangan diberikan ke August Ferry Raturandang oleh ITF (International Tennis Federation) untuk menghadiri Seminar mengenai Play & Stay Tennis di London tanggal 28 Nopember - 1 Desember 2008 ini. Sebenarnya undangan sudah dikirimkan ke PP Pelti , tetapi belum ada tanggapan sehingga hal ini ditawarkan ke August Ferry Raturandang.

Seminar ini cukup menarik karena program baru dari ITF sebagai modifikasi dari Mini Tenis sehingga lebih mempermudah bermain tenis berdasarkan penelitian di Canada, Belgia dan Perancis.
Yang menjadi masalah dalam situasi demikian maka kendalanya adalah beaya tiket ke London merupakan beban bagi August Ferry Raturandang.

Saat ini sudah harus diubah cara menangani petenis usia dini melalui Play & Stay Tennis. Kendalanya adalah model bola yang dimaksud tidak ada di Indonesia. August ferry Raturandang sudah dihubungi oleh 2 pabrik bola yang menyediakan bola untuk program ini. Bahkan menanyakan kebutuhannya.

Petenis India Minta Pelatih
Hari ini August Ferry Raturandang menerima email dari salah satu petenis India yang ingin mengisi waktu sebelum ikuti turnamen ITF Semen GresikWidjojo Soejono di Surabaya dan ITF Junior Solo Open di Solo, dengan berlatih di Jakarta dengan pelatih Indonesia.

Keluhan Wasit Nasional

18 Oktober 2008. Menerima keluhan tentang pertenisan Indoensia sudah merupakan makanan sehari hari. Kali ini datangnya dari wasit nasional. Kurang mendapatkan perhatian sekali dalam penugasannya. Keluhan dari wasit nasional memang sejak nenerapa tahun silam sudah ada. Mulai dari pilih kasih dalam penugasan disetiap turnamen. Indikasi adanya "mafia perwasitan" seperti yang dilemparkan di komentar di website Pelti juga dimunculkan.
Pengamatan August Ferry Raturandnag, ada wasit yang aktip mengkoordiner wasit wasit yang bertugas di setiap Turnamen nasional, sehingga akan kelihatan seklai disetiap turnamen di pulau Jawa ini petugas wasitnya orangnya itu itu juga.

Induk organisasi Pelti Pusat tidak mengatur penugasan wasit kecuali turnamen internasional. Tetapi mulai tahun 2009, PP Pelti akan meminta setiap wasit yang ingin bertugas mendaftarkan diri ke PP Pelti, kemudian PP Pelti yang akan mengatur penugasan wasit di TDP Internasional yang diselenggarakan oleh PP Pelti di Jakarta. Jika diluar Jakarta maka PP Pelti hanya menugaskan 2 wasit internasional saja sesuai ketentuan ITF. Sedangkan lainnya diserahkan kepada pelaksana turnamen tersebut.

Selama ini sewaktu pengaturan wasit di TDP Internasional , tanpa sepngetahuan PP Pelti ternyata dilapangan berbeda dengan kenyataan. Seolah olah PP Pelti dibohongin oleh wasit wasit internasional (White Badge). Ulah ini akhirnya diketahui oleh August Ferry Raturandang sewaktu menjadi Direktur Turnamen Salonpas Internasional di Manado.

"Kami mengeluh tidak mendapat tugas sedangkan kami ini hidup di tenis. Tolong dong diperhatikan." ujar salah satu wasit di Senayan. Dikatakan pula sewaktu mendaftar dikatakan tidak menggunakan Linesmen, ternyata dilapangan digunakan juga linesmen. Yang sudah tugas jadi wasit (White badge) tidak perlu turun lagi jadi linesmen.

Oleh August ferry Raturandang disampaikan agar sampaikan keluhan ini ke Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti Johannes Susanto

PP Pelti telah beritahukan kepada pelaksana TDP mengenai standar honor Referee tetapi banyak juga meminta langsung ke Direktur Turnamen melebihi standar yang telah diberikan oleh PP Pelti. Hal hal seperti ini perlu mendapatkan perhatian PP Pelti.

Mengenang Tenis Masa lalu di Indonesia

18 Oktober 2008. Seperti haknya di negeri negeri lain, tenis pada waktu awalnya merupakan suatu " Royal Game " yang dimainkan khusus oleh kalanagna bangsaan saja. Maka di Indonesia pun permainan ini mula mula hanya dilakukan oleh segolongan masyarakat tertentu yaitu golongan terpelajar dan ... beruang .

Di resepsi Kongres PELTI (Persatuan Lawn Tennis Indonesia) yang diadakan dipendopo Kabupaten Bandung pada tanggal 30 April 1930. Bupati Bandung yang berbicara pula atas nama Bapak Presiden , menyatakan diperbanyak terima kasih tas kesempatan yang diberikan kepada beliau untuk memberikan sepatan dua kata. Beliau yakin bahwa Indonesia mempunyai banyak bibit2 yang akan menggantikan juara juarasekarang dikemudian hari. Tenis, yang zaman dahulu sedikit dilakukan oleh bangsa Indonesia, sekarang telah memmpunyai banyak penggemar, bukan hanya milik pria tetapi juga wanita

Tenis memberi kesempatan kepada orang orang untuk saling mengenal dan menghargai. Bupati Bandung menyesalkan lahir sudah lebih dulu tetapi katakan kalau sudah mulai main tenis di tahun 1904, tetapi sat itu tenis belum digemari seperti sekarang. Saat itu tenis sangat mahal dan dilakukan oleh pemuda pemuda yang mempunayi uang saja. Tetapi lain halnya sekarang tenis sudah merupakan permainan rakyat. Dan beliau begitu bangga bahwa di Kabupaten Bandung telah terdapat beberapa buah gelanggang tenis. Dan akhirnya beliau mendoakan , mudah mudahan sesuadah perayaan lsutrum, kejuaraan yang pertama PELTI akan lebih banyak mendapat anggota anggota baru, antara lain PTIB.

Menurut tulisan tulisan, maka yang memperkebangkan permainan tenis di Indonesia adalah golongan terpelajar dan yang ekonomi mampu. Terutama dikota kota besar seperti Jakarta dan Suranaya, para siswa siswa dari STOVIA (Sekolah Kedi\okteran diJakarta) danNIAS (sekolah kedokteran di Surabaya) dan Rechtsschool mempunyai peranan yang tidak kecil dalam memperkenalkan cabang olahraga tenis kepada masyarakat Indonesia. Memang tenis saat itu belum dikenal oleh masyarakat yang tinggal dipelosok kota kota kecil . Yang jadi pertanyaan dimasa mendatang, apakah tenis akan menjadi populer sampai keelosok pelosok desa sepeerti sepakboal, bulutangkis dll. (dari Buku Peringatan 35 tahun berdirinya PELTI)

Jumat, 17 Oktober 2008

Membludak Peserta Piala Ferry Raturandang-57 Di Bali

18 Oktober 2008. Sambutan petenis Bali terhadap turnamen tenis Persami Piala Ferry Raturandang ke 57 di Singaraja, Buleleng ternyata besar sekali. Dari nama nama yang sudah masuk tercatat 91 peserta sudah melebihi target awal ( 40). Sehingga membutuhkan tambahan lapangan yang semula menggunakan lapangan Bhuana Patra dan Undiksha akan ditambah lagi dengan lapangan Yudistira tempat August Ferry Raturandang belajar main tenis dimasa lalu.

Ternyata jumlah petenis yunior di Pulau Dewata cukup banyak sedangkan turnamen yunior nasional hanya ada satu yaitu Puputan Bali Open dibulan Juli. Sudah saatnya Pualau Dewata mempunyai lebih banyak turnamen nasional. Menyikapi kebutuhan turnamen untuk petenis yunior, August Ferry Raturandang sudah merencanakan selain turnamen Persami setiap bulan juga akan dilaksanakan TDP Yunior. Ini saat yang tepat bagi pertenisan Pulau Dewata menghasilkan petenis anyar seperti Ayu Fani Damayanti.

Bali bagian Selatan cukup besar animonya dibandingkan bagian Utara. Semua ini bisa dimaklumi karena sarana lapangan tenis di Bali bagian Selatan lebih banyak dibandingkan bagian Utara.

Rencana August Ferry Raturandang terjun langsung kedaerah daerah agar lebih cepat tanggap pelaku pelaku tenis daerah, diharapkan bisa segera terealiser dengan cepat. Agenda akhir tahun 2008 sudah mulai diisi. Permasalahan daerah adalah tidak tahu cara selenggarakan turnamen nasional.

Turunnya August Ferry Raturandang akan menuai kritik kritik pedas dari pelaku pelaku tenis didaerah daerah. Hal ini sudah siap dihadapinya karena biasanya motivasi pengkritik tersebut berbeda dengan August Ferry Raturandang. Hal ini sudah pernah dialami oleh August Ferry Raturandang sewaktu menggelar Piala Ferry Raturandang di Palembang. Datangnya kritik melalui SMS yang ditujukan kepada Alfred Henry Raturandang yang berbunyi kurang lebih, tujuan AFR adakan Persami di Palembang adalah untuk cari uang. Tetapi karena sudah kenal dipengirim SMS, August Ferry Raturandang langsung menjawab SMS tersebut dengan lebih ketus.

Seharusnya bisa dimaklumi karena yang suka " sirik " istilah yang diterima melalui SMS selama ini , akibat dari tidak bisa berbuat seperti yang dilakukan oleh August Ferry Raturandang.
Makin sering turnamen didaerah , justru akan membantu induk organisasi Pelti dalam menjalankan programnya yaitu pembinaan prestasi daerah.

August Ferry Raturandang justru sangat mengharapkan pelaku pelaku tenis didaerah jika berkeingian memajukan tenis tetapi belum tahu caranya selenggarakan turnamen tenis, bisa saja menghubungi August Ferry Raturandang ( HP 08561900943).

Tawaran sudah diberikan , tinggal sekarang respons balik yang sangat diharapkan sekali.

Petenis Tuan Rumah Batal Ikut

18 Oktober 2008. Masuk babak utama merupakan dambaan bagi setiap petenis karena memiliki peringkat yang belum memadainya. Begitu pula keberadaan turnamen internasional didalam negeri juga sangat meringankan petenis tuan rumah dalam hal bisa mendapatkan kemudahan seperti beaya dan fasilitas masuk babak utama melalui wild card.
Diakhir blan Oktober, tepatnya tangal 27 Oktober - 2 Nopember 2008 di Balikpapan diselenggarakan turnamen tenis internasional yunior Asia Oceania Tertutup dengan kategori yang cukup ditinggi yaitu B-1.

Awalnya yang daftar dari petenis tuan rumah cukup banyak, tetapi setelah batas waktu pendaftara ditutup, yang masuk berdasarkan peringkat ITF Junior, maka banyak sekali masuk ke babak kualifikasi saja. tetapi setelah itu ternyata banyak juga petenis tuan rumah yang mengundurkan diri. Pengundura diri yang bebas hukuman adalah 2 minggu ( tgl 13 Okt) sebelum turnamen sedangkan penutupan pendaftaran adalah 3 minggu ( tgl 6 Okt ) sebelum turnamen dimulai. Jika kurang dari 2 minggu otomatis akan kena hukuman. Selama ini ada pendapat yang beredar dikalangan masyarakat tenis adalah bentuk hukumannya adalah pengurangan point. Padahal keliru seklai karena bentuk hukumannya adalah setiap pelanggaran ada angka hukuman. Dimana ternyata telah mendapatkan sejumlah hukuman tertentu ( 12 ) maka akan dikenakan hukuman tidak boleh ikut turnamen internasional selama waktu tertentu ( 3 bulan)

Dari daftar yang dikeluarkan PP Pelti, yang mengundurkan diri adalah Rizal Aulawi Athok, Wisnu Adinugraha, Dede Surya Ramadhan , Prisca Titan Setiawan, Daniel Manoah Yosua untuk putra.

Sorotan terhadap blogger ini

18 Oktober 2008. Dalam komentar masyarakat tenis melalui website remi Pelti, muncul beberapa hari lalu tentang http://www.afraturandang.blogspot.com/ yang digunakan oleh August Ferry Raturandang yang juga Wakil Sekjen PP Pelti. Ada kekecewaan atas tidak up-datenya data yang ada di website tersebut membuat penulis tersebut yang identitasnya gunakan nama samaran (so pasti) melampiaskan ke blogger pribadi ini. Bahkan lebih hebat dikatakan apa kerja Wakil Sekjen ini, dan ditudingnya mencari popularitas melalui blogger ini.

Inilah serba salah langkah, sudah tidak dibayar sebagai pengurus Pelti, masih dikatakan cari popularitas. Ya, karena penulis tidak sportip (gunakan nama samaran) sehingga tidak perlu ditanggapi, bikin pusing kepala memikirkan kemauan semua pihak.

Awal cerita sehingga muncul pemikiran buat blogger sendiri adalah keinginan membuat buku pribadi sepak terjang di pertenisan Indonesia. Tapi maklum keinginan selalu besar tetapi tidak memiliki dana cukup untuk membuat sebuah buku tersebut. Sehingga muncul pemikiran membuat catatan harian melalui blogger ini agar diketahui semua pecinta tenis. Start diawal Februari 2008 lalu.
Tanggapan positip cukup banyak, karena berpikiran positip. Yang negatip itu wajar wajar saja, August Ferry Raturandang menyadari sekali kalau banyak pihak yang tidak senang baik pribadi ataupun lainnya August Ferry Raturandang duduk di PP Pelti. Apakah ini termasuk kecemburuan sosial, juga kurang jelas.
Teringat pula nasehat orang bijak , sebaiknya tidak dipikirin masalah ketidak senangan pihak pihak tertentu, selama bisa berbuat baik terhadap pertenisan , kenapa tidak berbuat.

Pengetahuan tentang pertenisan bukanlah milik pribadi pribadi, sehingga ada keinginan August Ferry Raturandnag untuk menyebarkan pengetahuan tersebut. Yang dipertanyakan adalah kenapa melalui blogger pribadi bukannya website resmi Pelti.
Tidak ada yang salah kalau mau melalui blogger pribadi. Pertanyaannya tentang ketentuan TDP yang sebenarnya sudah ada di website Pelti tersebut. Begitu juga masalah official ball Pelti. Pemberitahuan sudah dilakukan ke Pelti sekuruh Indonesia terutama pelaksana TDP. Karena yang akan menggunakan bola TDP adalah pelaksana turnamen.
Pada intinya adalah mencari kesalahan ataupun kekurangan orang lain paling pintar

Tak Hadir, Kecewa Tuan Rumah

18 Oktober 2008. Keinginan pelaksana turnamen akan kehadiran petinggi Pelti disaat acara pembukaan sangat tinggi, tetapi keterbatasan waktu karena masing masing pihak penuh kesibukan sehingga keinginan tersebut belum bisa dipenuhi. Hal ini kelihatannya sepele tetapi ternyata dilapangan berbeda. Maka melayanglah tudingan macam macam kepada induk organisasi tanpa menelusuri permasalahannya. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah pelaksana turnamen sudah melayangkan surat undangan ke PP Pelti. Kalau sudah apakah jauh jauh hari atau mendadak artinya dikirimkannya 2-3 hari menjelang hari pelaksanaan. Ini juga yang harus mendapatkan perhatian. Bukannya petinggi Pelti gila hormat, karena kesibukan dari petinggi Pelti yang juga termasuk super sibuk sehingga belum bisa hadir dalam acara tersebut.

Hari ini August Ferry Raturandang menerima telpon dari Johannes Susanto yang mendapatkan laporan dari Tegal . Ada kekecewaan dari tuan rumah Pengkot Pelti Tegal selaku pelaksana turnamen Bintang Seri ( 18-20 Oktober 2008) karena tidak ada petinggi Pelti yang hadir.
Beberapa hari yang lalu Harmony Ginting selaku pelaksana Bintang Seri bertemu August Ferry Raturandang dan Johannes Susanto di Senayan. Ginting minta kepada Johannes Susanto selaku Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti untuk hadir membuka acara. " Saya siapkan kendaraan ke Tegalnya." ujarnya dengan semangat.

Oleh Johannes Susanto dimintakan kesediaan August Ferry Raturandang mewakilinya, tetapi waktu yang bersamaan ( 18-19 Okt) adakan Persami Piala Ferry Raturandang-56 di Jakarta. Akhirnya ditawarkan ke Slamet Utomo (Wakil Ketua Bidang Pengembangan) dan Christian Budiman (Wakil Ketua Bidang Pembinaan Junior). Keduanya berhalangan karena sudah mempunyai jadwal sendiri diakhir pekan. Ketidak tepatan waktu membuat semua yang ditawarkan berhalangan.

Menurut Harmony Ginting , rekan rekan di Tegal merasa kalau ditinggalkan oleh PP Pelti kalau tidak ada yang hadir diacara pembukaan. "Sebenarnya kami tidak ada masalah sama Pelti Tegal. Jadi tolong dibuang pikiran yang salah tersebut." ujar August Ferry Raturandang kepada Harmony Hinting.

Hari ini Johannes Susanto katakan kalau Purnomo (Pelti Tegal, dan juga Direktur Turnamen Bakrie Tegal Open) merasa kalau PP Pelti tidak mau hadir karena bermasalah.
" Ini yang harus dihilangkan pemikiran seperti itu. Yang kena sangsi adalah turnamen Bakrie Tegal Open 2008 saja. Bukan Pelti Tegal. Jika Tegal buat TDP baru lagi tetap didukung oleh PP Pelti, Buktinya Bintang Seri yang bekerjasama dengan Pelti Tegal tetap didukung PP Pelti." ujar August Ferry Raturandang kepada Johannes Susanto.

TDP Walikota Tarakan Junior Ditunda
Nasib malang dialami oleh Pelti Tarakan sebagai pelaksana turnamen nasional yunior Walikota Tarakan yang semula direncanakan tanggal 20-26 Oktober 2008 di Tarakan. Masalah kurang peserta yang mendaftar sehingga turnamen tersebut dibatalkan atau ditunda. Beberapa hari lalu August Ferry Raturandang menerima telpon dari Ketua Pengkot Pelti Tarakan Achmad Maulana yang melaporkan peserta yang mendaftar sangat mini, hanya 12 peserta.
Dianjurkan agar ditunda saja bukan dibatalkan. Achmad Maulana melaporkan hari ini kalau diundur ke 25 - 30 Nopember 2008.
Tidak lama kemudian terima telpon dari Rohadi salah satu wasit nasional di Samarinda, menerimakeluhan atas pembatalan dari atlet Samarinda yang sudah menyiapkan diri ikut turnamen tersebut di Tarakan. " Gimana nih sudah beli tiket."

Memang agak aneh, ada turnamen nasional sebaiknya peserta dari Kalimantan Timur minimal yang ikut. "Apakah petenis yunior di Kaltim hanya 12 ?

Kalteng Perlu Dibangunkan

17 Oktober 2008. Hari ini kedatangan tamu dari Palangka Raya yang membawa putranya ikut serta turnamen tenis yunior Piala Ferry Raturandang-56 di Senayan Jakarta. Mahming Pasanri demikian nama tamu tersebut yang juga salah satu anggota Pengurus Provinsi Pelti Kalimantan Tengah. Mendengar dan saling bertukar pikiran cukup menarik karena keinginan August Ferry Raturandnag buat kegiatan tenis di Kalteng mendapatkan sambutan cukup baik. "Kami ada 6 lapangan tenis dalam satu lokasi, dan setiap tahun selenggarakan Gubernur Cup, terdiri dari kelompok yunior, prestasi dan veteran." ujarnya dengan semangat. Oleh August Ferry Raturandang disampaikan jika ingin menghasilkan petenis berprestasi maka harus sering ikut turnamen. "Daripada kirimkan atlet keluar daerah lebih baik sering buat turnamen didaerah sendiri." anjuran August Ferry Raturandang.
Ada 2 macam turnamen yang ditawarkan yaitu Persami Piala Ferry Raturandang atau TDP Kelompok yunior, bisa juga lebih besar yaitu kelompok umum (senior) dengan prize money Rp 30 juta sudah cukup.

"Kerugian daerah jika menyiapkan prize money besar2an akhirnya banyak petenis dari Jakarta ikut dan petenis daerah tidak bisa menimatinya." ujar August Ferry Raturandang.

Saat ini August Ferry Raturandang sedang mempromosikan turnamen Persami dan TDP kedaerah daerah sehingga keinginan muncul 50 TDP baru ditahun mendatang bisa tercapai dengan sukses. Jika sudah ada turnamen didaerah daerah maka akan lebih mudah lagi masuknya program pembinaan prestasi daerah yang sedang digalakkan oleh PP Pelti dibawah Ketua Bidang Tintus Arianto Wibowo.

Kamis, 16 Oktober 2008

Mimpi Akan Jadi Kenyataan

16 Oktober 2008. Mimpi akan munculnya 50 turnamen tenis baru diluar Jakarta seperti akan menjadi kenyataan. Mimpi ini sudah menghantui August Ferry Raturandang agar turnamen tenis skala nasional bukan hanya berada di Jakarta khususnya dan Jawa umumnya.
Hal ini juga sudah dimulai oleh Bintang Seri untuk yunior, dan keinginan adakan TDP yunior berbeda kelompok umur di Mataram (NTB), Pekanbaru (Riau) dan Medan (Sumut).
Respon dari pelaku pelaku tenis didaerah juga sudah meluai berdatangan, ketika hal ini dilontarkan oleh August Ferry Raturandang kepada pelaku pelaku tenis didaerah.

"Masalah daerah adalah , tidak tahu bagaimana selenggarakan TDP, sehingga muncul kesan adanya kesulitan dana sebagai perisai pembelaan diri." ujar August Ferry Raturandang yang selama ini sudah mengetahuinya. Tetapi jika dengan jemput bola kedaerah daerah dengan memberikan way out dari segala permasalahannya maka terbukalah jalan mewujudkan mimpi mimpi tersebut.

Diketiga kota ini, August Ferry Raturandang akan memfokuskan ke Kelompok Umur 14 tahun, 16 tahun dan 18 tahun. "Ini marketnya masih ada. Kalau Bintang serie akan lebih ke KU 8 tahun, 10 tahun, 12 tahun dan 14 tahun. Kota kota tersebut ditargetkan oleh August Ferry Raturandang ada 2 macam turnamen nasional yunior yaitu Bintang Serie dan AFR.

Sedangkan rencana pelaksanaan di Mataram yang merupakan kota kedua setelah Bali (Persami Ferry Raturandang Cup tanggal 25-26 Oktober 2008 yang saat ini sudah terdaftar 45 petenis yunior), pada tanggal 13-15 Desember 2008 . Untuk kota Pekanbaru dan Medan sedang dicari waktu yang tepat kemungkinan akhir November 2008. Tidak lupa kota Jember di Jawa Timur sudah menjadi incaran berikutnya diselenggarakan turnamen nasional yunior Begitu pula dikota Cilegon Banten diawal Desember 2008.

Kedudukan Humas diperbincangkan

16 Oktober 2008. Masalah fungsi HUMAS ( Hubungan Masyarakat) masih belum dipahami oleh semua pihak. Termasuk juga pelaku pelaku olahraga di Tanah Air. Hal ini terungkap disaat rapat Pengurus Besar Persatuan Olahraga MAESA seluruh Indonesia hari ini di Jakarta. Hasil Musyawarah Keluarga Besar (MKB) atau dikenal didunia olahraga seperti Musyawarah Nasional (MUNAS). Ketua Umum PB POR MAESA Letjen TNI (Purn) EE Mangindaan, sedang menyusun anggota pengurus baru yang diundang dalam rapat konfirmasi kesediaan calon anggota PB POR MAESA. Hadir dalam pertemuan hari ini beberapa tokoh olahraga nasional seperti Justian Suhandinata (Bulutangkis), GA Pesik (Karate), Harmen LukasTompodung (Karate), Kolopita (Karate), Donny Patinasarani (Sepakbola). Pembicaraan makin hangat disaat membicarakan masalah Humas yang awalnya didudukan dibawah Sekjen.

"Selama ini kesimpulan saya, peranan HUMAS terlalu dikerdilkan. Padahal Humas atau lebih dikenal dengan PUBLIC RELATIONS mempunyai peranan cukup besar sehingga lebih tepat jika posisi Humas ini bukanlah komite atau komisi tetapi Bidang. Sehingga bisa memasuki semua Bidang bidang di POR Maesa." ujar August Ferry Raturandang menanggapi kedudukan Humas hanya sebagai komite/komisi di draft PB POR Maesa.
Selanjutnya dikatakan peranan Humas bukanlah hanya masalah media (relations) tetapi juga sudah menyangkut internal communications. Humas bisa membantu peranan Marketing yang di PB POR Maesa ada Bidang Usaha dan Dana." Sebagai contoh salah satu tugas Humas bagaimana bisa membuat rapat anggota seperti ini bisa hadir semua."

Oleh Max Pauran selaku Sekjen PB POR Maesa, memberikan contoh apa yang dilakukan KONI Pusat yaitu ada bidang Media dan Promosi dimana membawahi Humas. Sehingga diusulkan namanya seperti KONI Pusat yaitu Media dan Promosi membawahi Humas. Hal ini tidak disetujui oleh August Ferry Raturandang jika PB POR Maesa menggunakan istilah Media dan Promosi, apalagi membawahi Humas. "Ini harus terbalik, Humas membawahi Media dan Promosi." ujarnya.
Justian Suhandinata menceritakan keberhasilannya dalam turnamen bulutangkis Tangkas Alfamart belum lama ini di Senayan, karena peranan Humas dari Alfamart selaku sponsor membuat keberhasilan pelaksanaan turnamen tersebut.
Beberapa peserta rapat setuju kalau tetap menggunakan istilah Humas yang kedudukannya sebagai Bidang sehingga sejajar dengan Ketua Ketua Bidang lainnya, seperti Dr. Rocky Wawolumaya, Justian Suhandinata, Ricko Giroth, Nico Sompotan, Eddy Pesik dan Eddy Paslah

Humas versi lama seperti yang ada di Pemerintahan itu berbeda dengan Public Relations didunia bisnis sekarang. Bedanya adalah Humas di Pemerintahan itu hanya oneway relation. Sedangkan Public Relations itu two way relations sehingga ada tambahan RelationS, bukan Relation."Ini bedanya".

Hasil rapat cukup banyak guyonnya terutama setiap menyinggu Bidang KHUSUS yang sebleumnya konsepnya adalah Bidang UMUM. Selaku Ketua Bidang Khusus Harmen Lukas Tompodung yang sebelumnya mempertanyakan fungsi dan tugas bidang Umum, sehingga disepakatai oleh Ketua Umum PB POR Maesa diubah menjadi bidang khusus.

Setelah selesai rapat, August Ferry Raturandang meminta agar Barry Manembu yang dipercayakan menangani Humas agar segera mulai bekerja." Mulai saja dari hasil Rapat ini dipublikasikan."

Selasa, 14 Oktober 2008

Christian Budiman vs AFR 1-1

15 Oktober 2008. "Loe datang dong main tenis hari Rabu pagi." ini undangan yang selalu dilemparkan oleh rekan Christian Budiman. "Jangan hanya kalau ada turnamen Wismilak Nostalgia baru loe main tenis." Kedua kalimat diatas ini sering dilemparkan oleh Christian Budiman kepada August Ferry Raturandang, karena dikenal pemain setahun sekali main tenis.
Selama ikuti Turnamen Nostalgia Wismilak dilapangan Embong Sawo sejak Agustus tahun 2002 sampai dibongkar, August Ferry Raturandang sudah tiga kali mendapatkan hadiah pemenang. Christian sering dicandai oleh August Ferry Raturandang. "Loe tiap hari latihan, sedangkan gua hanya kalau ada turnamen, tetap aja tidak menang menang, lihat gua selalu dapat hadiah." Ini fakta yang menyenangkan dan sering membuat rekan rekan lainnya terheran heran.

Hari ini August Ferry Raturandang memenuhi undangan tersebut, muncul pukul 07.00 kelapangan No. 4 Gelora Bung Karno. Saat itu terlihat sedang bermain Diko Moerdono berpasangan dengan Sasmita melawan Djoko berpasangan dengan Aliang. Masalah bola OUT dan IN sering jadi masalah. Inilah kesenangan tersendiri bisa dilimpahkan dilapangan untuk melepaskan beban didalam pikiran. " Adu hilangkan stress lah".
Hadir pula rekan rekan lainnya seperti Rizal, Bambang dan Slamet Utomo.

Diko Moerdono sepertinya sudah kewalahan tarik nafas. "Udahlah Dik, berhenti aja. Ntar loe jatuh gimana." ujar Djoko. " Waduh kalau Diko jatuh nggak ada lagi yang mau nyiksa dia dilapangan. " ujar August Ferry Raturandang.

Kemudian giliran August Ferry berpasangan dengan Bambang melawan Slamet Utomo dan Christian Budiman, ternyata August Ferry Raturandang/Bambang kalah 2-6. "Maklum udah lama tidak bermain." ujar August Ferry Raturandang.

Oleh Diko dikatakan kalau yang main seperti kakek kakek adalah August Ferry Raturandang. " Dia itu latihan setahun sekali." ujar Diko
"Loe datang kesini untuk main tenis 'kan. Bukannya atletik. Ngapain musti lari lari." ujar August Ferry Raturandang yang memang kalau main tenis terkenal malas lari atau tidak bisa lari.

Setelah selesai latihan, August Ferry Raturandang menantang Christian Budiman bertanding single. "Gila loe Fer mau lawan Chris." ujar Diko. Kesempatan untuk keluar keringat yang membuat August Ferry Raturandang lebih suka main single daripada double, biar keluar keringat. "Siapa takut."

Pertandingan yang dikuatirkan rekan rekan lainnya karena sering kejadian orang kena serangan jantung dilapangan tenis, seperti yang dialami oleh Soebronto Laras yang sebenarnya ikut latihan tetapi hari ini sedang diopname di RS Meditra, karena Angina Pectoris.

"Chris main 2 set saja , tanggung." ujar August Ferry Raturandang membuat rekan rekan lainnya kaget juga. "Udah lah paling paling set kedua loe kagak bisa terusin."

Pertandinganpun berlangsung dan set pertama August Ferry Raturandang secara perlahan bisa unggul 5-0. Kemudian mulai pelan pelan juga Christian yang sering main dropshot didepan net membuat August Ferry Raturandang yang tetap mencoba mengejarnya hanya memukul angin.
Kondisi Christian Budiman yang jauh lebih muda ( 60 th) secara perlahan mengejar angka sehingga angka menjadi 5-5, dan terlihat August Ferry Raturandang mulai mengulur ngulur waktu mencari nafas. Ternyata berhasil juga August Ferry Raturandang menang set pertama 6-5. "Loe liat tuh, gua bisa kalahkan Chris."

Set keduapun berlangsung, disaat angka menunjukkan 4-4, August Ferr Raturandang yang menggunakan arena ini sebagai tempat latihan lari, mencoba mengejar bola yang ditempatkan diujung kanannnya ternyata kaki kanan tidak bisa menahan larinya dan jatuh berguling guling dilapangan dan bolanya berhasil di lob kebelakang dan masuk. Christianpun tidak tahu kalau August Ferry Raturandang sudah jatuh. "Gimana bola masuk atau keluar ?" Ternyata bola lob itu masuk dalam lapangan. "Tidak percuma usaha."

"Gila loe main pake jatuh jatuh dilapangan." sambil tertawa melihat ulah permainannya. Akibatnya dengkul kanan berdarah dan pakaian penuh tanah. Langsung baju dibuka karena penuh tanah.

Ternyata set kedua Christian menang 6-4. Karena sudah capek, pertandingan set ketiga tidak diteruskan.

Setelah itu diajaknya makan sop kambing di Menteng bersama Slamet Utomo dan Christian Budiman. "Enak juga ya. Gua udah lama tidak makan sop kaki kambing. Lebih enak lagi karena nggak bayar."

Bertemu Teman Lama di Senayan

14 Oktober 2008. Bertemu dengan dr. Budijanto kolega lama di Senayan setelah beberapa tahun tidak berjumpa. Sebagai Ketua Pengkot Pelti Solo dr. Budijanto hadir dalam acara jumpa pers acara TDP di Solo yang diselenggarakan oleh Sportama. August Fery Raturandang sudah lama mengenal dr.Budijanto dari Solo ini.

"Saya sering ketemu Ferry kalau acara ATMI (Asosiasi Tenis Medis Indonesia). Ferry sebagai pelaksana turnamen antar dokter seluruh Indonesia." ujarnya kepada Johannes Susanto.

Memang beberapa tahun silam August Ferry Raturandang selaku pelaksana turnamen , dipercaya oleh PT Mead Johnson Indonesia produsen SUSTAGEN, SUSTACAL, yang lebih kurang 4 tahun sebagai sponsor turnamen antar dokter. ATMI sebagai wadah petenis yang berprofesi sebagai dokter dengan Ketuanya dr. Nico Lumenta dan Sekretaris dr. HAS Ownie.
Sarana promosi dimanfaatkan oleh Mead Johnson dengan pimpinannya Drg. Juanto Rasjidgandha telah berhasil mengangkat produknya dan juga pertenisan Indonesia melalui dokter dokter dalam menyalurkan hobby bermain tenis.

Turnamen tenis antar dokter awalnya dimulai di Jakarta berjalan beberapa kali , dan karena peminat dokter dokter yang fanatik bermain tenis datang dari Balikpapan, Banjarmasin, Makassar, Manado, Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat, Palembang, Pekanbaru dan bahkan Medan. Sehingga turnamenpun berkembang bukan hanya di Jakarta, tetapi berjalan juga ke Bandung, Solo (lapnagn tenis Solo Baru), Semarang.

Bahkan pernah dilaksanakan di Nusa Dua Turnamen antra dokter sedunia. "Ini prestasi besar ATMi bisa selaku tuan rumah Turnamen tenis dunia di Bali." ujar Drg. Juanto Rasjidgandha selaku sponsor dari Mead Johnson.

Banyak canda selama berlangsungnya turnamen ini. Bahkan produk susu SUSTAGEN maupun SUSTACAL diplesetkan oleh peserta turnamen. SUSTAGEN menjadi Susu Tante Genit, dan SUSTACAL menjadi SusuTante Nakal.

Karena fanatisme dokter dokter dalam bertanding adu gengsi sehingga sering lupa atas kemampuan fisik. Ada satu kelebihan dan mau dikatakan aneh (ukuran tenis) yaitu selama turnamen tidak disediakan dokter atau tenaga medis pendamping turnamen sebagai lazimnya pelaksanaan turnamen tenis yang diharuskan menyediakan tenaga medis selama turnamen berlangsung. Bahkan sekarang setiap turnamen nasional diwajibkan kehadiran tenaga medis dilapangan dan bahkan jika belum hadir turnamen tidak diperkenankan berlangsung.

August Ferry Raturandang yang mengenal Drg.Juanto Rasjidgandha di Jakarta. Padahal ayah dari Drg. Juanto adalah sahabat ayah dari August Ferry Raturandang di Bali. Bahkan pernah sewaktu berlangsungnya Green Sands Satellite Circuit tahun 1990 di Surabaya, ayah dari Drg.Juanto Rasjidagandha datang khusus menemui August Ferry Raturandang karena membaca dimedia nama Raturandang. Keingin tahuannya terhadap bekas sahabatnya di Bali, sehingga datang Pak Rasjidgandha menemui dilapangan Brawijaya.

Masalah Kontrak Atleh Pasca PON

14 Oktober 2008. Ada permintaan agar Pelti membuat aturan baku masalah kontrak petenis dengan Daerah setelah Pekan Olahraga Nasional XVII berakhir. Ini muncul juga dalam pembicaraan sore ini antara Johannes Susanto, ChristianBudiman, Harmony Ginting di Senayan.

Anjuran agar status atlet tersebut dibuat stateless selama kurang lebih tiga bulan untuk memberikan kesempatan atlet mencari daerah baru, diingatkan oleh August Ferry Raturandang kalau dalam rangka PON yang akan datang , Pelti tidak bisa membuat aturan tersebut karena ada aturan dari KONI Pusat masalah perpindahan atlet. Padahal sebelum membuat aturan tersebut KONI Pusat mendengar pendapat dari induk -induk organisasi. Hanya dalam rapat anggota KONI Pusat akan dibentuk tim khusus penyusunnya. "Apakah Pelti bisa masuk adalam tim khusus tersebut. Tim ini yang menggodok formula aturan tersebut. Kalau kalah dalam rapat tersebut maka keinginan induk organisasi pasti tidak terpenuhi." ujar August Ferry Raturandang.
Masalah perpindahan atlet untuk PON bukanlah hal yang sulit jika mau mengikuti aturan yang sudah dibuat. Yang membuat sulit adalah atletnya sendiri yang kadang kadang mau seenaknya sendiri.

"Apakah benar untuk PON 2012 di Riau ada pembatasan umur ?"
Hal ini sudah mulai dipertanyakan karena diluar telah berkembang masalah pembatasan usia seperti sepak bola. Oleh Christian Budiman , dikatakan kalau Pelti tidak akan menghambat hak asasi petenis. Sehingga masalah pembatasan usia tidak mungkin diusulkan oleh Pelti. Tetapi jika KONI yang memutuskan didalam aturannya maka keinginan tersebut bisa dijalanin.

Masalah Sentra Pembinaan Daerah, menarik dibicarakan

14 Oktober 2008. Pembicaraan menarik sore ini tentang pembinaan prestasi daerah yang diragukan sekali keberhasilannya. Tanpa melihat tujuan sehingga lebih banyak muncul kemasalahan tehnis pelaksanaannya. Hadir dalam pembicaraan sore ini adalah Johannes Susanto, Christian Budiman, Harmony Ginting dan August Ferry Raturandang.

Jika melihat langsung terhadap pelaksana pelaksana dilapangan sehingga muncul kekuatirannya. Oleh August Ferry Raturandang dijelaskan bahwa rencana awal dibentuk sentra sentra pembinaan di 6 wilayah mewakili 33 Provinsi, tetapi diubah setelah melihat respons dari daerah masih belum memenuhi keinginan semula, sehingga ada sedikit modifikasi terhadap program tersebut. Hal ini wajar wajar saja dengan cepat dirubah untuk menyesuaikan terhadap situasi.

Karena sudah muncul kepada inti pendukungnya adalah dana maka muncullah kekuatiran itu bertambah, karena setiap pembiayaan ditanggung oleh peserta dan daerah sentra.
Dijelaskan pula oleh August Ferry Raturandang, kalau sentra sentra ini akan menjadi semacam Pemusaant Latihan Daerah atau PELATDA dan kalau sudah bicara dana maka akan menjadi cikal baka PPLP seperti program Departemen Diknas RI dimana tenis bisa dikatakan belum masuk kedalam program tersebut.

Suatu kebanggaan atlet jika bisa masuk kedalam PELATDA yang dipusatkan di ibukota provinsi tersebut. Sehingga bukan masalah lagi karena atlet akan mau pindah ke pusat provinsi tersebut.

Yang penting saat ini adalah pelaksana pelaksana sentra sentra tersebut. Maksudnya tenaga pelatih disentra sentra tersebut yang direkrut oleh Provinsi sendiri. Daerah sudah harus memiliki pelatih sendiri yang harus didik secara perlahan sehingga memenuhi kriteria seorang pelatih, bukanlah instruktur atau pemberi bola (ball feeder). Yang tidak kalah penting adalah tenaga pelatih yang akan ditugaskan PP Pelti kedaerah.
Kesimpulan hasil diskusi pendek dan tidak terencana ini adalah siapa saja pelatih yang akan ditugaskan kedaerah daerah tersebut. Berbobot atau yang Populer ?

Senin, 13 Oktober 2008

Dr.Daurie Mokhran Telah Berpulang

13 Oktober 2008. Berita duka semalam diterima dari Christian Budiman melalui telpon seluler yang diterima August Ferry Raturandang. Salah satu rekan tenis semasa yunior Dr. Daurie Mokhran Sp.OG yang mantan petenis nasional (era 1961-1962) telah berpulang diusia 68 tahun. Dr.Daurie Mokhran Sp.OG dikenal juga sebagai dokter ahli bayi tabung di Indonesia meninggal setelah mengalami sakit jantung cukup lama. Langsung semalam kirim SMS keteman teman yang petenis maupun juga rekan rekan dokter. Hari ini bersama dengan Alfred Henry Raturandang pergi kerumah duka di Kompleks RSPP Cilandak. Sempat bertemu rekan rekan dari PP Pelti seperti Danny Walla, Christian Budiman, Slamet Utomo dan juga mantan Sekjen KONI Pusat Dr. H. Sarengat yang rekannya Daurie semasa masuk Training Center Asian Games ke 4 tahun 1962 dan sama sama masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indoensia. Disamping itu pula hadir Yolanda Soemarno dan Frank Moniaga.

"Mana Namek." tanya August Ferry Raturandang kepada istri dari Daurie. Ternyata adik dari Daurie yang dipanggil Namek atau Ahmad Minami, satu angkatan dengan August Ferry Raturandang ada dirumah itu. Terharu juga sudah puluhan tahun tidak bertemu teman lama dipertenisan Indonesia. "Loe masih sibuk urus tenis ya!" ujarnya

Mengenal Daurie sebagai petenis yunior sewaktu August Ferry Raturandang mengikuti kejuaraan tenis di lapangan tenis Kebon Binatang (Cikini), sekarang sudah jadi Tm Ismail Marzuki pada tahu 1959 sewaktu masih menetap di Singaraja Bali, Waktu itu August Ferry Raturandang masuk kelompok anak anak bersama sama Gondo Wijoyo (Go Soen Houw), sedangkan Daurie di kelompok Taruna.
Saat itu dipertenisan dikenal Ratu dan Rajanya yaitu Daurie Mokhran dan Jooce Suwarimbo yang cukup merajai kelompok Taruna.
"Orangnya menyenangkan dan suka menyanyi diacara acar tenis."

Teringat sewaktu Daurie berkumpul dalam acara Nostalgia di Surabaya tahun 2002, terlihat sudah lama tidak main tenis. Muncul dengan raket tuanya yaitu raket kayu yang sudah dianggap old fashion. "Ini raket gua ambil dari gudang." ujarnya disambut tertawa rekan rekan dilapangan tenis Embong Sawo yang saat ini sudah kena gusur.
Semua yang melihat Daurie main tenis tidak seperti semasa jaya jayanya. Terlihat seperti baru belajar saja. "Maklum puluhan tahun tidak main tenis."

Diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Daurie benar benar telah meninggalkan tenis. " Saya sudah ajak dia masuk TC tapi dia tidak mau." ujar Dr. M.Sarengat mengenang Daurie disampaikan hari ini kepada August Ferry Raturandang. "Orangya cukup pintar."

"Selamat Jalan Daurie "

Cirebon Mau Bangkit

11 Oktober 2008. Keinginan besar dari masyarakat tenis Cirebon diungkapkan dalam pertemuan dengan August Ferry Raturandang hari ini. Mochamad Achir, Udin Jaenudin dan pelatih Supriyadi yang sangat senang jika ada kegiatan tenis di Cirebon,
"Saya masih ingat tahun 1990 ada TDP Cirebon Open. Sekarang kok melempem." ujar August Ferry Raturandang kepada rekan rekan dari Cirebon ini.

Mochamad Achir sangat berkeingian besar agar ada turnamen tenis nasional di Cirebon, hanya belum tahu caranya sehingga bisa terealiser. Saat ini Mochamad Achir lebih cenderung membawa putrinya berlatih di Tegal, karena Tegal memiliki fasilitas memadai seperti pelatih dan turnamen.

Oleh August Ferry Raturandang diberikan pengarahan agar buat program saja dan diinformasikan kepada Pelti Kota Cirebon dan PP Pelti. "Kalau mau adakan Persami Ferry Raturandang juga bukan masalah.Saya hanya minta tolong agar dihubungi lapangan tenis Pemda ada 4 lapangan yang beredekatan dengan milik Patra Jasaada 2 lapangan. Cukup 6 lapangan saja." ujar August Ferry Raturadang menyambut keinginan agar Piala Ferry Raturandang juga diadakan di Cirebon. "Ini berarti saya bisa menghemat kurang lebih Rp 1,5 juta." kata Mochamad Achir.

Masalah Persami Piala FR bisa diadakan di Cirebon dan AF Raturandang akan terjun langsung ke Cirebon. "Syaratnya adalah minimal ada 40 petenis Cirebon. Semua beaya saya tanggung mulai dari bola, Piala, Piagam dan akomodasi maupun transportasi saya tanggung sendiri. Tidak sulit 'kan." ujar AF Raturandang.

Keinginan selenggarakan TDP kedaerah daerah
Setelah berhasil selenggarakan turnamen tenis yunior Piala Ferry Raturandang, mulai tahun 2009 ada keinginan selenggarakan Turnamen Nasional atau dikenal dengan TDP di luar Jakarta.
Hari ini juga dijajagi kontak kota kota yang akan diadakan turnamen nasional yaitu Medan, Cilegon, Jember. Karena ketiga kota ini memiliki lapangan sekitar 10 lapangan sehingga bisa melaksanakan TDP Kelompok Yunior.
Respons terhadap keinginan ini bisa terjadi asalkan rekan rekan didaerah tersebut menyadari betapa pentingnya turnamen yang merupakan salah satu sarana pembinaan.

Permasalahan Daerah diungkapkan

11 Oktober 2008. Banyak permasalahan didaerah sudah sering didengar dan dilaporkan dalam setiap kesempatan bertatap muka dengan masyarakat tenis. Hari ini kedatangan salah satu orangtua petenis yunior di Surabaya, Depok dan Cirebon yang berkeinginan mendapatkan masukan langsung dari August Ferry Raturandang karena melihat kurang aktipnya Pelti setempat maupun ketidak puasan atas jawaban yang didapat didaerah daerah.

Orangtua petenis menyadari kalau pembinaan harus diikuti juga dengan turnamen, sedangkan keinginan mempunyai turnamen tennis nasional cukup besar hanya infiormasi didaerah sangat berbeda dengan yang didapat sewaktu bertemy August Ferry Raturandang.
“ Saya pernah menyampaikan keinginan adakan TDP di Surabaya, tetapi oleh orang Pelti dapat tanggapan yang mengatakan beaya mahal kalau TDP.” ujarnya karena selama ini istilah Kejurnas itu harus Pelti yang selenggarakan. Masalah ini langsung ditanggapi oleh August Ferry Raturandang , dengan menanyakan kira kira siap orang Pelti yang berikan masukan tersebut.

Sangat disayangkan kalau ada niat luhur datang dari orangtua petenis untuk adakan turnamen justru mendapatkan respons yang mematikan niat tersebut. Seharusnya niat ini ditampung atau difasilitasi sehingga niat tersebut tidak dimatikan langsung. Mahal, ini yang sebenarnya tidak perlu dilontarkan.
“Kalau saya katakan berapa dana yang dianggarkan, maka saya bisa buat turnamen sesuai dengan anggaran tersebut, bukan sebaliknya.” ujar August Ferry Raturandang yang juga menyanyangkan jika ada informasi kurang akurat dilakukan oleh petinggi Pelti sendiri. Oleh Raturandang disampaikan kalau kita tidak boleh terkecoh dengan rekan rekan yang mengaku orang PELTI. Ini harus dibedakan. Sebagai contoh yang dimaksud orang PELTI adalah pengurus atau karyawan tentunya berbeda. Yang bisa mewakili Pelti adalah Pengurus Pelti atau yang ditunjuk untuk acara acar tertentu. Banyak kejadian petugas pertandingan dilapangan dianggap orang Pelti karena sering ditugaskan Pelti di turnamen. “ Ini harus dibedakan.”

Sesuai dengan ketentuan Turnamen Diakui Pelti (TDP), siapa saja yang boleh selenggarakan TDP adalah perorangan, klub, badan usaha, Pelti.. Jika ada pihak pihak tertentu yang katakan harus Pelti yang selenggarakan maka anggapan itu salah.

Demikian pula diberitahukan selama ini banyak nada sinis terhadap August Ferry Raturandang dalam melaksanakan Persami didaerah daerah. "Saya tidak heran atas nada sinis tersebut dan tidak peduli. Yang penting program turnamen adalah kebutuhan atlet tetap saya jalankan."

Jumat, 10 Oktober 2008

Pembinaan Usia Dini Yang Benar

10 Oktober 2008. Awal pembinaan atlet tenis sudah harus dilakukan dari usia dini. Ini semua pihak mengetahuinya. Bahkan Departemen Pendidikan Nasional R.I setiap tahun selenggarakan kejuaraan nasional usia dini termasuk tenis. Hanya bagaimana caranya yang benaryang perlu diketahui, karena sering terjadi salah penanganannya. Kenapa demikian. Bisa dianalisa penyebab kesalahan dilakukan selama ini. Bisa karena tujuannya ikut pertandingan adalah MENANG. Pelatih juga takut kehilangan langganan. Jaga langgananlah istilahnya. Pengamatan August Ferry Raturandang selama ini banyak kekeliruan dilakukan di Indonesia. Sebaiknya kita melihat bagiamana Negara maju bisa berkembang pertenisannya. Dinegara maju,pertenisan bisa berkembang karena selalu berdasarkan penelitian dan percobaan yang dilakukan bertahun tahun. Oleh ITF diperkenalkannya School of Tennis Initiative atau dikenal dengan Mini Tenis. Dengan gunakan modifikasi peralatan yang disesuaikan dengan kemampuan anak anak sendiri yaitu ukuran lapangan, raket dan bola sudah berbeda dengan orang dewasa. Kalau mini tenis menggunakan raket plastik dan bola foam atau yang lebih ringan dan lapangan lebih kecil. Kemudian dari tahun ketahun oleh ITF dilakukan penelitian lagi dari hasil Mini Tenis ini. Maka dari itu satu dua tahun terakhir diperkenalkan dengan Play & Stay …. Tennis. Yang lebih dirinci lagi.

Mari lihat apa yang telah dilakukan di Canada pembinaan tenis usia dini. Mulai dari pengenalan tenis melalui Mini Tenis. Kemudian sebagai revolusi mini tenis dikenal dengan "Progressive Tennis" yang diambil dari pengalaman di Perancis dan Belgia yang sukses program pembinaannya seperti Justine -Hardenne dan Olivier Rochus.
Progressive Tennis menggunakan perubahan dari ukuran lapangan kemudian bola untuk permainan bagi anak anak usia 5-9 tahun. Modifikasi raket dan bola sebenarnya bukan hal baru. Sudah lama ada peralatan tersebut dan juga sudah digunakan oleh pelatih pelatih karena melihat keuntungan keuntungan sehingga kesuksesan didapat, fun dan aman. Saat ini elemen2 tersebut masih digunakan hanya lebih sistematis dibandingkan sebelumnya.

Saat ini digunakan setengah lapangan dan 3/4 lapangan, dengan peralatan yang berbeda seperti raket lebih kecil, bola , garis dan net lebih rendah (seperti net badminton).

Keuntungan didapat dari progressive tennis system adalah memberikan kesempatan anak anak bermain cepat dan bisa . Di Progressive Tennis, filosofinya adalah tenis adalah fun games to play, main cepat membutuhkan skill sehingga anak anak dapat bermain dengan penuh kesenangan (fun).
Setiap tingkatan bukan hanya mempunyai spesifik peralatan untuk mencapai kesuksesan tetapi mendapatkan keterampilan (skill). Direkomendasikan menggunakan a Game Based Approach. Tugas pelatih adalah membuat anak anak bermain dan menolong mereka belajar bermain lebih baik.
Kesimpulanmnya, Progressive Tennis digunakan sebagai alat membina petenis usia dini untuk memperbaiki kemampuan tennis lebih cepat dan mereka akan beralih ke ukuran lapangan normal dengan lebih mudah.

Progressive Stage
Bentuk lapangan Half Court ( biasa disebut mini tenis), untuk usia 5-7 tahun.
Half court tennis adalah step pertama di Progressive Tennis. Peralihan dari kesuksesan di half court akan memenuhi keterampilan dimana basic coordination dan kegiatan yang cooperatip akan menjadi membina basic strokes yang fundamental.

Hafl Court program dibagi dalam 2 program yaitu untuk anak anak berpengalaman yang sudah mempunyai basic exchanging ability dimana akan dapat memulai bertanding dan latihan di half court dan yang satu lagi anak anak yang baru mulai belajar bermain.

Ukuran lapangan
Ada 2 cara yaitu
Stage 1 :Lapangan tenis dibagi atas beberapa bagian bahkan bisa menjadi 4 lapangan untuk latihan, dengan penambahna 2 lapangan diluar garis lapangan yang ada. Setiap sisi lapangan dibagi 3 lapangan dengan arah timur barat. (lapangan tenis sealu bentuknya utara - selatan). Net ( ukuran 80 cm, yang normal 90 cm ) ditempatkan ditengah tengah lapangan tersebut ( garis tengah servis ). Bola yang digunakan dengan ukuran lebih besar daripada bola normal atau dikenal dengan high-density foam ball. Bola ini lebih mudah dalam mengontrol pukulan karena lebih lambat dan pantulannya. Raket yang direkomendasikan ukuran A 19"-21". Sedangkan games nya adalah 11, 15 atau 21 seperti direkomendasikan. SPemegang servis mempunyai 2 kesempatan memukul bola. Bisa dilakukan yang opertama overhead sedangkan yang pukulan kedua boleh dari bawah.

Stage 2 ( 3/4 lapangan untuk usia 7-9 tahun)
Penggunakan 3/4 lapangan sangat penting sekali untuk progressive development. Sejak ukuran lapangan sudah disesuaikan lebih kecil dengan ratio yang sama dengan ukuran normal. Cara ini sangat menolong perkembangan dari lapangan normal dengan game style dan net play. Kuncinya adalah mengembangkan dengan taktik yang sama seperti lapangan penuh(normal). Pemain akan bergerak ke 3/4 lapangan jika akan bermain dengan penuh skill pada half court. Bagi pemain yang sudah biasa bermain half court program peralihan ini lebih cocok untuk anak usia 7 tahun. Hal ini sama saja dengan bagi yang terlambat mulai atau kurang koordinasi sehingga keusia 8-9 tahun.
Ukuran lapangan ini 3/4 court, ratio panjang dan lebar sama seperti normal size. 3/4 court tennis dimainkan dalam 18 x 6,5 meter ukuran lapangan. Ukuran Net 80 cm tingginya. Bola low-compression ball (seperti bola WILSON Winners). Bola ini mudah kontrlnya dan pantulan tidak sama denganbola normal. Sehingga bisa didapat biomekanik yang baik. Raket ukuran 23' Scoring yang digunakan seperti lapangan penuh misalnya 2 set dari 3 set atau sampai 4 dengan tie break jika angkan 3-3

Stage 3 ( Full Court Tennis , untuk usia 8-10 tahun )
Pemain akan bermain dilapangan penuh dimana begitu bisa bermain di 3/4 lapangan maka tidak akan alami kesulitan. Ini bisa digunakan juga bagi yang terlambat belajar kurang atletis diusia 10 tahun. Disini akan mengambil proses 2 step. Step pertama dengan transition ball akan memberikan lebih mudah pantulan dan bola low compression tidak seperti pantulan bola normal.
Step terakhir adalah dengan ukuran lapangan normal, bola low compression ( WLSON Easy Play) dengan keuntungan bola ini lebih mudah kontrol sehingga akan mendapatkan biomekanik yang baik. Ukuran raket 23-25" dengan gunakan lapangan normal dan scoringnya the best of 3 sets, dimana kedudukan 3-3 maka tie break untuk mendapatkan angka 4 atau games 8 pro sets, atau games 10 pro sets.

Latihan dan pertandingan adalah dua hal yang tidak bisa dipisah pisahkan. Tetapi jangan sampai di pertandingan juga lakukan kesalahan yang sama. Khususnya atlet usia dini ( dibawah 8 tahun ), dilakukan turnamen dengan melupakan contoh diatas. Setelah melihat apa yang dilakukan di turnamen Bintang Seri ( 10-12 Okt 2008). Tunggal usia 8 tahun menggunakan lapangan yang besar. Apa yang terjadi. Kemungkinan terjadi reli reli sangat kecil sekali sehingga tujuan bermain tenis akan tidak tepat sasaran. " Dimana letak FUNnya ". Perlu pengertian mendasar dari Orangtua dan Pelatih

Intinya dalam pembinaan , sebanyak mungkin terjadi kontak antara raket dan bola sehingga gerakan , keseimbangan, koordinasi maupun foot work, kelenturan kaki dan juga konsistensi akan tercipta dengan baik jika gunakan lapangan ukuran lebih kecil dari yang normal.
Cara seperti ini lebih baik dan lebih cepat jika dilakukan secara berjenjang. Mulai dari serba mini kemudian dikembangkan ke lebih besar dan akhirnya setelah lengkap apa yang diinginkan dalam pelatihan tenis maka masuklah ke yang ukuran sebenarnya.

"Mulailah dengan mudah, bukan mulai dengan sulit. Ini anak anak."

Usia 8 tahun ditandingkan dengan lapangan yang salah

10 Oktober 2008. Turnamen Bintang seti sedang berlangsung, August Ferry Raturandang mendapatkan keluhan masalah dilaksanakan pertandingan kelompok umur 8 tahun. Yang dipertanyakan oleh Hudani Fajri salah satu pelatih tenis ITF Level-2 yang selama ini mengikuti perkembangan tenis dari mini tenis sampai ke program ITF Play and Stay yang sedang digalak galakan. "Kenapa usia 8 tahun menggunakan lapangan tenis penuh. Ini tidak sesuai dengan program ITF." ujarnya. Memang menurut August Ferry Raturandang sesuai literatur ITF mengenai Play and Stay...Tennis, pengenalan tenis dari usia dini punya tahap tahapannya. Yang terjadi saat ini di Indonesia, pelatih selalu mengajarkan dilapangan penuh, sedangkan kapasitas anak anak usia dini sangat terbatas.
August Ferry Raturandang pernah selenggarakan Persami Piala Ferry Raturandang untuk kelompok umur 8 tahun. Pertama kali sudah digunakan setengah lapangan, tetapi pelaksanaan berikutnya justru pelatih yang mengeluh minta dilakukan pertandingan seperti yang lebih besar atau lapangan penuh. Ini jelas jelas bertentangan dengan yang dianjurkan oleh ITF.

"Tujuan bertanding anak anak bukan cari juara, tetapi bermain reli sebanyak mungkin sehingga lama lama akan ketemu cara bermain yang baik. Disinilah anak anak menemukan kesenangan bermain tenis." ujar Hudani Fajri dan dipertegas oleh August Ferry Raturandang yang juga dipercaya ITF sebagai koordinator Play and Stay .... Tennis di Indonesia.

Kamis, 09 Oktober 2008

Kinerja Pelaksana TDP perlu ditingkatkan

10 Oktober 2008. Masalah pelaksanaan Turnamen tenis nasional khususnya kelompok yunior masih belum bisa teratasi dengan baik oleh pelaksana TDP. Selama ini induk organisasi tenis ( PP PELTI ) telah menunjuk Referee selaku petugas resmi dalam menjalan suatu turnamen. Sedangkan Direktur Turnamen bertugas lebih banyak non tehnisnya seperti persiapan turnamen sudah harus kerja berat. Khususnya menyediakan sarana dan prasarana turnamen. Begitu pula dengan sponsor, mulai pencarian dan pelaksanaan turnamen mengikuti komitmen-komitmen sponsor.

"Apa sebenarnya tugas dari Direktur Turnamen ? " ini pertanyaan muncul dari Teddy Tanjung Direktur Turnamen Sportama kepada August Ferry Raturandang.
Direktur Turnamen itu lebih berat kerjanya sebelum pelaksanaan dibandingkan selama turnamen. Tetapi oleh ITF disebutkan kalau Direktur Turnamen harus full time dilapangan selama turnamen berlangsung. Day to day bersama Referee, karena jika ada masalah langsung bisa diatasi.

August Ferry Raturandang katakan pengalaman selenggarakan turnamen antar perusahaan Piala KODEL beberapa tahun silam. Dengan peralatan canggih semacam HT bisa berkomunikasi dengan 4-5 orang sekaligus. Selaku Direktur Turnamen mempersiapkan turnamen mulai dari pencarian sponsor, kemudian buat penjadwalan keseluruhan turnamen, publikasi maupun promosi turnamen, pengadaan petugas pertandingan mulai dari Referee,Wasit, petugas lainnya. Disaat turnamen berlangsung August Ferry Raturandang memonitor turnamen dengan alat semacam HT di Puncak. Instruksi atau monitor dengan petugas petugas dilapangan. Disaat final baru turun kelapangan.
"Kalau begitu Direktur Turnamen tidak perlu hadir setiap hari." ujar Teddy Tanjung. Tetapi oleh August Ferry Raturandang katakan kalau sering terjadi di Indonesia. Tetapi yang penting ada wakilnya sehingga jika timbul masalah, Referee hanya tahu berhubungan dengan Direktur Turnamen.

Selama ini, setiap pelaksanaan turnamen nasional kelompok yunior selalu ada saja masalah tehnis yang selalu belum lancar. Seperti pendaftaran yang terlambat (setelah entry deadline) masih diterima panpel, undian, penyusunan order of play.

Masalah pendaftaran terlambat, Panpel sendiri yang membuat masalah. Dengan alasan kasihan datang jauh jauh tidak bisa dimainkan membuat penerimaan masih berlangsung saja. Kemudian order of play dibuat ternyata, masih diubah ubah. hal ini terjadi di Bintang seri yang sedang berlangsung dilapangan tenis Gelora Bung Karno. Salah satu orangtua bercerita masalah putranya. Semalam sudah terima SMS tentang rencana pertandingan putranya sebanyak 2 kali. Terakhir terima pukul 21.00, diberitahukan kalau putranya dijadwalkan main pukul 10.00. Hari ini putranya minta ijin sekolah . Ternyata tiba dilapangan jadwalnya diundur ke pukul 15.00 tanpa diberitahu kembali. Alasannya lawannya minta dimainkan pukul 15.00.
"Ini kan tidak adil. Hanya sepihak. Panitia main lempar tanggung jawab. Referee bilang yang atur tiurnament desk. Ini tidak benar 'kan." ujarnya .
Masalah ini sebenarnya tidak boleh terjadi, semua tanggung jawab berada dipundak Referee termasuk pembuatan Order of Play. Tidak dibenarkan Referee melempar tanggung jawab ke Tournament Desk. " Inilah typical Referee TDP Nasional, mau enaknya saja minta gaji tinggi tapi tidak sesuai kerjanya." ujar August Ferry Raturandang, yang selama ini sering menanyakan siapa yang mengontrol kinerja Referee.

Pengamatan August Ferry Raturandang sering terjadi dilapangan kasus kasus ketidak becusan kerja Referee tetapi laporan yang masuk ke PP Pelti selalu baik. "Masalah kontrol masih kurang dilakukan oleh PP Pelti. Mudah mudahaan dimasa mendatang kontrol PP Pelti lebih baik lagi. Sudah dibuktikan adanya pelanggaran oleh pelaksana TDP maka kena hukuman. Bukan hanya pelaksana TDP tetapi Referee pun kena peringkatan keras.

PALA, Mujarab Buat Perut

10 Oktober 2008. Bagi masyarakat tenis perlu juga mengetahui masalah kesehatan yang sangat berguna dalam mempersiapkan diri dalam pembinaannya. Ini satu tulisan dari Prof. DR. Made Astawan diambil dari http://www.kompas. com/read/ xml/2008/ 09/26/16233198/ pala.mujarab. buat.perut.

TANAMAN multiguna dan komoditas ekspor Indonesia nonmigas utama ini kaya akan vitamin C, kalsium, dan fosfor. Pala juga biasa digunakan sebagai obat diare, kembung, mual, serta untuk meningkatkan daya cerna dan selera makan.

Salah satu oleh-oleh khas yang wajib diburu kalau berlibur ke Bogor dan Cianjur adalah manisan buah. Buah yang banyak diolah menjadi manisan adalah pala, mangga, kedondong, pepaya, kemang, kebembem, dan jambu biji.

Di Bogor, yang merupakan salah satu sentra produksi pala, manisan pala paling populer. Konon, manisan pala telah dikenal di Bogor sejak zaman Belanda, yaitu ketika petinggi-petinggi VOC banyak berdiam di kota hujan tersebut.

Ada dua jenis manisan pala, yaitu manisan pala basah dan manisan pala kering. Selain sebagai manisan, daging buah pala juga dapat diolah menjadi jeli, sirop, dodol, chutney, selai, sari buah, wine, dan cider pala.

Bagian buah pala yang paling tinggi nilai ekonominya adalah biji dan fuli. Biji umumnya digunakan pada makanan manis dan kaya rempah, seperti produk roti, dan juga sebagai bumbu dalam masakan daging serta produk minuman dan dessert. Sementara itu, fuli digunakan sebagai bahan flavor pada produk roti, seperti cake, cookies, pie, dan topping, juga sebagai bumbu pada masakan laut, pikel, dan minuman.

Populer Sejak Baheula
Tanaman pala termasuk dalam kelas Angiosperma, subkelas Dicotyledonae, ordo Ranales, family Myristiceae dan Myristica, terdiri dari 15 genus dan 250 species. Dari 15 genus tersebut, 5 di antaranya terdapat di daerah tropis Amerika, 6 di daerah tropis Afrika, dan 4 genus di daerah tropis Asia, termasuk Indonesia.

Tanaman pala (Myristica fragrans) merupakan salah satu tanaman rempah-rempah asli Indonesia yang daerah produksinya tersebar dari Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Aceh, dan Papua. Pada awal masa perdagangan (VOC), pala merupakan rempah-rempah yang dicari layaknya emas.

Hingga kini, peran pala sebagai mata dagang tradisional Indonesia di dunia masih sangat besar. Indonesia merupakan produsen utama pala dengan memasok sekitar 74 persen dari kebutuhan pala dunia (Puslitbangtri, 1990).

Pada zaman penjajahan Belanda, tanaman pala disebarkan ke berbagai pelosok daerah di Indonesia. Oleh karena itu, pala memiliki beberapa nama khas daerah, seperti falo (Nias), palo (Minangkabau) , pahalo (Lampung), pala (Sunda), paala bibinek (Madura), kalapelane (Seram), parang (Minahasa), dan gosoka (Halmahera, Tidore, dan Ternate).

Tanaman pala merupakan tanaman multiguna karena setiap bagiannya dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri. Biji, fuli, dan minyak atsiri dari pala merupakan yang paling banyak dieskpor, serta digunakan dalam industri makanan dan minuman. Minyak yang berasal dari biji, fuli, dan daun digunakan dalam industri obat-obatan, parfum, dan kosmetik.

Dalam industri obat-obatan, buah pala memiliki beragam khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Dalam dosis rendah, pala dapat digunakan untuk mengurangi flatulensi (kembung perut), meningkatkan daya cerna dan selera makan, serta untuk mengobati diare, muntah, dan mual (Chevallier, 2001).

Komponen myristicin yang terkandung dalam daging buah memiliki kemampuan sebagai agen insektisidal dan dianggap berkontribusi terhadap sifat halusinogen yang dapat menyebabkan halusinasi (Dorsey, 2001).

Di beberapa daerah, daging buah pala dibuang sebagai limbah setelah diambil biji dan fulinya. Hal tersebut patut disayangkan karena daging buah pala merupakan komponen terbesar dari buah pala segar (83,3 persen), dibanding fuli (3,22 persen), tempurung biji (3,94 persen), dan daging biji (9,54 persen).

Pemanfaatan buah pala secara optimal akan dapat meningkatkan pendapatan petani. Sebab, dengan pengembangan produk olahan strategis yang memanfaatkan limbah daging buah pala, bisa memberikan keuntungan ganda.

Kaya Komponen Volatil
Tanaman pala dapat tumbuh baik pada tanah dengan struktur gembur dan penuh humus, derajat keasaman tanah 5,5-6,5, pada dataran rendah hingga ± 700 m dari permukaan laut, dengan curah hujan antara 2.000-3.000 mm/tahun. Tanaman pala merupakan tanaman berumah dua (deoceous) yang berarti bunga jantan dan betina tidak terletak pada satu pohon. Ada juga pohon yang berkelamin dua atau hemaphrodit, tetapi jarang sekali terjadi.

Tanaman pala mulai berbunga setelah berumur 6-10 tahun, tergantung dari keadaan tanah dan iklim. Bunganya berwarna pucat, kecil, lunak, dan berbau harum serta berbentuk malai. Malai bunga jantan terdiri dari 1-10 bunga dan malai bunga betina 1-3 bunga. Jangka waktu pertumbuhan buah dari mulai persarian hingga masak petik tidak lebih dari sembilan bulan (Rismunandar, 1990).

Tanaman pala dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 meter, mahkota pohon yang bervariasi antara bentuk piramidal (kerucut), lonjong (silindris), dan bulat. Mulai berbuah setelah berumur 8-9 tahun, hasil maksimum pada umur 25 tahun dan dapat bertahan sampai umur 60 tahun.

Pohon pala yang telah berumur 10-12 tahun menghasilkan buah sekitar 800-2.000 buah per tahun dari 2-3 kali panen (Hadad, 2001). Buah pala berbentuk seperti buah pir, ujungnya meruncing, kulitnya licin, berdaging, dan cukup banyak mengandung air

Buah pala mempunyai daging buah keras, berwarna keputih-putihan, mengandung getah putih, dan rasanya kelat. Diameter buah pala bervarisi dari 3-9 cm. Bila buah telah masak di pohon, daging buah terbuka sehingga biji pala yang berwarna cokelat menjadi mudah terlihat.

Biji pala kaya akan lemak sehingga dapat diekstrak untuk menghasilkan minyak pala. Daging buah pala kaya kalsium, fosfor, vitamin C dan A, serta sedikit zat besi. Daging buah pala mengandung 29 komponen volatil (senyawa yang mudah menguap) dengan 23 komponen telah teridentifikasi dan 6 komponen lain belum teridentifikasi. Komponen yang paling banyak terkandung dalam minyak atsiri daging buah pala adalah á-pinen (8,7 persen), â-pinen (6,92 persen), ?-3-karen (3,54 persen), D-limonen (8 persen), á-terpinen (3,69 persen), 1,3,8-mentatrien (5,43 persen), ã-terpinen (4,9 persen), á-terpineol (11,23 persen), safrol (2,95 persen), dan myristicin (23,37 persen) (Hustiany, 1994).

Senyumlah

9 Oktober 2008. Setelah liburan panjang Lebaran, kemudia memasuki hari kerja setiap insan akan mulai dengan kelelahan atau kebahagian. Lelah karena pulang mudik, bahagia karena telah menjalankan ibadah selama 4 minggu.
Tetapi tentunya banyak orang yang dilihat tersenyum, tanda bahagianya. Andaikan setiap hari orang tersenyum seperti ini, istilah STRESS pasti menjauh dari dirinya. Dengan tersenyum tentunay akan mendapatkan senyuman dari oranglain. Saat ini dalam kehidupan dan persaingan yang keras,jarang terlihat orang tersenyum, semua orang dengan ekspresi muka yang kusut, penuh emosi, dan tidak bersahabat.

Yang jadi pertanyaan, apakah susah untuk tersenyum, senyum yang tulus kepada semua orang, tetapi bukan tersenyum sendiri nanti Bisa dikira orang gila lagi. Pernahkah Anda alami ketika suasana hati dalam kondisi yang sangat menjengkelkan, ingin marah, dan dunia terasa menghimpit hati, tiba-tiba sahabat datang dengan senyum-senyum sendiri… dan Anda pun sedikit geli dengan ulahnya yang membuat Anda mengeluarkan senyum seketika.

Sedikit efek yang ditularkan dari sahabat tersebut, ternyata dengan sedikit senyum yang Anda keluarkan maka, pikiran yang penat, dan suasana hati yang sedang galau sedikit mencair, dan Anda bisa berfikir jernih kembali, dan suasana hati dapat berubah.

Harus diakui kalau senyuman memiliki kekuatan luar biasa. Senyuman dapat membuat kita melihat dunia lebih indah. Senyum tulus dapat mencairkan hubungan yang beku, memberi semangat pada orang yang putus asa, membuat cerah suasana muram, obat penenang jiwa yang resah.

Mahalnya sebuah senyuman, percaya…? Banyak sponsor yang berani invest untuk program komedi yang Bisa membuat kita tersenyum seperti contoh acara empat mata, dengan ikon nya tukul arwana, hanya bertujuan membuat kita tersenyum.

Ternyata senyum itu Bisa menularkan kebahagian, ternyata senyum Bisa menualkan rasa bahagia dengan sesama kita, senyum adalah ibadah yang paling mudah yang bisa kita lakukan. senyum memang dapat membuat orang tampak ramah, menarik dan terbuka.

Tetapi dalam tersenyum janganlah senyum sinis, itu berarti anda sama dengan menabuh genderang permusuhan dengan seksama. Jujur saja suka dan senang melihat orang-orang tersenyum. Orang akan terlihat awet muda, cantik, menarik untuk dilihat. Tidak percaya coba anda tersenyum di balik kaca dan lihatlah wajah anda begitu menarik jikala tersenyum.

Percaya atau tidak senyum adalah bahasa universal yang dapat diterima di seluruh dunia sebagai bahasa persahabatan, semua orang akan menjadi ramah bila kita senyumi, walaupun kita datang ke suatu negara tanpa bisa berbahasa mereka, dengan memberi senyum, mereka akan membalas senyum kita.

kita akan sehat pikiran dan tubuh kita bila kita sering tersenyum, tapi sekarang ini banyak yang jarang tersenyum karena strees, banyak yang terkenya penyakit karena jarang tersenyum, terkena stress, struk dan penyakit lainya.

meski tersenyum kelihatannya seuatu yang sederhana, tapi berdampak luar biasa. Tersenyum adalah sesuatu yang dapat dilatih dengan kesadaran. Ingat, tersenyum adalah cara termudah untuk menghadiahi seseorang, tanpa biaya, memperkaya si penerima tanpa mempermiskin si pemberi. Sekilas, namun tahan lama. Senyum adalah sesuatu yang tidak berharga bagi seseorang kecuali diberikan.

Kita tidak hanya tersenyum jikala kita senang dan berhasil, cobalah kita tersenyum dikala kita susauh dan gagal. Senyum dikala susah dan gagal akan memberi warna lain dalam hidupkita dan
Jadi Kenapa kita masih susah tersenyum, karena hanya dengan senyum kita bisa membuat orang lain senang, kita jadi sehat, menambah sahabat, dan keutungan lainya. Mulailah tersenyum dengan orang terdekat anda, sahabat, teman kerja, rekan bisnis, keluarga. Dengan tersenyum Kita Akan menabung sebuah hal positif dalam rekening bank emosi kita.

"Tersenyum adalah perilaku yang sangat menyenangkan. Dalam senyuman, terpancar perasaan dan perilaku positif, keramahan, kegembiraan, kesopanan, dan rasa hormat."

"dengan sebuah senyum akan membuat dunia menjadi damai dan menyenangkan"

"Tuhan memberi manusia dengan jalannya masing-masing, hadapi semuanya dengan senyum dan hidup ini akan terasa mudah"

Maka tersenyumlah.

Dalam perenunganku, Untuk meraih kembali mimpi dan sukses dengan senyum. (Erwin Arianto)

Rabu, 08 Oktober 2008

Banyak Pihak Tidak Tahu cara buat TDP

9 Oktober 2008. Turnamen tenis merupakan salah satu bagian dari pembinaan dalam dunia olahraga. Pembinaan tidak bisa dipisahkan dari Turnamen. Ini kenyataannya. Bahkan di International Tennis Federation (ITF), bidang turnamen merupakan salah bagian dari bidang Pembinaan (Development).
Pengamatan selama ini, disetiap Provinsi selalu ada Turnamen tenis. Baik dalam rangka HUT Kemerdekaan, HUT Provinsi atau HUT Kotamadya dan Kabupaten bahkan HUT instansi juga ada.
Hanya bedanya adalah turnamen tersebut adalah turnamen hura hura (istilah kasarnya), karena yang dipertandingkan adalah turnamen veteran alias istilah dilapangan turnamen bapak bapak, sedangkan yang main ada juga ibu ibu.

Sebagai pembina seharusnya yang dipikirkan adalah turnamen pembinaan khususnya kelompok yunior dan kelompok umum.

Masalahnya adalah banyak pihak tidak tahu bagaimana caranya agar bisa masuk TDP (Turnamen Diakui Pelti). Selama ini August Ferry Raturandang selalu menganjurkan kepada rekan rekan didaerah jika selama ini sudah sering selenggarakan turnamen bapak bapak tersebut. "Toh juga keluar uang yang kadang kadang hadiahnya aduhai. Pernah mendengar kalau hadiah yang keluar sama dengan hadiah TDP, kenapa tidak bisa."
Banyak keuntungan jika turnamen masuk TDP, berarti akan masuk dalam kalender kegiatan Pelti yang setiap bulan diedarkan keseluruh masyarakat tenis melalui Pelti dan klub klub dan pelatih tenis. Disamping itu pula nilai jual mendapatkan sponsor lebih besar.

Yang pertama dibutuhkan adalah lapangan untuk pertandingan. Turnamen yunior berbeda dengan turnamen kelompok umum. Bagi kelompok umum cukup dibutuhkan 4 (empat) lapangan yang dalam satu lokasi atau berbeda lokasi. Beda lokasi bukan masalah, yang penting ada komunikasi dan transportasi. Kelompok yunior agak berbeda tergantung jumlah event yang dipertandingkan.

Setelah itu formulir Pendaftaran TDP dilengkapi datanya dan hubungi Pengprov Pelti setempat untuk mendapatkan pengakuan dan akhirnya dikirimkan ke PP Pelti di Jakarta.

PP Pelti akan keluarkan SK PP Pelti mengenai pengakuannya dan penunjukkan Referee dan asistennya dilakukan oleh PP Pelti. Masalah wasit tidak harus gunakan wasit nasional. Bisa saja menggunakan wasit wasit lokal. Dan bisa juga dilakukan penataran wasit sebelum pelaksanaan turnamen tersebut sehingga bisa digunakan untuk TDP tersebut. Disamping itu pula adakewajiban membayar sanction fee sebesar 10 % untuk prize money dibawah Rp. 60 juta dan 5 % jika diatas Rp. 60 juta.

Ada keluhan sebelumnya dari pelaksanan TDP, ada informasi harus gunakan wasit nasional yang mayoritas berasal dari Jawa sehingga akan menjadi beban bagi pelaksana TDP. Begitu juga keluhan menggunakan wasit dari kalangan tertentu. Hal ini yang tidak diperkenankan terjadi, karena pelaksanan bebas memilih wasit yang bertugas. Indikasi terjadi "mafia wasit" sudah pernah didengar oleh August Ferry Raturandang dan sekarang sedang diselidiki kebenarannya. Karena selama ini ada koordinatornya yang aktip menghubungi pelaksanan TDP untuk menggunakan wasit. Hal ini bisa dicegah jika pelaksana TDP mau berkomunikasi dengan induk organisasi tenis yaitu PP Pelti.

Pelaksana juga harus siap mengirimkan hasil pertandingan setiap hari ke PP Pelti emlalui fax atau email sehingga berita turnamen bisa dimonitor masyarakat tenis karena amsuk dalam publikasinya.